Cawapres Prabowo Belum Tentu Muhaimin

Abadikini.com, JAKARTA – Partai Gerindra masih mempertimbangkan segala aspek dalam menentukan cawapres pendamping Prabowo Subianto. Salah satunya, hasil survei. Dengan kondisi ini, Muhaimin Iskandar alias Imin belum tentu lolos menjadi cawapres. Sebab, hasil survei Imin selama ini masih kecil.

Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menerangkan, dalam kesepakatan di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, capres-cawapres akan ditentukan bersama antara Prabowo dengan Imin. Nah, dalam penentuan ini, pihaknya terus menerima masukan dari berbagai pihak untuk dijadikan pertimbangan.

Selain masukan dari masyarakat, Prabowo juga mendengarkan saran dari pengamat politik dan memonitor hasil survei.

“Kita masih lihat-lihat dulu (siapa cawapres yang tepat). Prabowo dan Gus Muhaimin Iskandar, tentu menerima masukan dari banyak pihak dari banyak orang dan juga apa yang disampaikan para pengamat, apa yang disampaikan para surveyor,” kata Habiburokhman, di Gedung DPR, Jumat (23/6).

Ia mencontohkan, ada usulan Prabowo dengan sosok A. Di lain pihak, ada yang mengusulkan Prabowo dengan sosok B. “Masukan-masukan itu ditampung dan dijadikan bahan kajian oleh Pak Prabowo dan Gus Muhaimin,” ungkap Habiburokhman.

Dalam survei-survei cawapres selama ini, nama Imin jarang masuk papan atas. Seperti survei Indikator Politik Indonesia. Dalam survei ini, Imin cuma ada di posisi kedelapan, dengan elektabilitas hanya 2,4 persen. Posisi pertama diduduki Erick Thohir dengan 15,5 persen. Sedangkan posisi kedua ditempati Ridwan Kamil dengan 15,4 persen, dan posisi ketiga Mahfud MD dengan 13,4 persen.

Lalu, di survei Charta Politika, Imin ada di urutan ketujuh dengan elektabilitas 3,5 persen. Posisi pertamanya dipegang Sandiaga Uno dengan 19,8 persen. Lalu, posisi kedua oleh Ridwan Kamil dengan 18,4 persen, dan posisi ketiga Mahfud MD dengan 15,2 persen.

Kemudian, di Lembaga Survei Indonesia, posisi Imin lebih rendah lagi, yaitu di urutan ke-12. Imin hanya mampu mendapat elektabilitas 0,7 persen.

Namun, ada juga survei yang mengunggulkan Imin. Salah satunya PolMark Indonesia. Dari survei ini, Imin unggul sebagai kandidat cawapres dari Jawa Timur. Imin menempati posisi teratas dengan 11, 5 persen. Di bawahnya ada Khofifah Indar Parawansa 5, 8 persen, Ridwan Kamil 1,9 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 1,8 persen, Puan Maharani 1,5 persen.

Dari sisi perbincangan publik, saat ini, yang nama mencuat untuk mendampingi Prabowo justru Erick. Apalagi usai keduanya tampil akrab saat menonton laga FIFA Matchday Indonesia vs Argentina, di GBK, Senayan, Senin malam lalu.

PKB nampak kurang happy dengan melambungnya wacana duet Prabowo-Erick. Wasekjen PKB Syaiful Huda menegaskan, Prabowo dan Imin sudah mengikat janji dan meneken kontrak kerja saat Gerindra dan PKB menjalin koalisi. Bagi PKB, janji itu seperti tunangan, yang mengindikasikan Imin bakal menjadi cawapres Pranowo. “Karena ini levelnya sudah tunangan,” kata Huda.

Karena itu, ia minta agar parpol lain, seperti PAN, yang sedang mencoba menjodohkan Prabowo dengan Erick agar menghormati ikatan janji tersebut. Ia mempersilakan PAN bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, tapi jangan menjadi orang ketiga antara Prabowo dan Imin.

“Jangan jadi pihak ketiga. Karena (Prabowo-Imin) ini sudah tunangan, tinggal nentuin resepsi saja,” ucapnya.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengungkapkan, dengan sikap Gerindra saat ini, cawapres Prabowo belum tentu Imin. Yang justru potensial adalah Erick.

Menurutnya, duet Prabowo-Erick sangat mungkin terwujud lantaran mendapat restu dari Jokowi. Restu tersebut kata dia tersirat dari cara Jokowi menempatkan Prabowo dan Erick di laga FIFA Matchday Indonesia vs Argentina.

“Soal Prabowo-Erick mungkin-mungkin saja, karena Erick juga sebagai salah satu cawapres paling potensial pada hari ini karena memiliki elektabilitas, punya basis sosial dan dukungan parpol,” ujar Qodari.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker