Fahri Hamzah: Pidato Kebangsaan Prabowo Gagal

Abadikini.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara mengenai pidato kebangsaan ‘Indonesia Menang’ yang disampaikan oleh capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Tanggapan Fahri itu ditulis di dalam akun twitternya pribadinya dengan judul “Kegagalan Pidato Prabowo”.

Menurut Fahri, Prabowo telah gagal menunjukkan kepada publik bahwa ia berbahaya dan menakutkan seperti keinginan lawan politik capres nomor urut 02 itu.

Cuitan Fahri di Twitter Bilang Pidato Kebangsaan Prabowo Gagal

“Maaf Pak @prabowo, Bapak gagal menunjukkan kepada publik dan rakyat Indonesia bahwa bapak berbahaya dan menakutkan, seperti keinginan musuh-musuh politik Bapak,” tulis Fahri di akun twitternya.

Kemudian, Fahri memberi saran ke segenap tim sukses Prabowo. Fahri meminta agar BPN mendorong Prabowo dan Sandi jika terpilih nanti untuk berkomitmen membayar utang Indonesia yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya.

“Sebab saya duga ada yang menghasut keluar bahwa kalau mereka memimpin, utang NKRI nggak bakalan dibayar. Bayar aja, berapapun!,” tegas Fahri.

Menurut Fahri, Prabowo hanya perlu melampaui trauma dan phobia yang sudah kadung disebar oleh lawan politiknya bahwa mantan Pangkostrad itu adalah sosok yang berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. Meski begitu, Fahri berpendapat, pendukung militan Prabowo kecewa atas pidato yang disampaikan Prabowo dengan tema Indonesia Menang.

Namun demikiran, menurut Fahri, anggapan Prabowo seram dan mengancam itu sirna seketika setelah Prabowo memutuskan untuk menggaet Sandiaga Uno sebagai cawapres. Serta pernyataan Prabowo yang bakal merangkul semua ke dalam kabinet jika ia terpilih menjadi presiden.

“Pidato Prabowo malam ini mungkin mengecewakan pengikut militan. Tapi bagus memberi sinyal bahwa dalam pemerintahannya bersama Sandiuno semua dapat tempat. Bahkan musuh-musuhnya. Itu sejarah Prabowo. Tidak punya kebiasaan balas dendam,” ujar Fahri.

“Tapi saya tahu, seberapa “serem” dan “bahaya” Prabowo mau digambarkan. Untung Prabowo memilih Sandiuno yang bukan seorang simbol Islam, bisa habis waktu untuk menjelaskan tuduhan bahwa ini adalah kombinasi “nasionalis radikal dan Islam radikal”. Kalau kemarin seorang ulama dipaksakan, Prabowo akan dituduh bersekongkol dengan Islam radikal untuk membentuk khilafah. Lalu rakyat akan ditakutkan bahwa Prabowo ditunggangi oleh teroris dan ekstrimis untuk membajak NKRI. Jenderal merah putih itu akan dilumuri fitnah,” imbuhnya.

Fahri menyebut, Prabowo beruntung karena memiliki cawapres seorang anak muda yang memiliki jejak modern seperti  Sandi. Sosok Sandi akan sulit untuk membuat stigma terhadap Prabowo bahwa ia radikal dan ekstrim.

“Untung calon wapres pilihan Prabowo adalah seorang anak muda @sandiuno yang jejaknya “modern”. Mencari cara untuk membuatnya nampak radikal dan ekstrem susah sekali. Kecewalah segala rekayasa dan matilah semua jurus. Mati kutu!,” terang Fahri.

Menurut Fahri, pada periode sebelum pemilu 2014, Prabowo dituduh sebagai sosok psikopat dan gila oleh seorang jenderal yang berada di dalam rezim pemerintah saat ini. Namun, Prabowo tidak pernah membalas fitnah itu dengan fitnah kembali.

“Tahun 2013-2014 lalu dalam kurun Pilpres 2014 beliau Prabowo dituduh psikopat dan gila oleh seorang mantan jenderal yang punya banyak bisnis dalam rezim ini. Beliau tidak pernah membalas. Semua dianggap sahabat di jalan yang berbeda,” ungkap Fahri.

Namun, Fahri melanjutkan, segala bentuk fitnah terhadap Prabowo pada 2014 lalu telah hilamg. Momen jelang Pemilu 2019 adalah titik pertama bagi Prabowo untuk bisa menang.

“Semua tuduhan dalam Pilpres 2014 sudah hilang. Satu-satunya yang belum adalah menempelkan Prabowo dengan cap “Islam radikal”. Hampir saja sukses. Alhamdulilah sekarang, semua tuduhan hilang. Sebuah titik awal Debat Pertama yang akan lengang. Ia akan menang,” tutup mantan politikus PKS itu. (ak/kc)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker