MS Kaban: Hutang itu Riba Yang Menyusahkan Negara dan Rakyat Indonesia

abadikini.com, JAKARTA- Utang pemerintah per akhir Juli 2017 telah menembus angka Rp3.779 triliun. Jumlah ini tentu sangat mengkhawatirkan karena negara bisa bangkrut jika tidak bisa membayar utang tersebut.

Menurut data Kementerian Keuangan, Selasa (22/8/2017), penambahan utang neto selama bulan Juli 2017 sebesar Rp73,47 triliun berasal dari penerbitan SBN (neto) sebesar Rp65,50 triliun dan penarikan pinjaman (neto) sebesar Rp7,96 triliun.

Selama bulan Juli 2017, telah dilakukan lelang penerbitan SBN dengan total penerbitan (bruto) mencapai Rp89,37 triliun, sedangkan penarikan pinjaman (bruto) sebesar Rp6,1 triliun. Selama bulan Juli ini minat investor terhadap SBN masih cukup tinggi dimana penawaran yang dimenangkan lebih kecil dari yang penawaran yang masuk (rata-rata bid-to-cover ratio lelang penerbitan SBN bulan Juli sebesar 2,66)

Pemerintah tetap berupaya mengelola risiko utang dengan baik, termasuk risiko pembiayaan kembali, risiko tingkat bunga,dan risiko nilai tukar.

Pemanfaatan utang

Pemanfaatan utang pemerintah, terutama yang berasal dari pinjaman, antara lain ditujukan untuk pembiayaan proyek yang dilaksanakan oleh beberapa Kementerian/Lembaga.

Hingga bulan Juli 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pertahanan merupakan 3 kementerian yang memiliki porsi terbesar dalam hal pemanfaatan utang untuk pembiayaan proyek.

Berdasarkan sektornya, porsi terbesar pemanfaatan utang pemerintah ditujukan ke sektor Keuangan, Jasa, dan Banguna (75,79 % dari total outstanding pinjaman), disamping beberapa sektor ekonomi lainnya

Utang membengkak

Ketua Dewan Syuora Partai Bulan Bintang (PBB), MS Kaban, ikut berkomentar terkait besarnya jumlah utang luar negeri Indonesia. Menurutnya, utang tidak bisa mensejahterakan rakyat Indonesia.

“Utang luar negeri Indonesia tdk mungkin memakmurkan rakyat Indonesia, utang itu riba/rentenir yang menyusahkan negara dan rakyat Indonesia,” tulis MS Kaban di akun Twitternya, @hmskaban.

Mantan Menteri Kehutanan era presiden SBY ini menilai membengkaknya utang luar negeri pemerintah ibarat pepatah besar pasak daripada tiang. Berarti utang luar negeri lebih besar dari kemampuan bayar.

“Ini isyarat kebangkrutan, piye iki pak Pres tega. Apalah arti jd Pemimpin/Presiden klau rakyat makin susah dan hutang luar negeri semakin bejibun,” tegasnya. (ak/rima)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker