Planet Berair Ditemukan di Dekat Bumi, Berpotensi Dihuni

Abadikini.com, JAKARTA – Dilaporkan para ahli dari European Space Observatory (ESO) telah menemukan tiga planet yang posisinya berdekatan dengan Bumi. Planet-planet itu dikabarkan memiliki cadangan air sehingga layak dihuni.

Para ilmuwan mengamati planet itu menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik ESO, planet itu diketahui berjarak 35 tahun cahaya dari Bumi.

“Planet di zona layak huni mungkin memiliki atmosfer yang dapat melindungi dan mendukung kehidupan,” kata Maria Osorio dari Center for Atrobiology di Madrid, Spanyol.

Dengan menggunakan VLT ESO, tim menyimpulkan tiga planet yang ditemukan itu mengandung air di dasar dan atmosfernya. Sedangkan dua planet yang terdekat dekat dengan Matahari disebut lebih kering, dan hanya memiliki 30 persen kandungan air.

Penemuan ini dijuluki L 98-59 dan TOI-175, di dekat konstelasi Volans. Hasilnya merupakan langkah penting dalam pencarian untuk menemukan kehidupan di planet lain di luar tata surya. Para peneliti ESO mengatakan planet-planet yang terpapar Matahari itu diklaim membantu kehidupan di permukaannya.

“Kami telah mengejar planet terestrial sejak kelahiran astronomi,” kata Olivier Demangeon, seorang peneliti di Instituto de Astrofísica e Ciências do Espaço, Universitas Porto di Portugal.

“Sekarang kita akhirnya semakin dekat dengan deteksi planet terestrial di zona layak huni [dekat] Matahari, di mana kita bisa mempelajari atmosfernya,” ungkapnya.

Dikutip Forbes, studi tentang atmosfer planet ekstrasurya dinilai sangat penting karena dapat mengungkap keberadaan biosignatures seperti oksigen dan metana, yang dianggap sebagai bukti ilmiah kehidupan masa lalu atau sekarang. Namun, teleskop saat ini tidak memiliki kemampuan untuk mempelajarinya.

Penemuan sejauh ini menempatkan L 98-59 pada daftar “yang harus diteliti” ke depan yang tentunya menggunakan teknologi khusus bukan sekadar teleskop yang ada saat ini.

Untuk diketahui, para astronom pertama kali melihat tiga planet L 98-59 pada 2019 menggunakan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA mengutip Science Daily.

Satelit itu mengandalkan teknik yang disebut metode transit, di mana penurunan cahaya yang datang dari bintang yang disebabkan oleh planet yang lewat di depannya digunakan untuk menyimpulkan sifat-sifat planet dan mengukur ukurannya.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker