Giliran Politisi Muslim Desak Belanda Lindungi Masjid

Abadikini.com, HAGUE – Setelah sejumlah tokoh Muslim Belanda angkat bicara terkait dengan pentingnya pemerintah mengambil langkah-langkah keamanan menjaga masjid, giliran para politisi Muslim di Belanda meminta perlindungan bagi masjid-masjid dan Islamic Centre dari kelompok sayap-kanan dan pendukung PKK.

Pemimpin Partai Denk, Tunahan Kuzu, mengatakan mereka menekankan pentingnya melindungi masjid dari meningkatnya Islamofobia.

Dia mencatat, lebih dari 300 insiden serangan terhadap masjid terjadi selama 10 tahun terakhir.

Kuzu mengatakan, perlindungan terhadap masjid di Amsterdam hanyalah permulaan. Tindakan itu juga harus dilakukan di kota-kota lainnya di Belanda.

“Jendela masjid hancur, orang meninggalkan catatan ancaman dan kepala babi di depan masjid,” kata dia dilansir di Anadolu Agency, Jumat (1/2/2019).

Dia menyebutkan beberapa tahun yang lalu, sejumlah orang tak dikenal menyerang masjid di Kota Enschede menggunakan bom Molotov.

“Saya mengimbau masyarakat Muslim untuk berbicara tentang ketakutan mereka,” kata dia.

Kuzu mengatakan, beberapa partai politik tidak ingin mengambil tindakan terhadap serangan di masjid namun partainya mengemukakan masalah itu setiap kali mereka memiliki kesempatan.

Pasalnya, cepat atau lambat semua orang akan menyadari pentingnya mengambil tindakan keamanan terhadap serangan-serangan tersebut.

“Kami mendapatkan hasil pertama dari Amsterdam dan kami akan terus berjuang untuk itu,” ujarnya.

Ketika pemerintah menyisihkan sebesar 1,5 juta euro untuk melindungi sinagog pada 2015, Partai Denk mendukungnya.

Akan tetapi, ia menyatakan semua kelompok agama layak mendapatkan keselamatan yang sama karena itu adalah tugas utama negara.

Kuzu menekankan pentingnya pemilu mendatang pada 20 Maret untuk membawa isu ini.

Pekan lalu, Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, mengatakan mereka akan melindungi masjid dan pusat Islam karena meningkatnya ancaman Islamofobia.

Mantan pemimpin sayap-kanan Partai Kebebasan Belanda (PVV), Arnoud Van Doorn, mengatakan meskipun keputusan untuk melindungi masjid di Amsterdam adalah perkembangan penting, keputusan itu sangat terlambat.

Dia berpikir bahwa anti-Semitisme adalah masalah. Di sisi lain, serangan terhadap sinagog menurun sementara serangan terhadap masjid dan pusat-pusat Islam meningkat.

“Seharusnya tidak ada diskriminasi dalam melindungi kedua tempat ibadah. Pejabat harus mengambil tindakan terhadap ancaman,” kata Doorn.

Editor
Arkan Adib Wiratama
Sumber Berita
Republika
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker