Geger Virus B Mematikan di Hong Kong, WNI Diingatkan Hati-hati

Abadikini.com, JAKARTA – Seorang pria berusia 37 tahun di Hong Kong berada dalam kondisi kritis setelah diserang oleh monyet liar di Hong Kong. Ia tertular virus herpes simiae, yang juga dikenal sebagai virus B dan merupakan kasus manusia pertama di wilayah China.

Ia disebut dilukai monyet kala berada di Kam Shan Country Park pada akhir Februari. Menurut kesaksian keluarga, ia kemudian dirawat di Rumah Sakit Yan Chai karena demam dan penurunan tingkat kesadaran pada 21 Maret.

Pengujian spesimen cairan serebrospinal kemudian dilakukan. Ia kemudian dinyatakan positif virus B oleh Layanan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Cabang Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) pada Rabu, 3 April.

Hingga kini dirinya masih menerima perawatan di Unit Perawatan Intensif. Hal itu menyebabkan peringatan muncul dari otoritas setempat ke warga

“Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) dari Departemen Kesehatan (DH) pada 3 April sedang menyelidiki kasus infeksi virus B pada manusia (juga dikenal sebagai virus herpes simiae),” kata badan tersebut dalam keterangannya, dikutip infogov.hk dan the standrad.com Sabtu (6/4/2024).

“Kami mendesak masyarakat untuk tidak menyentuh atau memberi makan monyet liar untuk meminimalkan risiko tertular virus,” tambahnya.

Ini adalah kasus infeksi virus B pertama pada manusia yang tercatat di kota tersebut. Terdapat beberapa kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat, Kanada, China dan Jepang, yang sebagian besar disebabkan oleh gigitan atau cakaran monyet, sedangkan penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

Virus B secara alami dibawa melalui air liur, urin, dan kotoran kera, sejenis monyet liar yang banyak ditemukan di Hong Kong. Orang yang terinfeksi mungkin awalnya menunjukkan gejala mirip flu yang kemudian berkembang menjadi infeksi pada sistem saraf pusat.

Ahli mikrobiologi Universitas Hong Kong Ho Pak-leung mengatakan sangat jarang manusia tertular virus B. Hanya sekitar 50 kasus yang tercatat di seluruh dunia sejak virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1932.

Dia mengatakan sekitar 40 persen pasien telah meninggal karena virus tersebut. Ho menambahkan, risiko tertular virus B sangat rendah jika seseorang tidak memiliki luka di tubuhnya.

Sementara pakar penyakit menular Joseph Tsang Kay-yan memperingatkan bahwa begitu virus B memasuki sistem saraf pusat, tingkat kematiannya bisa mencapai 80 persen. Jika pasien tidak menerima pengobatan antivirus tepat waktu, hal ini dapat menyebabkan ensefalitis dan mielitis.

Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi Hong Kong mengingatkan masyarakat untuk menghindari makan di depan monyet dan melakukan kontak mata langsung dengan mereka, karena dapat dianggap sebagai perilaku provokatif.

“Saat monyet mendekat, seseorang harus memperlambat kecepatan dan menjaga jarak dari mereka, serta menahan diri untuk tidak mendekati atau menyentuh mereka,” kata juru bicara departemen tersebut.

“Jika terjadi gigitan atau cakaran monyet, bantuan medis segera harus dicari,” katanya.

Untuk meminimalkan risiko tertular virus B, masyarakat disarankan untuk menjauhi monyet liar dan hindari menyentuh atau memberi makan mereka; dan kika terdapat luka yang disebabkan oleh monyet, cucilah luka tersebut dengan air mengalir dan segera dapatkan bantuan medis.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker