Komisioner KPU Provinsi Sulut Luruskan Pernyataannya 

Abadikini.com, KOTAMOBAGU – Berita media www.abadikini.com yang bertajuk “Sejumlah Pimpinan Parpol di Kotamobagu Tuntut Komisioner KPU Provinsi Sulut Minta Maaf” mendapat tanggapan langsung dari Yessy Momongan, Komisioner yang juga Koordinator Wilayah sekaligus Ketua Divisi Teknis KPU Provinsi Sulawesi Utara.

Menurut Yessy, pertanyaan yang disampaikannya ke para saksi partai politik (parpol) saat simulasi tersebut tidak bermaksud lain, apalagi menghina saksi partai politik dimaksud, tidak sama sekali.

“Justru kami mengucapkan terimakasih kepada para saksi partai politik sudah berkenan hadir dan bersedia berperan sebagai saksi partai buah-buahan sebagaimana surat suara yang digunakan dalam simulasi,” kata Yessy, dalam rilis yang diterima Abadikini.com,Senin (25/03/19).

Karena sebagaimana diketahui, dalam Simulasi Pemilu 2019 untuk peserta pemilunya memang sengaja disamarkan menjadi partai buah-buahan; ada partai nangka, partai durian, partai mangga dan sebagainya. “Kami mengapresiasi kepada seluruh partai politik di Kota Kotamobagu yang begitu antusias dan peduli dengan pelaksanaan simulasi di TPS 9 Matali Sabtu (23/03/19) kemarin.” katanya.

Jadi, meski sifatnya hanya simulasi, saksi dan pengawas TPS yang hadir dalam simulasi diberikan kewenangan penuh sebagaimana halnya pemungutan dan penghitungan suara sesungguhnya. “Semua yang terlibat dalam TPS punya peran masing-masing, termasuk saksi partai politik yang berperan sebagai saksi dalam hal ini partai buah-buahan,” urainya.

Yessi Momongan, Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Utara

Terkait dengan pertanyaan “apakah pimpinan partai politik yang hadir di simulasi asli atau palsu?” Menurut Yessy kita harus pahami dulu bahwa simulasi itu artinya tiruan. Termasuk dengan seluruh peran yang ada di TPS simulasi, termasuk KPPS karena memang sampai sekarang belum ada KPPS Pemilu 2019.

“Jadi sama sekali tidak bermaksud menghina sebagaimana keberatan PDI Perjuangan, NASDEM dan PBB.” jelasnya.

Yessy berharap mudah-mudahan kerjasama yang baik dan sudah terjalin antara KPU Kota Kotamobagu dan jajarannya dibawah; PPK dan PPS, seperti itu, bisa menjadi awal yang baik ke depan.

“Kami memberikan nilai sangat baik kepada KPU Kota Kotamobagu dan seluruh jajarannya, bahkan sampai KPPS dan Relawan Demokrasi atas pelaksanaan simulasi kemarin. Simulasi merupakan bagian dari evaluasi dan pembelajaran akan pentingnya arti berkoordinasi dengan semua kalangan, termasuk pengawas TPS, khususnya pada saat pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Serentak 17 April 2019 mendatang,”tutupnya.

Sementara itu, Wakil Ketua 1 Divisi Polhukam DPC PDIP Kotamobagu, Michael Nong Pakasi ketika dikonformasi Abadikini.Com mengatakan “Kalau saja dia (Yessy) dalam sambutanya mengawali dengan kata buah buahan tentu kami tidak akan tersinggung, namun pad saat menyapa pimpinan parpol langsung dengan kata-kata “ini asli kan?”,katanya.

Senada dengan Nong, Novel Damopolii , Wakil Ketua 1 DPC PBB Kotamobagu  mengatakan bahasa  menunjukkan karakter seseorang, dalam acara-acara resmi yang diadakan oleh KPU, sebaiknya tidak menggunakan bahasa dan kalimat yang menimbulkan multi tafsir. ” Dalam etika pergaulan politik, penggunaan bahasa  yang menimbulkan multitafsir sangat tidak santun, apalagi dalam acara yang turut dihadiri oleh masyarakat luas” kata Novel.

Sementara Mahmud Kindangen, Wakil Ketua 1 DPD Nasdem Kotamobagu mempertanyakan pernyataan Yessi yang menyatakan kalau yang ada dalam acara simulasi hanyalah tiruan. “Kalau semua yang hadir hanya dianggap tiruan ,

berarti undangan KPU ke Parpol juga hanya tiruan,dan status serta kedudukan dia (Yessy) dalam acara tersebut juga hanya dianggap tiruan,”? Kata Mahmud.

Editor
Tonny F

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker