Pakar Nilai Polisi Terlalu Percaya Face Recognition Kasus Pengeroyokan Ade Armando

Abadikini.com, JAKARTA – Pakar Ilmu Komputer Universitas Padjadjaran (UNPAD) Setiawan Hadi menanggapi teknologi face recognition yang salah mendeteksi pengeroyokan Ade Armando.

Menurut Setiawan, sebaiknya Polisi tidak langsung percaya kepada algoritma komputer. Polisi dinilai terlalu bergantung dengan teknologi yang suatu saat bisa salah karena teknologi merupakan hasil pengembangan manusia.

Sebelumnya, teknologi face recognition yang digunakan kepolisian untuk mengungkap pelaku pengeroyokan Ade Armando, pada saat demo mahasiswa Senin (11/4) salah mendeteksi orang. Polisi sudah mengaku keliru menetapkan status terduga pelaku pengeroyokan, yaitu Abdul Manaf.

“Kalau terlihat di video media sosial, yang bersangkutan melakukan provokasi di antaranya mengeluarkan kata-kata Ade Armando sudah mati,” Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan dalam konferensi pers, Rabu (13/4).

Diketahui Abdul Manaf merupakan satu dari enam tersangka pelaku pengeroyokan Ade Armando yang telah diumumkan polisi.

Lebih lanjut Setiawan menjelaskan di dunia riset, face recognition sudah sering dipakai, tapi masih ada false positif atau salah dalam menyimpulkan identitas individu. Hal itu lantaran terdapat database yang mirip dan algoritma salah mengidentifikasi.

Ia menjelaskan teknologi face recognition merupakan kecerdasan buatan atau AI yang diajarkan untuk mengidentifikasi identitas lewat fitur wajah.

Cara kerja awal adalah mengenalkan data base wajah kepada algoritma, kemudian mesin akan mengidentifikasi lewat mata, bentuk wajah, hidung, bibir sebagai parameter identifikasi.

Ia menyarankan jika pihak Kepolisian sudah memiliki hasil identifikasi, maka sebaiknya identitas warga tidak diungkap ke publik sebelum diverifikasi langsung oleh manusia.

“Perlu cek and ricek dan engga boleh langsung di-publish. Kalau di-publish kan Polisi lain langsung action, nah ini engga boleh langsung percaya. Walaupun itu dari pusat biometrik Kepolisian,” ujar Setiawan.

Pakar IT yang juga berfokus pada Artificial Intelligent (AI) itu mengatakan bagi orang yang berkecimpung di citra digital pasti tak langsung percaya pada gambar yang beredar di media sosial, karena bisa dimanipulasi.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker