Ini Alasan Kenapa Natuna Dijadikan Lokasi Karantina 245 WNI yang Dievakuasi dari Wuhan

Abadikini.com, JAKARTA — Sebanyak 245 warga negara Indonesia yang akan dievakuasi dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, menjalani karantina dan observasi selama 14 hari di sebuah rumah sakit militer di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebelum dipulangkan ke daerah masing-masing.

Karantina itu dimaksudkan untuk memastikan mereka bebas dari virus corona yang saat ini membawa korban tewas 259 orang di daratan China.

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan Natuna dipilih karena memiliki rumah sakit (RS) sebagai tempat observasi, yang letaknya jauh dari permukiman penduduk.

RS pangkalan militer tersebut berada sekira 5 hingga 6 kilometer dari permukiman warga.

“TNI mendukung proses pemulangan warga Indonesia dari Wuhan menuju Indonesia, dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokol kesehatan yang dijalankan pemerintah,” ujar Hadi Tjahjanto di acara pelepasan tim penjemput WNI, di Terminal I Bandara Soekarno Hatta, Banten, Sabtu (1/2/2020).

Pangkalan militer di Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola dokter dari tiga matra angkatan, yaitu TNI AL, TNI AD dan TNI AU.

Jarak landasan (run way) pangkalan militer ke RS tempat isolasi juga sangat dekat.

RS tersebut mampu menampung hingga 300 pasien. Sedangkan jarak dermaga ke lokasi RS tersebut juga relatif jauh sekitara 5-6 kilometer.

Di lokasi yang terisolasi tersebut, kesehatan WNI dari Wuhan akan terus diobservasi oleh Kementerian Kesehatan dan instansi terkait.

“Di lokasi itu akan diobservasi. Lokasi itu memenuhi syarat protokol kesehatan sebagai tempat transit sementara sampai WNI dengan dinyatakan bebas, dan kemudian bisa bertemu dengan keluarganya,” ujar Panglima TNI.

Hadi menjelaskan proses pemindahan dari Wuhan menuju Natuna, Indonesia terus dipantau melalui frekuensi militer yang diberikan operator kepada pilot, sehingga dapat memonitor sejak keberangkatan hingga sampai pendaratan tiba di Indonesia.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan WNI yang akan dibawa dari Wuhan adalah yang sehat atau tidak terpapar virus corona.

“Di Wuhan sudah dilakukan monitoring sehingga yang dijemput (dibawa ke Indonesia) adalah yang sehat. Dalam menjalankan tugas saat transit observasi, tim evakuasi juga harus sehat dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujar Terawan.

Upacara pelepasan tim evakuasi di Bandara Soekarno-Hatta dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Evakuasi akan menggunakan pesawat komersial Batik Air A-330.


Hanya Transit 1 Jam

Tim evakuasi berjumlah 42 orang yang terdiri atas unsur Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, TNI, dan kru pesawat Batik Air.

Jumlah WNI yang akan dievakuasi dari Wuhan adalah 245 orang ditambah lima orang tim pendahulu (advance) dari pemerintah Indonesia.

Total terdapat 250 WNI yang akan dievakuasi dengan pesawat Batik Air.

Pesawat yang ditumpangi tim penjemput WNI turut membawa sejumlah peralatan yang akan diberikan untuk membantu penanganan wabah virus corona.

“Di dalam pesawat kita juga bawa peralatan yang diperlukan oleh pihak China. Mereka perlu beberapa peralatan antara lain masker dan surgical unit,” kata Menteri Retno Marsudi.

Menlu menjelaskan peralatan tersebut nantinya akan diterima langsung oleh pemerintah China melalui Hubei Charity Foundation.

TNI AU menyiapkan tiga pesawat untuk mengantar WNI dari Bandara Hang Nadim Batam ke Bandara Raden Sadjad Natuna.

“Dari TNI AU, sesuai arahan Bapak KSAU dan Panglima TNI, sesuai perintah Bapak RI 1, menyiapkan dua pesawat Boeing dan satu Hercules untuk membantu evakuasi WNI yang dari Wuhan,” kata Kadis Ops Lanud Hang Nadim Mayor Lek Wardoyo di Batam, Sabtu.

Seluruh WNI dari Wuhan akan transit di Bandara Hang Nadim Batam, kemudian pindah menggunakan pesawat TNI AU, untuk melanjutkan penerbangan ke Natuna.

Ia mengatakan kapasitas pesawat Hercules akan dioptimalkan untuk 100 hingga 130 penumpang, sedangkan pesawat Boeing berkapasitas masing-masing 100 orang.

Setiap pesawat akan dilengkapi tenaga medis. Namun, ia belum dapat memastikan jumlah dokter dan perawat yang ikut dalam masing-masing pesawat.

Pesawat akan didatangkan dari Jakarta dan Makassar.

Ia menegaskan penumpang dari Wuhan akan langsung diberangkatkan ke Natuna, setibanya di Batam.

“Langsung transfer antarpesawat, langsung berangkat,” katanya.

Perjalanan dari Batam ke Natuna diperkirakan membutuhkan waktu sekira satu jam 20 menit.

Mengenai waktu kedatangan pesawat dari Wuhan, ia mengatakan masih menunggu informasi dari Jakarta.

“Penjagaan sesuai SOP kondisi keadaan demikian,” katanya.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Achmad Farchanny mengatakan pemindahan WNI dari pesawat yang membawanya dari Wuhan hanya transit maksimal satu jam di Bandara Hang Nadim Batam.

“Kami upayakan secepat mungkin, paling lama satu jam,” katanya.

Ia mengatakan akan memberlakukan prosedur kekarantinaan saat pemindahan itu.

Seluruh penumpang dari China akan diperiksa suhu tubuhnya dan pemeriksaan kesehatan lainnya di dalam pesawat yang membawanya dari Wuhan.

Apabila dalam pemeriksaan itu ditemukan ada yang sakit dan menunjukkan gejala terkena virus corona maka akan langsung diisolasi.

“Tindakan isolasi pemisahan,” katanya.

Sumber Berita
Tribunnews

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker