Cerpen A’la Demokrat

Sampai hari ini menurut saya Yusril tak mundur atau belum mundur selangkah pun, malah makin mantap membela keempat mantan kader Demokrat.

Jika menyematkan kata saja sudah keliru; tidak pada tempat dan sesuai pengertiannya, bisa dibayangkan bagaimana sesat logika berpikirnya. Pantas saja jika selama ini mereka sporadis mengumbar kata bombastis untuk melabeli lawan politiknya, seperti kata ‘kudeta’ ; ‘begal”; dan istilah-istilah lain yang lahir dari permenungan kosong di lorong gelap.

Atau mungkin mereka belajar cara bertutur dengan gaya bahasa yang pernah dipraktikan seorang Vicky Prasetyo, yang kata-katanya pernah viral setelah pertunangannya batal dengan Zaskia Gotik beberapa tahun silam. Kata ‘statutisasi, ‘kudeta cinta’, ‘labil ekonomi’, dan sejenisnya kala itu ramai jadi gunjingan netizen. Jika benar, ini jelas cara meniru yang keliru. Meski tetap saja perlu dan sesekali menghibur.

Pernyataan-pernyataan bombastis mengarah ke serangan pribadi yang tak jelas ukurannya, memang jurus paling ampuh saat ‘curhat’ dengan bumbu gosip. Meski begitu, dengan cerita bombastis sarat imajinatif itu, mereka tetap berdalih ingin mencerdaskan rakyat, dengan alasan agar fakta tak dikaburkan oleh Yusril yang tengah mengelabui lewat cara-cara menempuh jalur hukum yang dianggap mereka berada di ruang gelap.

Model curhatan lewat cerita pendek ini memang relatif baru, jika tidak mau dibilang aneh, dalam sebuah press conference partai politik. Kecuali dalam dunia infotainment, model seperti ini biasa dilakukan. Lantas mungkinkah Demokrat kubu AHY meniru gaya jumpa pers gaya infotainment, laiknya seorang artis yang terkena kasus lalu menceritakan lika liku keluh kesah terdzolimi lawanya, hingga sambil berderai air mata?

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6Laman berikutnya

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker