JR AD/ART Partai Demokrat oleh Yusril Dinilai dapat Pangkas Kekuasaan Oligarki dan Nepotisme

Abadikini.com, JAKARTA – Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Ali Amran Tanjung menyebutkan, tugas yang diemban Yusril Ihza Mahendra (YIM) sebagau kuasa hukum dari keempat eks kader Demokrat sekarang ini sangat suci, mulia dan berorientasi pada masa depan politik bangsa Indonesia.

“Karena jika Mahkamah Agung mengabulkan judicial review (JR) AD/ART Partai Demokrat kubu AHY yang diajukannya, maka praktik Kekuasaan oligarki dan nepotisme yang selama ini tumbuh sumbur umumnya di tubuh parpol di Indonesia, termasuk diduga terjadi di Partai Demokrat kubu AHY, dipastikan akan terkubur,” kata Ali Amran dalam keterangannya, Selasa (05/10/202).

Sebab, menurut dia, babak baru yang akan dialami bangsa Indonesia, kekuasaan di parpol, termasuk kekuasaan Presiden dan Kepala Daerah, tidak pernah lagi berlanjut secara turun temurun.

“Begitu juga dalam menetapkan calon anggota legislatif dalam berbagai tingkatan, akan diatur sesuai mekanisme hukum. Kecenderungannya, akan ada uji kelayakan dan persyaratan tertentu lainnya yang harus diikuti para caleg. Tidak lagi berdasarkan penunjukan oleh pusat kekuasaan di parpol,” ujarnya.

Menurut Ali Amran, Yusril telah menunjukkan jati dirinya sebagai negarawan sejati yang menginginkan adanya perubahan iklim politik di Indonesia, dengan menyatakan bahwa parpol bukanlah milik pribadi, keluarga atau segelintir orang.

“Bagi Bang Yusril, parpol harus memainkan peran pentingnya dalam membangun peradaban baru dalam sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia, sehingga Indonesia mampu melahirkan pemimpin baru yang bersih dari titipan kepentingan dan justeru melahirkan pemimpin berjiwa negarawan,”.

“Karena itu atas kuasa dan kepercayaan dari empat kader Partai Demokrat yang dipecat kubu AHY tersebut untuk mengajukan judicial review AD dan ART ke MA maka hal tersebut adalah menjadi momentum yang baik, yang tidak boleh terganggu dengan adanya komentar yang tidak sehat dan tidak akademis bahkan cenderung subjektif dan tidak rasional,” jelas Ali Amran.

1 2Laman berikutnya

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker