Jika ada Gaduh dan Provokasi 22 Mei, Mahasiswa akan Lawan

Abadikini.com, JAKARTA – Masyarakat diimbau tidak khawatir terkait berbagai isu keamanan terkait pengumuman rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Mei mendatang. Pemerintah bersama TNI, Polri telah menyiapkan diri untuk mengamankan pelaksanaan rekapitulasi tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai menerima Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa DKI Jakarta yang menamakan diri Komite Mahasiswa Jakarta Raya di ruang rapat utama Kantor Staf Presiden, Senin (20/5/2019).

Dalam siaran pers Kantor Staf Presiden, Moeldoko yang didampingi Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Eddy Soepadmo dan Deputi IV KSP Eko Sulistyo menyampaikan terimakasih kepada mahasiswa yang menyatakan peduli dengan situasi nasional saat ini.

“Masyarakat tak perlu cemas. Kita sudah cukup dewasa dengan berbagai aksi unjuk rasa yang terjadi dan buktinya selalu aman,” ungkap Panglima TNI periode 2013-2015 ini.

Moeldoko menekankan, aksi-aksi seperti itu menjadi tidak dewasa ketika sudah ada yang menunggangi, tetapi pemerintah bersama TNI dan Polri bertindak sikap melakukan antisipasi segala kemungkinan terjadi.

“Kami menengarai, ada upaya sistematis untuk mengelola situasi ini supaya jadi chaos. Ada yang mau demo bawa senjata, mau jadi martir, tetapi polisi sudah bertindak cepat mengatasi, termasuk rencana kegiatan terorisme pada aksi itu,” tegas Moeldoko.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu juga membantah berbagai langkah pemerintah mengantisipasi gejolak politik dianggap sebagai langkah kembali ke arah otoritarianisme.

“Sama sekali tidak ada maksud seperti itu. Semua masih dalam batas-batas demokrasi. Mari kita bicara masa depan, jangan berpikir ke masa lalu,” tegasnya.

Sementara itu, koordinator mahasiswa Agung Tamtam Butarbutar menyatakan, kedatangan mahasiswa ini untuk menyampaikan dukungan dan memberikan apresiasi kepada pemerintah atas terselenggaranya rangkaian Pemilu 2019 dengan baik.

“Pemilu telah berjalan dengan baik. Kalaupun masih ada kekurangannya, masih dalam batas-batas kewajaran. Untuk itu kami tegaskan, siapapun yang melakukan provokasi akan berhadapan dengan mahasiswa,” kata Tamtam.

Tamtam pun meminta agar pemerintah melibatkan mahasiswa dalam proses rekonsiliasi bangsa, karena polarisasi akibat pemilu terjadi ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda.

“Sekarang saatnya tinggalkan kubu-kubu 01 dan 02, kita semua bersama mewujudkan Sila Ketiga Pancasila: Persatuan Indonesia,” tegas mahasiswa Universitas Jayabaya itu.

Editor
Rafael N
Sumber Berita
beritasatu

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker