Trending Topik

Sisi Gelap Tren Berenang di Sungai Aare Swiss

Abadikini.com, BERN – Kepolisian dan Tim Pencari kota Bern, Swiss, untuk sementara menghentikan operasi pencarian Emmeril Kahn Mumtadz yang diduga hanyut saat Berenang di sungai Aare, karena kondisi sudah mulai gelap pada Kamis waktu Bern, atau Jumat waktu (27/5/2022) waktu Indonesia.

Swissinfo melaporkan, Kedutaan Besar Indonesia untuk Swiss di Bern meminta bantuan kepolisian setempat untuk menemukan putra gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang terakhir terlihat berenang di Sungai Aare pada Kamis (26/5).

Emmeril dan keluarga saat itu berada di Swiss mencari sekolah untuknya melanjutkan studi ke jenjang S2. Namun saat berenang di sungai di pinggiran ibu kota Swiss itu, Emmeril dilaporkan terseret arus.

Berenang di Sungai, Hiburan Populer di Musim Panas

Berenang di sungai dan danau adalah hiburan musim panas yang populer di Swiss. Ribuan pekerja kantoran di Jenewa, Basel, Bern, Zurich dan di tempat lain menghabiskan istirahat makan siang mereka dengan berenang di sungai atau danau, dan kembali untuk berenang setelah bekerja.

Kegiatan ini menjadi lebih menarik karena suhu rata-rata naik. Pihak otoritas setempat pun harus terus memantau situasi untuk menjamin keselamatan dan keamanan.

Tenggelam adalah penyebab kematian yang relatif jarang jika melihat ukuran populasi Swiss. Aturan berenang di sungai Aare sendiri hanya diizinkan bagi perenang bertubuh kuat, menurut aturan berenang di sungai dari pemerintah kota.

Statistik terbaru dari Swiss Life Saving Association menyatakan, 46 orang tenggelam di danau dan sungai pada tahun 2020, jauh turun dari 89 kematian tenggelam yang tercatat pada tahun gelombang panas tahun 2003.

Berenang di sungai kota sangat populer di Swiss. Namun, hiburan bisa berbahaya dan jumlah kecelakaan meningkat setiap tahun.

Sebab Pencarian Sulit Dilakukan

Ada dua penyebab sulitnya mencari Emmeril atau sering dipanggil Eril yang terseret arus Sungai Aare sejak Kamis (26/5).

Dikutip dari Kompas.com, Humas Polisi Bern Patrick Jean menyebutkan dua alasan sulitnya mencari orang hilang atau tenggelam di sungai terpanjang di Swiss itu.

Pertama, air Sungai Aare sedang keruh karena lelehan salju. Kedua, pencarian hanya bisa dilakukan dengan perahu dan berjalan kaki karena banyak pohon di sekitar Aare, sehingga tidak memungkinkan mencari memakai helikopter.

Berenang di sungai menjadi semakin populer di Swiss. Tetapi, tren itu berarti lebih banyak perenang yang harus diselamatkan dari tenggelam.

Selama 20 tahun terakhir, operasi penyelamatan di Rhine di Basel terus meningkat, seperti laporan Swissinfo.

Sekarang setiap musim panas, patroli berlayar dan memantau di sungai Rhine selama sepuluh jam setiap hari. Pemadam kebakaran, petugas perbatasan dan polisi berbagi tugas.

Tujuannya tidak hanya untuk berada di sana secepat mungkin dalam keadaan darurat, tetapi juga untuk mencegah kecelakaan sejak awal, karena sungai kota membawa bahaya khusus mereka sendiri.

Di sungai Bern, berenang menarik ribuan orang di hari yang panas.

Tidak ada patroli di sepanjang sungai Aare yang melewati pinggir kota Bern. Sebagai gantinya, poster peringatan terpampang. Menurut masyarakat penyelamat nyawa Swiss, sebagian besar korban adalah pria muda.

Berkat kualitas air yang semakin baik, semakin banyak orang yang pergi ke sungai Swiss dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi semakin banyak orang, urusan keamanan dan keselamatan di sungai semakin menjadi tantangan bagi semua orang yang terlibat.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker