Muslim yang Bertakwa, Perilakunya Menghadirkan Kesejukan

Abadikini.com, YOGYAKARTA – Berdasarkan pedoman hisab yang dipakai oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Idul Fifri 1 Syawal 1442 Hijriyah jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021.

Menjelang berakhirnya bulan suci Ramadan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak kaum muslimin untuk memanfaatkan waktu yang tersisa dengan ibadah yang paling baik, khusyuk dan mewujudkan ketakwaan dalam kehidupan keseharian.

Ketakwaan itu ditunjukkan dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan dengan menghadirkan praktek-praktek yang bersifat bajik, serba baik dan menghindari semua hal yang serba negatif baik kebencian ataupun teladan buruk.

“Yang jiwa, alam pikiran dan praktek keagamaan ini harus kita wujudkan di ruang publik agar semakin berkualitas. Bagaimana umat Islam hasil dari puasa ini sejak Idul Fitri nanti mampu hadir menjadi insan-insan terbaik yang menyebar nilai-nilai kebaikan, perdamaian, persatuan, ukhuwah, dan nilai-nilai keutamaan lain yang akan menjadi dasar dari sifat moralitas publik kita sehingga agama dan keberagamaan kita mampu menjadi moralitas luhur dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan,” ujar Haedar Nashir.

Dalam konferensi pers di Gedung PP Muhammadiyah Cik Ditiro Yogyakarta, Senin (10/5) Haedar mendorong aktualisasi ketakwaan itu di tengah fitnah era digital yang penuh dengan hujat-menghujat, narasi kebencian, kebohongan, permusuhan dan saling merendahkan sesama warga bangsa hanya karena perbedaan pandangan di bidang agama, sosial dan politik.

“Bangsa Indonesia kan dikenal sebagai bangsa yang beragama apapun agamanya, Berpancasila sebagai dasar negara juga berkebudayaan luhur. Nah agama dalam hal ini Islam harus menjadi kekuatan terdepan yang menampilkan perilaku Keislaman yang akhlakul karimah, moralitas luhur di ruang publik,” dorongnya.

“Termasuk dalam menghadapi paham-paham keagamaan, paham dan pandangan politik, maupun pandangan sosial lain jangan sampai satu sama lain kemudian kita sekarang banyak mengobral pertikaian, perseteruan yang diakibatkan oleh perbedaan dan pandangan perspektif tadi,” imbuh Haedar.

“Di sinilah pentingnya bahwa hasil puasa itu membentuk kita menjadi insan-insan yang arif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” katanya.

Sumber Berita
muhammadiyah.or.id

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker