Percaya Teori Konspirasi Pertanda Masalah Kesehatan Mental

Kenapa Teori Konspirasi Digandrungi?

Abad 21 diidentifikasi sebagai era Post-Modern yang ditandai dengan besarnya minat terhadap studi penunjang seperti Post-kolonial guna menilai kembali berbagai hal yang telah dianggap mapan. Cara pandang kritisisme dan skeptisisme pun digemari karena keberaniannya melawan kemapanan dan otoritas ilmu dengan cara meruntuhkannya, lalu menyusunnya ulang dengan menghindari bias subjektivitas dominasi kuasa.

Sepanjang berjalan dalam epistemologi yang ketat, gagasan post kolonial menjadi informasi alternatif yang penting diperhatikan. Tetapi ketika tidak, maka muncul berbagai kesimpulan unik, misalnya pernyataan Menteri India Biblab Kumar yang menyatakan bahwa teknologi internet sudah digunakan di zaman Mahabarata.

Di zaman ini pula, teknologi menciptakan realitas maya yang membuat seorang awam merasa sederajat dengan para pakar. Ukuran-ukuran ilmiah tak dianggap serius sebagai standar bersama untuk berdebat. Tak heran, tahun 2016 Oxford Dictionary menjadikan kata Post-Truth sebagai Word of the year.

Post-truth sederhananya adalah keadaan di mana fakta objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik daripada sesuatu yang menarik emosi dan kepercayaan pribadi. Secara kasat mata, fenomena Post-Truth dapat dilihat dari besarnya kekuatan pendengung (buzzer) dalam membentuk opini lewat media sosial.

Situasi politik yang buruk di mana tidak ada penjelasan resmi yang bisa dipercaya, juga dianggap para peneliti menyuburkan dukungan terhadap nalar konspirasi, terutama oleh mereka yang secara partisan kalah, dirugikan atau merasa disisihkan.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya
Sumber Berita
muhammadiyah.or.id

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker