Atasi Degradasi Kebangsaan dan Perkuat Silaturahmi

Dalam penelitiannya, ia menjelaskan bahwa, Islam itu mengajarkan rahmatan lil ‘alamin yang sudah lama dijalankan di Indonesia.

“Semboyan NKRI Harga Mati itu tidak hanya berbangsa dan bernegara saja, tapi itu juga termasuk bagian dari dakwah agama,” bebernya di hadapan perwakilan DPD LDII Kab/Kota se-Jatim.

Ali Maschan menambahkan bahwa, negara Islam atau khilafah itu tidak ada. Dalam Al-Qur’an hanya ada lafadz kholifah atau pengganti.

“Sebelum Nabi wafat, beliau berpesan kepada pengikutnya supaya ada penggantinya. Dan itu bukan mengganti sistem negaranya,” tegasnya.

Ia mencontohkan Nabi Muhammad SAW pernah mendirikan negara Madinah yang di dalamny terdapat beberapa keberagaman suku, dan itu menjadi gambaran bahwa Nabi menghargai keberagaman suku dan bangsa.

“Nabi dulu mendirikan negara Madinah beragam jenis suku di dalamnya. Ada orang Yahudi, orang musyrik, Islam, Kristen semua jadi satu. Makanya tatanan negara Madinah sudah menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di dalam sistemnya.

Apa yang disampaikan beliau termasuk dakwah yang merangkul, sehingga membuat perbedaan di negara Madinah bisa saling rukun,” ucap Ali Maschan yang juga menjadi Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim.

Sementara itu, Kasubdit Sosbud Ditintelkam Polda Jatim, AKBP Agus Prasetyo memberi paparan terkait tema acara yakni “Pancasila dalam Tindakan, Perkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

“Kita secara khusus pernah diajari yang namanya Pancasila. Generasi kini saya rasakan makin beda. Kita tidak hanya diajarkan Pancasila di sekolah, tapi perlu juga melihat bagaimana negara kita. Jadi kita tidak selalu protes kepada pemerintah,” sambungnya.

Menurut Agus, acara ini melibatkan beragam peraturan antara lain UU tentang Kepolisian, UU ITE, dan UU Ormas. Ia menyarankan agar masyarakat selalu berpikir positif kepada pemerintah.

“Jika tidak, akan memicu munculnya hoax,” pungkas AKBP Agus.

Ia pun menyarankan untuk selalu melakukan cross check sebelum menyebarluaskan sebuah informasi.

“Kalau ada berita yang tidak jelas, tanyalah dahulu kepada yang lebih tahu,” tandasnya.

Bagi Agus, ada empat pilar yang harus dipelajari dalam bernegara yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI. Ia pun mengajak masyarakat untuk tetap bekerja dan menghindari berpikir negatif terutama kepada pemerintah.

“Berbuatlah yang tidak bertentangan dengan Pancasila,” tukas AKBP Agus Prasetyo.

Laman sebelumnya 1 2

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker