KKB Semakin Brutal, GRJ Gelorakan Semangat Pertahankan Bumi Papua

Abadikini.com, JEMBER – Hardiknas ke-113 yang biasa Bangsa Indonesia merayakannya tepat pada tanggal 20 Mei kali ini Gerakan Rakyat Jember (GRJ) memanfaatkan momentum itu menggelorakan semangat mempertahankan bumi Papua sebagai bagian dari kedaulatan NKRI.

Sekitar 25 orang aktivis GRJ, mengelar aksi unjuk rasa damai di bundaran DPRD Jember, dengan Prokes ketat, Kamis 20 Mei 2021 siang hari.

Tertembaknya Kabinda Papua

Kordinator GRJ, Kustiono Musri dalam orasinya, mendesak TNI/Polri agar bertindak tegas atas gerakan sparatis teroris, yang belakangan publik mengenal dengan sebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang gerakannya sudah semakin brutal.

“Tanah Papua merupakan kedaulatan NKRI yang wajib kita pertahankan, karenanya kita wajib melawan segala bentuk gerakan yang mengarah pada upaya memisahkan diri dari NKRI,” teriakannya lantang.

Menurut Kustiono, tertembaknya kepala badan intelijen daerah (Kabinda) Papua Brigjend TNI satu Gusti putu Dani karya Nugraha oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampoeng Dambeg, distrik Beoga, kabupaten Puncak, Papua, Minggu (25/4), merupakan peringatan bagi bangsa Indonesia, untuk tidak membiarkan keberadaan KKB terus menerus melancarkan upaya merongrong kedaulatan NKRI.

“Gerakan sparatis itu terus menerus melancarkan berbagai upaya, baik membangun opini agitatif maupun melakukan serangan bersenjata, ini tidak bisa dibiarkan,” lugasnya.

KKB sudah ngawur, Kustiono menyampaikan, bukan saja menyasar militer dan polisi, warga sipil itu ditembak secara membabi-buta.

“Saudara-saudara kami warga sipil Papua, yang mereka tidak bersenjata, juga ikut menjadi sasaran kebiadaban mereka (KKB),” terangnya.

Bubarkan AMP

Tak hanya itu, berbarengan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-113, kelompok sparatis teroris itu, juga memanfaatkan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) untuk membangun opini negatif, dengan menyudutkan pemerintah Indonesia.

Seperti aksi yang sedang berlangsung di depan Mapolres Jember. AMP itu, menurut Kustiono dengan sengaja memancing onar, melangsungkan kegiatan unjuk rasa dengan mengambil tempat di depan Polres Jember.

Karenanya, Kustiono mendesak agar TNI dan Polri bertindak tegas untuk membubarkan setiap aksi yang mengarah pada upaya menggerogoti kedaulatan NKRI dalam segala bentuknya.

“Jika TNI-POLRI tidak bersikap, maka jangan salahkan kami akan mengambil tindakan,” tukasnya.

Orator lainnya, Jumadi Made juga menilai, gerakan AMP telah mengarah pada untuk membangun agitasi, dengan menciptakan keresahan di kabupaten Jember. Gerakan AMP di kabupaten Jember, kata Jumadi, bukan sekali dua kali, mereka secara berkala terus menerus membangun aksinya

“Kami warga kabupaten Jember menolak keberadaan para sapatatis yang hanya akan membuat kegaduhan di kabupaten Jember,” tegasnya.

Rakyat Dukung TNI-POLRI

Aktivis LSM Gerpas yang tergabung dalam GRJ, Samsul juga menyayangkan, adanya sekelompok kecil masyarakat yang mengatasnamakan tidak hentinya terus mendengungkan tuntutan Papua merdeka, mereka dengan beraninya mengibarkan bendera bintang kejora, di atas tanah kedaulatan NKRI.

“Karenanya, kami juga turut mendesak agar TNI POLRI jangan ragu-ragu, untuk mengambil tindakan tegas, kami rakyat Indonesia siap berada di barisan depan mempertahankan kedaulatan NKRI,” ujarnya .

Usai menggelar aksi, aktivis GRJ menutup unjuk rasa dengan menempelkan pamflet bertuliskan tuntutannya, di papan pengumuman DPRD Jember.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker