Kesulitan Mengikuti Instruksi Verbal, Ini Cara Ampuh Atasi Anak Hiperatif di Kalangan MI

Abadikini.com,- Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya, “mengatasi problem anak sehari-hari” mengatakan, pengertian istilah anak hiperaktif adalah Hiperaktif menunjukan adanya suatu pola perilaku yang menetap seorang anak.

Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau implusif. Menurut Barkley (2006 dalam Rusnawati & Dewi, 2011:75) ADHD adalah hambatan untuk mengatur dan untuk mempertahankan perilaku sesuai peraturan dan akibat dari pelaku itu sendiri.

Gangguan itu terdampak pada munculnya masalah untuk menghambat, mengawali maupun mempertahankan respon pada suatu situasi.

Menurut Sani Budianti Hermawan, “ditinjau secara fisikologi, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala pertama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactive (ADHD).

Pendapat lain menyatakan bahwa, ADHD disebabkan oleh epidermis encephalitis(peradangan otak), yang menyebar keseluruh dunia.

Dalam perkembangannya, setelah dilakukan usaha untuk merumuskan kembali ADHD yang berulang-ulang sampai menghasilkan klarifikasi ragam gangguan. (Baihaqi & Sugiarman, 2006:7).

Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system syaraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.

Ada juga penyebab lainnya, yaitu : temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsy, bisa juga karena kondisi gangguan di kepala, seperti geger otak, serta trauma kepala, karena persalinan sulit atau pernah terbentur, indeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Brain Scranning di dapatkan adanya kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefortal kanan bawah dan kaudatus kiri pada anak penderita ADHD.

Dengan demikian dapat disimpulkan kondisi yang terjadi pada anak penderita ADHD penyebab utamanya adalah otak. Kita tidak dapat menyalahkan mereka atas kondisi yang terjadi dan juga bukan karena kita tidak bisa mendidik anak dengan baik. Penelitian terhadap penyebab ADHD semakin hari juga semakin banyak.

PEMBAHASAN

Gangguan hiperaktif sesungguhnya telah dikenal sejak sekitar tahun 1990. Para ahli menyebutkan bahwa, anak dinyatakan memiliki gangguan hiperaktif, jika memiliki tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak yaitu intensi, hiperaktif, impulsive.

  • Itensiatau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.
  • Hiperaktif ditandai dengan perilaku yang tidak bisa diam dan duduk dengan tenang.
  • Impulsivitas merupakan gejala kesulitan anak untuk menundarespon. ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali.

✓ sering melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesi ditanya

✓ sering sulit menunggu giliran

✓ sering menyelak atau memaksakan diri terhdap orang lain (misalnya: memotong percakapan atau menggangu permainan).

  • Gejala hiperaktif –impulsif  atau tidak mampu memusatkan perhatian yang menimbulkan masalah telah ada sebelum usia 7 tahun.
  • Kegagalan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala tersebut tampak pada dua atau lebih tempat (misalnya di sekolah atau tempat kerja dan di rumah).
  • Didapatkan bukti yang jelas adanya kegagalan yang bermakna secara klinis pada fungsi sosial, akademik, dan okupasional.
  • Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan pervasif, gangguan skizofrenia atau gangguan psikotik dan tidak diakibatkan oleh adanya gangguan metal lain (misalnya : gangguan alam perasaan, gangguan cemas, gangguan disosiatif, gangguan kepribadian).

Pengertian hiperaktif oleh National Medical Series/ NMS adalah “suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda” (Hamidi, 2005 : 1).

Sedangkan, Daul Faul, Guevrement, Barkely memberikan pengertian hiperaktif yaitu “Gangguan perkembangan kontrol diri dan sikap sosial yang ersifat kronis” (Grainger, 2003: 2).

Sejalan dengan hal itu, Silver menyebutkan hiperaktif sebagai “aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang ditandai dengan gangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakan jari tangan, kaki, pensil, tidak dapat duduk dengan tenang.

Dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun pada saat dimana anak kelainan prilaku meliputi: perasaan gelisah, gangguan perhatian, perasaan yang meletup-letup, aktifitas yang berlebihan, suka membuat keributan, membangkang dan destruksif yang menetap” (Hamidi,2005:1).

Jenis-jenis hiperaktif

Menurut Margaret Weiss dan Candice Muray sebagai mana dikutip Zainnudin Hamidi (2005:8) ada dua jenis hiperaktif yaitu:

  1. Hyperactivty Inattentionmeliputi: tidak memperhatikan pekerjaan yang sedang dilakukan, kesulitan dalam menjalankan tugas, kesulitan dalam mengikuti intruksi verbal, menghindari pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, pelupa, dan sering bertindak ceroboh.
  2. Hyperactivty Impilsivitymeliputi: Menggerak-gerakan tangan dan kaki yang tidak berarti, susah duduk tenang, selalu terburu-buru, banyak bicara, tidak mampu menunggu, sering menyela pembicaraan, dan tidak dapat bekerja dengan tenang.

Faktor-faktor penyebab Hiperaktif pada anak

  1. a) Faktor neurologik
  2. Perilaku hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, persalinan dengan menggunakan alat bantu, dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal.

Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol.

  1. Terjadi perkembangan yang otak yang lambat. factor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinnya disfungsi minimal otak (DMO) dan minimalnya dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi.
  2. Beberapa studi menunjukan terjadinya gangguan fungsi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah stratum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khusus sisi otak sebelah kanan.
  3. b) Faktor toskik

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak.

  1. c) Faktor genetik

Dari faktor pada anak kembar dan anak adopsi, tampak bahwa faktor keturunan membawa peran sekitar 80% dengan kata lain bahwa sekitar 80% dari perbedaan antara anak-anak yang mempunyai gejala AHDH di kehidupan masyarakat akan ditentukan anak AHDH. Namun, belum diketahui gen mana yang menyebabkan AHDH (Patemotte & Buitelaar, 2010 : 1).

  1. d) Faktor psikosial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubugan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya, misalnya anak kurang diarahkan. kurang mengontrol diri, menurut kehendak sendiri, sering gagal dalam pekerjaan, materi yang disampaikan kurang menarik, diterangkan tidak mengerti, ingin bebas, kurang perhatian, perlu konsultasi.

Pengaruh Hiperaktivitas terhadap perkembangan anak

Pengaruh yang konkrit pada anak hiperaktif adalah kurangnya perhatian terhadap pelajaran, anak sering gagal pada tugas-tugas yang diberikan.

Selain itu, di dalam kelas anak hiperaktif menggangu proses belajar mengajar karena ia sering berteriak, berjalan, berlari. Pengaruhnya pada anak lain adalah merasa terganggu atau bahkan menjadi pemicu anak yang lainnya ikut berperilaku hiperaktif.

Intervensi

  1. Hiperaktivitas sebagian besar disebabkan oleh gangguan fisik, maka dalam sekolah diharuskan punya kelas khusus, karena memerluikan penanganan yang multisipliner yaitu pendidik, orang tua, dan ahli seperti dokter atau psikolog anak.
  2. Pada saat pelaksanaan proses belajar, pendidik hendaknya menggunakan teknik penguatan, yaitu menghargai setiap usaha dan keberhasilan yang dicapai oleh anak. Pendidik harus menciptakan situasi dan kondisi yang menyebabkan anak merasa berhasil.

Misalnya, memberikan tugas-tugas yang mungkin dapat diseleaikan anak dengan mudah.dengan cara demikian anak akan merasa senang mengerjakan tugas sehingga anak tidak cepat mengalihkan kegiatan dengan kegiatan yang lain.

Mengelola Anak Hiperaktif

Sebagai orang tua anak hiperaktif, kita perlu melakukan agar anak kita bisa menjadi anak mandiri, sehat dan anak yang mampu mengembangkan kemampuan atau bakat yang dimilikinya.

➢Periksalah

kita harus menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Kita harus mengkonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak.

Ini penting, karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi.

Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa kitalakukan di rumah. Selain itu, juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap kita agar terlalu menuntut anak secara berlebihan. Biasanya para ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sesuai sebuah terapi.

➢Pahamilah

Untuk menangani anak hiperaktif, ada baiknnya jika kita dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training.

Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisikologis.

Jika si anak merasakan bahwa orang tua, dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya. Perasannya, frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.

➢Latihan kefokusannya

Jangan menekan anak, menerima keadaan itu penting. kita perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba kita pegang kedua tanggannya dengan lembut, kemudian kita ajak untuk diam. kita ajak anak menatap mata kita ketika berbicara atau diajak bicara. kita beriarahan dengan nada yang lembut, tanpa harus membentak. arahan ini penting sekali.

➢Telaten

Kita harus telaten untuk duduk lebih lama, membimbing anak anak untuk melati koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf.

Latihan ini, juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya, anak bisa kita beri latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai.

Latihan ini sangat berguna untuk melati motorik halusnya. Bisa pula mulai diberikan latihan perhitungan dengan berbagai variasi penjumlahan, penggurangan, perkalian, dan pembagian. Kita mulai dari penjumlahan atau erkenalan konsep 0 dengan benar.

➢Bangkitkan

Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, kita gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan sesuai dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.

Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak. Dalam tahap ini, kita usahakan emosi kita berada di titik stabil, sehingga anak tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Kita harus ingat bahwa anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.

Perkembangan kognitif anak hiperaktif

Seorang anak hiperaktif juga mengalami tahap perkembangan kognitif. Tahapan ini bisa dijadikan landasan untuk memantau tahapan perkembangan kognitif (ADHD).

Istilah kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dai bahasa inggris “intellect”, yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai:

  1. Proses kognitif, proses berfikir, daya menghubungkan kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan.
  2. Kemampuan mental atau intelegensi, menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa, “intelek” adalah akal budi atau intelegensi yang berarti kemampuan untuk meletakan hubungan-hubungan dari proses berfikir.

Selanjutnya dikatakan bahwa, orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam tempo yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cemas, serta mampu bertidak cepat.

Implikasi Terhadap Prodi PGMI

Ketika siswa memiliki sifat tidak bisa diam, butuh perhatian lebih, tidak sabar, tidak suka memiliki teman banyak, suka melawan, sulit fokus dan aktif melebihi sikap anak normal itu termasuk kategori hiperaktif.

Sehingga guru harus lebih memerhatikan siswa yang mengalami sifat hiperaktif. Cara menanggani anak hiperaktif yang dilakukan oleh guru MI yaitu:

  1. Panggil si anak dengan panggilan sayang sehingga anak tersebut senang ketik di panggil oleh gurunya;
  2. Tunjukan sikap lemah lembut; dan
  3. Mencari tahu penyebab si anak.

PENUTUP

ADHD adalah gangguan psikitris pada anak yang paling banyak di jumpai gangguan tersebut mengakibatkan perkembangannya terhambat sehingga menimbulkan hambatan pada dirinya  dan dampak dalam perilaku.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hiperaktif pada anak yaitu : faktor neurologik, faktor toskik, faktor genetik, dan faktor psikosial dan lingkungan.

Kita perlu tau ada dua jenis perilaku hiperaktif.

  1. Hyperactivty Inattentionmeliputi: tidak memperhatikan pekerjaan yang sedang dilakukan, kesulitan dalam menjalankan tugas, kesulitan dalam mengikuti intruksi verbal, menghindari pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, pelupa, dan sering bertindak ceroboh.
  2. Hyperactivty Impilsivitymeliputi: Menggerak-gerakan tangan dan kaki yang tidak berarti, susah duduk tenang, selalu terburu-buru, banyak bicara, tidak mampu menunggu, sering menyela pembicaraan, dan tidak dapat bekerja dengan tenang.

Pengaruh pada anak hiperaktif adalah kurangnya perhatian terhadap pelajaran, anak sering gagal, pada tugas-tugas yang diberikan.

Ketika di dalam kelas, anak hiperaktif sering mengganggu proses ngajar mengajar, karena dia sering berteriak, berlari, berjalan pengaruhnya pada anak lain adalah merasa terganggu atau bahkan menjadi pemicu anak yang lainnya ikut berperilaku hiperaktif.

Untuk itu kita terapkan intervensi dengan cara diharuskan mempunyai kelas khusus, karena memerlukan penanganan yang multisipliner yaitu pendidik, orang tua, dan ahli seperti dokter atau psikog anak.

Untuk mengelola anak hiperaktif agar anak bisa menjadi anak mandiri, jujur, bertanggung jawab, sehat dan anak yang mampu mengembangkan kemampuan atau bakat sebagai orang tua, kita harus tau lima hal ini : pertama periksalah, kedua pahamilah, ketiga latihan kefokusannya, keempat talenta, dan yang kelima bangkit.

REFERENSI

Priyatna, Andri (2010). Not A Little Nonster!(Memahami, mendidik, dan mengasuh anak hiperaktif. Elex Media Komputiondo.
Azzet, Muhaimin, A. (2010). Buku Pintar Mengatasi Anak Nakal. Ar-Ruzz  Media Grup.
Meranti, tanti. (2013). Psikologi Anak Hiperaktif.
Izzaty, eka, rita .(2017). Perilaku Anak Prasekolah masalah dan cara menghadapinya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo kelompok Gramedia
http://ideguru.wordpress.com
http://hellosehat.com

Oleh : Dina Mutiara Ramadani
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor

Editor
Muhammad Irwan

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker