Mengenal Varian Rekombinan Covid-19, XD, XE dan XF

Abadikini.com, JAKARTA – Covid-19 Varian XE, yang sempat dikhawatirkan para Epidemiolog, disebut belum bisa bicara banyak meski berpotensi memicu gejala parah.
Para peneliti di beberapa negara telah mengidentifikasi varian hibrida dari strain Delta dan Omicron dari virus corona.

Mereka juga telah menemukan satu varian rekombinan dari subgaris keturunan Omicron, yang telah menunjukkan tanda-tanda awal menjadi lebih menular daripada varian induknya.
Badan Kesehatan Inggris (Health Security Agency/HSA) disebut tengah memantau tiga garis keturunan rekombinan: XD, XE dan XF.

XD adalah hibrida dari Delta dan BA.1, subketurunan dari varian Omicron dan telah ditemukan sebagian besar di Prancis, Denmark dan Belgia;

XE adalah rekombinan dari dua subketurunan varian Omicron, BA.1 dan BA.2 alias ‘Son of Omicron’; XF adalah rekombinan antara Delta dan BA.1 yang sejauh ini hanya terdeteksi di Inggris.

Dikutip dari South China Morning Post, para peneliti mendeteksi varian XE sebagai kombinasi dari varian omicron BA.1 asli dan subvarian BA.2 tetapi memiliki tiga mutasi yang tidak ada dalam urutan induknya dan hanya ditemukan di Inggris.

Jenis kombinasi ini dikenal sebagai varian “rekombinan”.

Pada 22 Maret, Health Security Agency (HSA) telah mengidentifikasi 637 kasus XE di Inggris dengan membandingkan sampel genom subvarian BA.2 dari Omicron, varian dominan di Inggris, dan menemukan bahwa 9,8 persen XE lebih mudah menular.

Lembaga tersebut juga memperingatkan bahwa data yang didapat saat ini masih tahap awal. Namun, tingkat pertumbuhan diperkirakan akan membuat penularan yang lebih banyak.

Para peneliti melaporkan rekombinasi genom antara varian Delta dan Alpha pada 26 sampel pasien Sars-CoV-2 di Jepang dan antara varian Alpha dan varian B.1.177, pertama kali dilaporkan di Spanyol pada musim panas 2020.

Susan Hopkins, ahli dari HSA, mengatakan varian rekombinan bukanlah hal yang aneh terutama ketika ada beberapa varian yang beredar.

“Beberapa telah diidentifikasi selama pandemi hingga saat ini. Seperti varian lainnya, sebagian besar akan mati relatif cepat,” kata Hopkins dikutip dari ABC News.

Pakar kesehatan masyarakat mengatakan bahwa varian rekombinan sangat umum dan sering muncul dan menghilang dengan sendirinya.

“Saat ini, benar-benar tidak ada masalah kesehatan masyarakat,” kata Dr. John Brownstein, ahli epidemiologi dan kepala inovasi di Rumah Sakit Anak Boston.

“Varian rekombinan terjadi berulang-ulang. Faktanya, alasan mengapa ini adalah rekombinan varian XE adalah karena kami sudah memiliki XA, XB, XC, XD, dan tidak ada satupun yang menjadi perhatian nyata,” lanjutnya.

XE sendiri mencakup kurang dari 1 persen dari total kasus Covid-19 yang telah menjalani pengurutan genom di Inggris Raya, dan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian tersebut dapat lolos dari vaksin, menyebabkan penyakit yang lebih parah, atau lebih mematikan.

“Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi, dan kami belum dapat memastikan apakah itu berdampak pada pertumbuhan yang sebenarnya,” timpal Susan Hopkins.

Namun demikian, Virolog Tom Peacock dari Imperial College London mengatakan varian ini adalah rekombinan yang harus diperhatikan karena penyebarannya ke beberapa negara dan penyertaan varian Delta, yang pernah menyebabkan banyak pasien dengan gejala parah.

“Kekhawatirannya adalah jika ada perubahan non-struktural di [varian] Delta yang berkontribusi pada tingkat keparahan dan/atau replikasi sel,” kicau Peacock dalam akun Twitter-nya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker