Rusuh Dua Desa di Flotim, Wabup Minta Tokoh Adat Turun Tangan

Abadikini.com, JAKARTA – Wakil Bupati Flores Timur (Flotim), Agus Payong Boli meminta pemerintah desa dan tokoh adat meredam suasana usai bentrok warga dua desa di Pulau Adonara, Flores Timur. Bentrokan warga antardesa diketahui berujung satu orang tewas.

“Saya sudah berkomunikasi dengan kepala desa dan tua adat dari Desa Wewit dan Nubalema-2, Desa Bidara dan desa-desa sekitar untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini secara adat Lamaholot,” kata Agus Payong Boli, Jumat (7/6) dikutip dari Antara via CNN.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur, kata dia, tengah berusaha menangani kasus bentrok tersebut bersama pemangku-pemangku adat. Menurut dia, dalam adat Lamaholot, ada tradisi menyelesaikan kasus dengan adat Lewotana agar tidak berdampak luas dan membawa lebih banyak korban.

Agus mengatakan, selain memutuskan mata rantai konflik yang terjadi, musyawarah bersama tetua ada diperlukan agar konflik tak terulang. Agus mengingatkan bahwa dua desa yang bertikai adalah kakak beradik, atau dalam tradisi disebut Nayu Bayah.

Nayu Bayah, kata Agus Boli, adalah perjanjian damai yang bermaterai dengan darah. Mereka terikat ‘janji damai’ untuk tidak terlibat dalam konflik antarlewo, desa dan wilayah.

“Perdamaian itu mahal. Jadi mari kita rawat baik-baik. Jika, sudah terjadi mari kita duduk secara Lamaholot, selesaikan secara adat,” kata Agus Boli menambahkan.

Diberitakan sebelumnya, bentrok antarwarga di Pulau Adonara menyebabkan satu orang meninggal dunia, tiga lainnya mengalami luka-luka dan lima rumah dibakar.

Sejauh ini, bentrok diduga dipicu oleh pemuda mabuk yang melontarkan ancaman kepada warga desa tetangga. Aksi tersebut menyulut perkelahian antarwarga Desa Wewit dan Nubalema 2.

Editor
Selly

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker