KH Muqoddas Murtadla yang Tetap Setia
Waktu itu penulis terlibat aktif dalam kepengurusan Mubaligh Bulan Bintang Pusat dan Sekretaris Badan Pengelola Pusat Pesantren Modern Terbuka (BPP-PMT). Ketuanya H. Syarifin Maloko. Kyai Muqaddas duduk dalam Majlis Syuro (MS) dan Badan Kehormatan Pusat (BKP). KH. Anwar Saleh salah satu Ketua DPP PBB cukup akrab dengan beliau, karena bersama sama terlibat dalam BKP, pada saat menyelesaika sengketa internal partai.
Ketika penulis mendapatkan kepercayaan menulis biografi Kyai Anwar, melakukan sejumlah wawancara kepada tokoh tokoh PBB, diantaranya di Jatim. Karena itu iapun berangkat ke Surabaya, dan mampir ke rumah H. Tamat Anshori. Selain mewawancarai dirinya, juga menjadikan rumahnya sebagai tempat menginap. Tuan rumah juga yang mengantarkannya ke rumah Kyai Muqaddas di Malang dan Kyai Najih di Gresik. Hanya Prof. Fuad yang tidak sempat diwawancarai.
Di rumah Kyai Muqaddas di Malang, saat wawancara itulah berkenalan baik secara langsung. Tahu latar belakang masing masing. Waktu itu penulis ditemani Tamat Anshori dan dua orang aktifis Dewan Da’wah Jatim. Tamat ketika itu menjadi Ketua Dewan Da’wah Jatim. Dalam wawancara, Kyai Muqaddas menceritakan hubungan baiknya dengan Kyai Anwar. Dalam sidang sidang BKP memang kerap berbeda pandangan, namun setelah diputuskan semua memegang teguh keputusannya. Selepas itu perjalanan wawancara dilanjutkan ke rumah Kyai Najih di Gresik.
Pada waktu Muktamar PBB di Belitung penulis bertemu dengan Kyai Muqaddas. Dalam beberapa kesempatan malah duduk semeja dengannya. Hanya saja dalam acara formal masing masing duduk pada tempat yang berbeda. Sudah dapat diperkirakan ia yang sebelumnya Wakil Ketua Majlis Syuro (MS) DPP PBB, setelah Ka’ban tidak hadir dalam muktamar, beliau yang diangkat YIM sebagai ketua MS. Hanya saja kedudukan MS pada zamannya sudah berbeda dengan hasil muktamar sebelumnya. Saat itu MS memegang kewenangan yang cukup kuat dalam partai. Namun demikian keberadaan MS tetap dibutuhkan partai dalam memperkuat kepengurusan DPP PBB.
