Cerpen A’la Demokrat

‘Miskin Substansi’

Kesan penulis, dari awal hingga akhir, tak ada substansi baru yang diulas secara mendalam. Atau tak ada langkah-langkah khusus juga yang dikemukakan oleh sang jubir untuk menghadapi permohonan judicial review yang tengah disoal. Misalnya, dalam press conference tersebut, sebagai penonton saya membayangkan Bung Herzaky langsung memaklumatkan; jika kita dari kubu Demokrat yang sah, telah menyiapkan langkah-langkah khusus di antaranya, menyiapkan pengacara, membedah AD/ART yang disoal, menepis tuduhan oligarki, sambil menunjukan bukti kepengurusan, dan bla, bla, serta bla.

Tapi sayang dalam plot cerita pendek itu yang ditunggu tak muncul. Sebagai penonton saya kecewa. Tapi luapan curhatannya tetap jadi pelipur lara di siang jelang sore akhir pecan ini. Mungkin juga cerita pendeknya akan terlalu berat diulas, khawatir penonton cerita jemu atau malah buyar emosinya?

Ya, pada akhirnya puluhan awak media hanya mendengar keluh kesah yang sama seperti yang sudah beredar di media melalui beberapa pernyataan kader Demokrat. Bedanya, kali ini hanya dirangkum dan dirajut menjadi sebuah cerita. Sambil sesekali keluar jurus mencibir dan melabeli orang yang dianggap sebagai lawan mereka sebagai ‘pembegal’, jahat dan predikat negatif lainnya.

Singkatnya, hemat saya cerita ini lebih mirip seperti rangkuman gosip politik yang daripada merespon langkah hukum yang tengah ditempuh. Sia-sialah menunggu babak baru perdebatan hukum. Saya sebagai penonton kecewa, tapi tetap berusaha asik karena dapat hiburan dari alur cerita yang sudah bisa ditebak.

Sekali lagi, tak ada yang baru, dari press conference selama satu jam lebih itu. Awak media hanya disuguhkan kompilasi cerita yang seolah dibuat dramatis. Mereka sama sekali tak menyinggung muatan AD/ART mereka, atau membantah tuduhan keempat mantan kadernya yang dinilai muatan AD/ARTnya sarat oligarkis, sebagaimana dalam beberapa butir uji materi yang telah dilayangkan ke MA.

Bisa jadi mereka memang tak mau masuk ke perdebatan hukum. Mereka konsisten sejak awal di plot politik, sebab jika skenario jadi dibikin twist, akan rumit masalahnya. Apalagi meluapkan deraan batin adalah plot paling diminati. Seraya sambil berkeluh kesah mengapa Yusril membela empat mantan kader mereka? Tapi tidak membela mereka? Mengapa oh mengapa?

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6Laman berikutnya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker