Perubahan Drastis Jepang Akibat Restorasi Pemimpin Muda (Meiji)

Abadikini.com – Sampai pertengahan abad ke-19, masyarakat Jepang masih menganut sistem monarki feodal, yang sangat menutup diri dari dunia luar. Keadaan itu membuat struktur sosial dan sistem politik internasional di Jepang tidak mengalami perubahan signifikan selama berabad-abad.

Sekitar tahun 660 SM, kaisar demi kaisar secara berturut-turut bergantian memerintah Jepang dari berbagai generasi keluarga yang biasa disebut klan. Para pemimpin kekaisaran Jepang menamakan dirinya sebagai tenshi (putra langit).

Salah satu penyebab Jepang sangat tertutup dari budaya luar adalah letak geografis negara kepulauan itu terpisah dari daratan utama Asia. Bukan cuma terisolasi di benuanya sendiri, melainkan juga oleh negara yang terhalang lautan luas.

Maka tidak berlebihan jika para sejarawan menyebut Jepang sebagai negara yang terabaikan dari sejarah peradaban dunia. Namun, kondisi seperti itu rupanya menjadi hal yang diinginkan tiap kaisar berkuasa Jepang sampai abad ke-19.

Masyarakat Jepang dilarang untuk pergi dari wilayahnya, sesuai dengan maklumat resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang tahun 1636.

Pemerintah juga melarang pedagang asing melakukan kegiatan ekonomi di negaranya, sekalipun setelah tahun 1842 terdapat beberapa pelabuhan yang mengizinkan kapal-kapal asing singgah untuk mengisi bahan bakar dan bahan makanan.

Perubahan terjadi pasca Kapten Angkatan Laut Amerika, Matthew Calbraith Perry, pada 8 Juli 1853 berlayar menuju Teluk Edo dengan sejumlah kapal perang, serta pesan dari Presiden Millard Filmore. Pesan itu berisi ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap Jepang jika tidak membuka jalur perdagangan.

Pemerintah AS memberi waktu kepada Jepang selama satu tahun untuk mempertimbangkan ultimatum tersebut. Jika menolak, maka Amerika akan mengirim kapal perang dan menggempur Jepang.

Di waktu yang telah dijanjikan, pasukan AS kembali datang ke tanah Nippon. 31 Maret 1854, ditandatangani perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Kanagawa. Dari situlah, Jepang akhirnya bergabung dengan komunitas dunia.

Menjelang tahun 1858, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, telah mendirikan pangkalan-pangkalan militer di Jepang. Tetapi keadaan itu menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Jepang. Banyak dari mereka tidak setuju hadirnya bangsa asing di tanah airnya.

6 April 1868, Kaisar Mutsuhito, pemimpin muda yang dikenal sebagai Meiji, membuat peraturan melarang aktivitas anti-asing di seluruh wilayah Jepang. Ia pun menginisiasi program memodernisasikan Negeri Sakura, salah satunya mengimpor mesin dari negara-negara di Eropa semasa Revolusi Industri.

Sebenarnya teknologi mereka di segala bidang sudah cukup maju untuk ukuran negara yang menutup diri dari kebudayaan barat. Saat Kapten Perry tiba pertama kali di Teluk Edo tahun 1853, teknologi di sana sudah setara dengan Eropa di tahun 1550-an.

Kualitas masyarakat Jepang sampai detik ini masih terus memukau dunia, terbukti ketika mereka dapat menyamai teknologi Eropa dan Amerika Serikat, hanya dalam waktu seperempat abad usai memulai Restorasi Meiji pada 1868.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker