Astronom Temukan Asteroid Trojan Bumi

Abadikini.com, JAKARTA – Astronom kembali menemukan asteroid Trojan yang berbagi orbit dengan Bumi. Penemuan asteroid ini disebut akan menambah wawasan baru soal bebatuan luar angkasa hingga kemungkinan dampaknya ke Bumi.

Trojan Bumi pertama yaitu TK7 2010 yang berjarak 20 juta kilometer dari Bumi. Para astronom memperkirakan asteroid-asteroid itu akan bertahan setidaknya selama 4.000 tahun di orbit Bumi.

Dalam sebuah studi baru, para peneliti mengkonfirmasi asteroid kedua yang terlihat pada 2020, disebut 2020 XL5 dengan diameter 1.180 meter (3.871 kaki). Para ahli menganggap Trojan sebagai pendamping ekstra ke Bumi, meskipun ukurannya kecil.

“Penemuan asteroid trojan Bumi kedua dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang dinamika populasi yang sulit dipahami ini,” tulis para ilmuwan dalam sebuah makalah baru mengutip sciencealert.

Dalam penelitian singkat, asteroid Trojan punya jalur orbit yang stabil di Tata Surya.

Para ilmuwan menjelaskan ada sistem dua benda memiliki lima titik Lagrange. Ada lima antara Bumi dan Bulan; dan lima lainnya antara Bumi dan Matahari. Titik orbit Trojan dalam posisi terkunci di depan (L4 dengan sudut 60 derajat) atau di belakang (L5) planet.

Pergerakan Trojan terus diamati menggunakan Teleskop Penelitian Astrofisika Selatan (SOAR).

“Kita juga sekarang tahu apa jenis asteroid itu. Data SOAR memungkinkan kami membuat analisis fotometrik pertama dari objek, mengungkapkan bahwa 2020 XL5 kemungkinan asteroid tipe C,” kata astronom Toni Santana-Ros dari Universitas Alicante di Spanyol.

Asteroid ini juga mengandung karbon dan termasuk di antara objek tertua di Tata Surya dilansir space.

Hal ini membuat asteroid tipe-C menjadi target yang menarik untuk dipelajari Tata Surya awal dan pembentukan planet-planet, serta trojan Bumi berpotensi lebih dari itu.

“Jika kita dapat menemukan lebih banyak trojan Bumi, dan jika beberapa dari mereka dapat memiliki orbit dengan kemiringan yang lebih rendah, mereka mungkin menjadi lebih murah untuk dijangkau daripada Bulan,” ujar Cesar Briceño dari NOIRLab National Science Foundation.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker