Warga Kampung Bandan Mengungsi Usai Kebakaran, Anies Dikritik Soal Rusunawa

Abadikini.com, JAKARTA – Ratusan rumah terbakar di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Akibatnya ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan mengungsi.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta yang juga Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, meminta agar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, segera membangun rumah susun sewa untuk untuk warga Kampung Bandan.

“Kalau Pak Anies punya program rusunami monggo, rusunawa juga. Ini pilihan warga Jakarta. Ini kan pilihan warga. Kalau warga punya duit, silakan rusunami. Kalau kurang mampu, silakan rusunawa. Pak Anies memberikan pilihan kepada warga Jakarta. Tapi kan nggak mau melakukan itu,” kata Gembong saat dihubungi wartawan, Senin (13/5/2019).

Kebakaran di Kampung Bandan

Dia menambahkan, sejak 2017 hampir tidak ada pembangunan rusunawa. Akibatnya, banyak warga kurang mampu tak punya hunian layak. Padahal itu sangat membantu apalagi jika ada warga mengungsi.

Gembong juga menganggap Pemprov DKI Jakarta belum berhasil menangani kebakaran yang sering terjadi. Menurutnya, solusi kebakaran harusnya disiapkan oleh semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Hal tersebut tidak seharusnya hanya dilimpahkan kepada Dinas Pemadam Kebakaran.

“Semua stakeholder, harus semua. Kalau dilihat di lapangan, di pemukiman padat (yang) jadi persoalan lahan, itu kita harus jujur, soal lahan jadi persoalan. Persoalan itu harus kita lihat bagaimana mengentaskannya,” ucap Gembong.

“Artinya tugas seluruh pemangku kepentingan agar terobosan kasus itu bisa diselesaikan bersama,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mendatangi lokasi kebakaran. Ia mengatakan belum ada rencana relokasi bagi warga.

Namun, Anies menjamin adanya bantuan dan perlengkapan bagi korban kebakaran selama di tenda pengungsian.

“Sekarang masih pakai tenda dulu sambil kita berbicara dengan kereta api tentang wilayah ini,” tutur Anies.

Meski begitu, jumlah tenda tidak dapat menampung 3.500 warga yang kehilangan tempat tinggal. Akibatnya, ratusan warga memilih tidur di emperan dan selasar toko menggunakan alas seadanya.

Kondisi ini juga membuat anak-anak dan balita tidur di tempat terbuka tanpa alas dan selimut memadai.

Editor
Irwansyah
Sumber Berita
merdeka

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker