Yusril Ihza Mahendra Konsisten dengan Perjuangan Politik Islam

Tadi malam, Sabtu 10 November 2018 di hotel horison Bandung saya berkesempatan mendengar langsung respon Prof Yusril Ihza Mahendra (YIM) atas pemberitaan yang meriah mengenai kesediaan YIM menjadi Lawyer Pasangan Capres Jokowi-Maruf Amin. Pemberitaan dalam seminggu terakhir di berbagai media melahirkan respon baragam, baik yang menentang dengan keras maupun yang mendukung. Semuanya atas persepsi, sikap politik, dan interpretasi masing masing. Bukan atas penjelasan yang lugas dan jelas dari YIM.

Saya beruntung dapat mengenal sikap politik pak Yusril dari dekat, sewaktu mendampingi beliau dua tahun setengah di sekneg.

Pertama, YIM konsisten dengan perjuangan politik Islam, terbukti meskipun Partai Bulan Bintang (PBB) belum membesar, YIM tetap  berada di PBB, tidak pernah tergoda untuk pindah partai. Seperti pada umumnya para politisi. Tekadnya ingin membesarkan PBB dan membawanya menjadi salah satu fraksi di DPR. Meskipun itu tidak mudah. Tapi YIM tidak goyah.

Kedua, YIM konsisten sebagai pakar hukum dan pengacara profesional,  lebih banyak membela kepentingan umat Islam, YIM bela HTI, ulama, guru, buruh, terkadang juga yang terseret kasus korupsi. Itu tugas profesional sebagai pengacara. Kesediaan YIM jadi lawyer Pak Jokowi ada saja yang nyinyir dan menuding YIM ingin meraih jabatan menteri atau sejenisnya. Saya yakin tudingan itu karena ketidaktahuan. Jangan lupa YIM pernah tiga kali jadi menteri, sejak zaman Gusdur hingga SBY. Bahkan Ia berada di lingkaran istana sejak era soeharto di usia masih 30 tahunan. YIM sudah tidak tertarik lagi hanya untuk jabatan menteri.

Ketiga, ketika YIM menjadi pengacara dalam kaitan pilpres, itu juga hal biasa. YIM bisa saja jadi pengacara pasangan Jokowi-Maruf Amin atau Prabowo-Sandi. Itu bukan sikap politik, tetapi sikap profesional sebagai pengacara. Disini, saya yakin YIM tidak akan mencampuradukan sikap profesionalismenya sebagai pengacara dengan sikap politiknya sebagai ketua partai. Menjadi pengacara pasangan capres dan cawapres  dalam kontestasi Pilpres…  tidak otomatis menjadi Cebong atau Kampret. Sekali lagi, YIM itu lawyer, bukan tim sukses.

Keempat, kita tunggu perkembangan politik terkini. Tidak perlu menghujat atau menghakimi YIM tanpa pernah tabayun.  Kebetulan saja YIM bersedia menjadi pengacara pasangan Capres Jokowi-Maruf Amin sehingga melahirkan dugaan-dugaan politik. Mungkin akan lain sikapnya, kalau YIM jadi pengacara Prabowo-Sandi. Disini, justru umat telah memaksakan diri mencampuradukan profesionalisme seorang pengacara dengan keberpihakan sikap politik. Karena adanya keberpihakan sikap politik.

Kelima, politik itu tidak hitam putih, begitu cair, dan penuh kejutan. Dalam politik, kata YIM jika menghadapi tembok tebal tentu tidak harus membenturkan diri ke tembok. Jadi daripada sibuk menghakimi,  sebaiknya fokus pada tugas kita memberikan pencerdasan dan pencerahan politik… politik kita tergantung dakwah kita, ujar Pak Natsir.

Keenam, YIM politisi handal, langkah yang ia mainkan, tentu memiliki tujuan tersendiri. Yang tahu persis langkah YIM, hanya YIM sendiri. Kita hanya bisa mengomentari dari perspektif sendiri dan tafsir politik sendiri yang pasti berbeda dengan perspektif dan niat mulia YIM. Saya pribadi percaya atas pengalaman dan kapasitas YIM sebagai politisi handal, ahli hukum mumpuni, dan pengacara hebat. Daripada mereka yang pandai menghakimi tanpa pernah mau mengerti. YIM sudah banyak makan asam garam politik. Seringkali dikhianati. Diberhentikan dari posisi menteri. Tapi ia tak pernah membenci.

Ketujuh, saya punya keyakinan YIM tidak mungkin berkhianat atas perjuangan umat. Pilihannya tetap konsisten memperjuangkan partai berbasis Islam,  dengan pengorbananan yang tidak kecil. Saya hanya turut berdoa, semoga langkah YIM dalam jagat politik nasional saat ini tetap memberi sumbangan yang berharga bagi masa depan umat, bangsa, dan negara… aamiin ya mujibassailin…

Prof. Dadan Wildan
Bandung 11 November 2018

 

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker