Hindari Ekspetasi yang Tidak Realistis pada Anak

Abadikini.com – Perilaku membanding-bandingkan adalah hal yang sudah sangat terbiasa terjadi di masyarakat. Perilaku membanding-bandingkan biasanya dilakukan oleh para orang tua, para orang tua yang sering membanding-bandingkan biasanya mereka lakukan tanpa mereka sadari. Para orang tua yang sering melakukan membanding-bandingkan anak mereka memiliki pemikiran bahwa  perilaku ini adalah merupakan salah satu hal positif karena dapat memotivasi anak tersebut. Tujuan orang tua melakukan perilaku membanding-bandingkan untuk memberikan contoh kepada anak-anak mereka dan agar anak-anak mereka dapat berubah menjadi lebih maju dan berkembang sama seperti anak-anak yang menjadi perbandingan para orang tua.

Namun kenyataannya tak semua anak satu pemikiran dengan orang tdalam hal membanding-bandingkan. Banyak dari anak-anak yang sering dibanding-bandingkan memiliki pemikiran bahwa orang tua mereka tidak pernah puas dan bersyukur dengan apa yang telah mereka lakukan dan mereka capai. Dan ternyata hal ini sangat berpengaruh dalam psikologisnya terutama sikologis perkembangan pembentukan karakter anak tersebut. Menurut Sitaresmi Setyawati Soekanto, “kebiasaan membanding-bandingkan anak, terkadang tidak tahu akibatnya, tetapi harus dihindari karena hal itu merupakan salah satu bentuk penganiayaam psikologi anak dan hal ini sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter si anak tersebut “ katanya dalam Seminar Parenting “Bersama Keluarga Meraih Rumah Di Surga”.

Anak yang sering dibanding-bandingkan dengan Orang tua nya cenderung memiliki karakter yang berbeda dari anak lainnya. Tidak sedikit dari mereka  yang memilki kepribadiaan tertutup dan susah bergaul dengan teman sebayanya.karena mereka selalu merasa rendah diri dan tidak percaya akan diri mereka. Dan mereka sering berfikiran bahwa mereka berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya.

Permasalahan di atas merupakan salah satu contoh akibat berperilaku membanding-bandingkan anak dan dapat menghambat dan menganggu dalam perkembangan pembentukan karakter si anak tersebut. Dan hal ini seharusnya kita sebagai orang tua dapat berpikir lebih baik dan lebih bijak dalam hal melakukan dan memperlakukan anak-anak kita tidak memiliki anggapan bahwa kita sebagai orang tua tidak pernah puas dan bersyukur dengan apa yang telah mereka lakukan dan mereka capai  dan agar tidak menganggu perkembangan pembentukan karakter anak tersebut. Untuk itu penulis akan membahas akibat pengaruh perilaku membanding-bandingkan terhadap psikologis anak.

PEMBAHASAN

Kata membanding-bandingkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa kata perbandingan berasal dari kata banding yang memiliki arti persamaan, sedangkan membandingkan mempunyai arti mengadu dua hal untuk diketahui perbandingannya. Perbandingan diartikan sebagai selisih persamaan (Bambang Marhiyanto ; 57). Dari sini kita sudah  bisa dapat menyimpulkan dengan mudah apa arti dari membanding-bandingkan. Orang yang sering membanding-bandingkan bertujuan apakah mereka lebih baik atau lebih buruk dari apa yang mereka jadikan bandingan. Begitu pula Orang tua, Orang tua yang yang sering membandingkan anak mereka entah dengan kakaknya, saudaranya atau bahkan anak tetangga untuk melihat standar anak mereka dengan standar anak yang mereka jadikan bandingan.

Jika anak mereka menyamai atau melebihi standar anak yang dibandingkan Orang tua tidak akan terlalu menuntut anak mereka untuk menjadi lebih dari anak yang lain. Tetapi jika anak mereka belum menyamai atau bahkan kurang dari standar anak yang dibandingkan Orang tua terutama ibu akan terus menuntuk anak mereka agar menjadi lebih baik dari anak yang lain. Orang tua belum akan merasa puas jika anak mereka belum menyamai atau melebihi dengan anak yang dibandingkan, bahkan segala cara akan mereka lakukan agar anak mereka bisa menyamai atau melebihinya. Dan biasanya Orang tua membanding-bandingkan anaknya dengan beberapa hal macam bandingan, antara lain yaitu :

1. Membandingan Kepribadiaan

Biasanya orang tua membandingkan kepribadiaan anak mereka dengankepribadiaan anak yang lainya, misalnya kakak dia atau sepupunya atau bahkan anak tetangga memiliki kepribadiaan yang  sopan, santun, ramah sedangkan anaknya memiliki kepribadiaan  yang berbeda dengan anak tersebut seperti susah diatur, tidak sopan, dan tidak ramah. Orang tua pasti akan membandingkan hal itu dengan menyuruh anak nya untuk merubah kepribadiaan  mereka agar bisa memiliki kepribadiaan yang sama atau bahkan menjadi lebih dibandingkan dengan anak tersebut.

2. Membandingkan Sikap.

Membandingkan sikap juga adalah hal yang bisa menjadi perbandingan orang tua dalam hal membanding-bandingkan anak mereka. Jika anak mereka memiliki sikap yang kurang baik dibandingkan dengan anak yang lain, biasanya orang tua tidak segan-segan menyuruh bahkan menuntut anak mereka untuk memiliki sikap yang lebih baik dengan anak yang menjadi bandingan si Orang tua tersebut.

3. Membandingkan Kepintaran.

Membandingkan kepintaran adalah hal yang sering dijadikan perbandingan oleh Orang tua, apalagi  jika anak mereka jauh lebih kurang kepintarannya dengan anak orang lain hal itu akan memicu orang tua agar si anak dapat lebih pintar dari anak yang lain. Orang tua akan melakukan apapun agar si anak dapat menjadi lebih pintar dibandingkan anak yang lain. Dan tidak segan-segan menuntut penuh si anak tersebut agar dapat menjadi lebih pintar.

Itulah beberapa hal yang biasa menjadikan orang tua melakukan perilaku membanding-bandingkan anak mereka dengan anak yang lainnya. Tapi jika kita merupakan orang tua yang bijak kita tidak akan pernah membanding-bandingkan anak kita dalam hal apa pun karena hal tersebut dapat sangat berpengaruh terhadap psikologis mereka. Terutama dalam hal perkembangan pembentukan karakter anak kita.

Setelah ini penulis akan menjelaskan sedikit pengertian tentang psikologis anak. Khususnya psikologi tentang perkembangan pembentukan karakter dan moral anak-anak.

Secara bahasa kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari dua kata psyche dan logosPsyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu, dengan demikian psikologi adalah ilmu jiwa atau disebut juga sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia.

Sebagian psikolog menyatakan jiwa dapat dipelajari melalui tingkah laku yang muncul sebagai ekspresi jiwa dari seseorang. Pendapat ini didukung oleh para tokoh aliran psikologi behavioristik. Tetapi kelompok lain menyatakan jiwa dapat dipelajari dari hakikat dan esensinya sebagai pendorong seseorang untuk berperilaku, sehingga perilaku yang sama mungkin didasari oleh dorongan yang berbeda. Pendapat ini didukung oleh para tokoh psikologi kognitif dan humanistik.

Berbagai tokoh telah menggagas  pengertian psikologi berdasarkan pendapat mereka tentang obyek yang dipelajari dalam psikologi. Santrock menyatakan, “psychology is the scientific ofbehavior and mental processes” (psikologi adalah kajian ilmiah terhadap proses perilaku dan mentah) 1 Loewenthal mengutip dari Hutchinson’s Encyclopediamenyatakan, psikolohi adalah studi sistematis tentang perilaky manusia, mencakup peranan insting, budaya, fungsi berpikir, inteligensi, dan bahasa.2  Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas perilaku, tindakan, atau proses mental dan pikiran, diri, atau kepribadiaan yang terkait dengan proses mental.

Dari beberapa pendapat ahli, penulis berpendapat bahwa psikologi adalah ilm pengetahuan yang mengkaji dan meneliti proses mental dan perilaku seseorang. Proses tersebut diketahui seorang pengkaji atau peneliti psikolgi melalui penelitian yang bersiat kuantitatif dan kuanlitatif.

1. Ruang Lingkup Perkembangan Fisik.

Fisik adalah bagian tubuh yang meliputi tubuh dan organ-organ tubuh. Tubuh mencakup kepala, badan, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya.

Perubahan fisik adalah perkembangan semua bagian tubuh dan fungsinya. Perkembangan fisik meliputi: perubahan dalam ukuran badan, perubahan bentuk badan, perkembangan otak, perkembangan kemampuan motorik kasar,perkembangan motorik halus dan faktor faktor yang dapat memengaruhi perkembangan fisik.

a. Perubahan Dalam Ukuran Badan

Pertumbuhan  fisik yang paling nyata terlihat adalah perubahan bentuk tubuh anak. Semakin bertambahnya usia, pertumbuhan tersebut akan semakin lambat kecepatan dan perkembangan tinggi dan berat badan.

b. Perubahan Bentuk Badan

Sejalan dengan peningkatan tinggi badan san berat tubuh anak, maka tiap bagian tubuh juga tumbuh dengan ukuran yang berbeda. Perubahan ini terus bertahan sampai usia sekolsh. Perubahan bentuk badan juga berkaitan dengan pertumbuhan tulang dan perkembangan hormon.

c. Pertumbuhan Dan Perkembangan Otak

Proses perkembangan otak manusia mencakup: (1) induksi neural; (2) pengembangbiakan neuron dan gila; (3) migrasi sel ptak; (4) kematian sel otak; ( 5) diferensiasi  sel otak ; (6) pemebentkan synap dan (7) eliminasi synap.

d. Perkembangan Kemampuan Motorik Kasar

Gerakan motorik kasar adalah kemampuan mengubah beragam posisi tubuh dengan menggunakan otot-otot besar.

e. Perkembangan Kemampuan Motorik Halus

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan manipulasi (fine manipulatife skills) yang melibatkan pengunaan tangan dan jari secara tepat seperti dalam kegiatan menulis dan gambar. Kemampuan motorik halus fokus pada kemampuan koordinasi tangan dan mata.

f. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan Fisik Anak.

1) Hereditas (keterunan)

Faktor hereditas memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Tinggi dan berat badan anak secara genetik diturunkan dari orangtuanya.

2) Nutrisi

Nutrisi merupakan bagian penting dalam perkembangan Banyak anak yang mengalami keterlambatan perkembangan karena kekurangan gizi.

3) Penyakit

Penyakit juga memengaruhi pertumbuhan perkembangan fisik anak. Mayoritas anak-anak yang mengidap penyakit keterunan mengalami keterlambatan perkembangan dibandingkan dengan teman-temannya.

2. Ruang Lingkup Psikis Pada Anak

Sikis adalah bagian jiwa yang terdapat di dalam otak. perubahan sikis adalah perkembangan atau perubahan dalam pembentukan karakter dan pembentukan moral dan faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan karakter dan moral.

A. Pembentukan Moral Pada Anak

Anak-anak dapat mempelajari moral melalui empat cara yang juga disebut dengan 4”E`s” :

1. Desakan (exhotation), cara ini di mana orang dewasa memberikatahukan kepada anak-anak tentang yang benar dan salah, mengimbau mereka melakukan hal benar dan mengajarkan kepada mereka untuk hidup dengan standar-standar perilaku tertentu.

2. Contoh (example), cara ini adalah anak-anak belajar moral dari model moral yang dilakukan orang-orang di lingkungan anak-anak.

3. Harapan-harapan (expectation). Anak-anak belajar moral dari harapan-harapan orang-orang yang ada di sekitarnta, di mana perilaku-perilaky tertentu diharapkan dilakukan anak.

4. Pengalaman (experience). Anak-anak belajar moral lewat tindakan-tindakan dalam pengalaman mereka.

B. Pembentukan Karakter Anak

Karakteristik adalah keunikan, temperamen. Karakter anak di bangun dan dibentuk sejak masih usia dini dan peran kedua orang tua sangatlah penting dalam membentuk kepribadiaan anak tersebut.

Berikut ini cara-cara pembentukan karakter anak :

• Penerapan disiplin kepada anak secara konsisten.

• Turut serta dalam proses pembentukan karakter anak.

• Role model yang baik bagi anak.

• Menumbuhkakembangkan nilai-nilai dasar pada anak.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Anak

• Faktor pribadi diri anak yang bersangkutan biasa ya mencakup nilai-nilai dan macam macam norma yang ditanam oleh kedua orang tua.

• Faktor lingkungan memberikan sumbangan yang tidak sedikit terhadap pembentukan karakter anak.

Setelah membahas pengertian membanding-bandingkan dan psikologi anak sekarang penulis akan membahas pengaruh dari perilaku membanding-bandingkan terhadap psikologis anak.

Membandingkan anak jadi pendekatan yang umum memastikan apakah pencapain anak normal atau tidak. Orang tua suka membandingkan perkembangan anak dengan anak lain, lalu menilai sendiri apakah perkembangan anak kita normal, lebih baik atau sempurna. Kemudian, tanpa sadar kita menggunakan kemampuan anak lain sebagai patokan untuk memotivasi anak sendiri.

Anda tentu tidak bermaksud menyakiti buah hati, tapi tanpa sadar kata-kata ini sanga berbahaya . Membandingkan anak dengan anak lain sebenarnya membuat Anda dan anak merasa setres tetapi karena dorongan untuk melakukannya tidak bisa ditolak. Kadang tujuan dibalik membandingkan anak dengan anak lain adalah untuk memancing kompetensi pada anak dan anak melakukan sesuatu dengan kemampuannta dan unggul. Kompetisi merupakan dorongan untuk pencapain anak. Tapi apakah ini berhasil untuk anak? Berikut ini yang perlu Anda ketahui efek negatif dari membandingkan anak :

a. Stres

Anak akan merasa terbebani bila ia terus dibandingkan dan bisa membuat dia stres.

b. Rasa percaya diri rendah

Anak akan percaya kalau orang lainlebih baik dibanding dirinya dan ia tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik atau memenuhi harapan orang tua. Perasaan ini sangat merusak kepribadiaan dan pertumbuhan akademik anak.

c. Tidak menghargai diri sendiri

Bila ia masih mendengar kata-kata Anda yang memina ia untuk mengikuti anak lain agar berprestasi baik, ini akan menghancurkan rasa percaya dirinya dan bisa mengahancurkanperformannya dimasa yang akan mendatang.

d. Menghindari situasi sosial

Bila anak terus dibandingkan, maka ia mulai menghindar interaksi publik bersama Orang tua.

e. Membangun perilaku Tidak Semangat

Bila bakat dan prestasi anak terus diabaikan, maka ia tidak lagi bersemangat karena orang tua dengan jelas membandingkannya dengan anak lain yang punya prestasi lebih.

f. Menekan Bakat Anak

Bila Anda tidak mendukung bakat  yang dimiliki  anak, maka perlahan semangatnya akan hilang.

g. Jauh dari Orang tua

Anak yang diperlakakukan secara negatif dengan dibandingkan dengan saudara kandung, sepupu, teman, atau tetantangganya. Ini menjadi bukti kalau sesuatu tentang dirinya tidak bisa Anda terima dan Anda tidak senang dengan dirinya. Anak akan berfikiran bahwa Anda menjadi sumber saki baginya dan ia akan menjaga jarak dengan Anda. Dan bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan hilang kepercayaan pada Anda.

h. Mendorong perselisihan saudara kandung

Ketika Anda membandingkan Anak dengan saudara kandungnya sendiri, dapat memicu anak berperilaku agresif, mengejek, bahkan saling pukul. Anda juga menyampaikan pesan bahwa anak yang lebih berprestasi lebih disayang dan dicintai. Dan akibatnya anak mulai mengucilkan dirinya sendiri.

i. Menyebabkan keraguan pada diri sendiri

Bila anak diberitahu bahwa dia tidak bagus dalam bidang tertentu dan ada yang lebih bagus, perlahan tapi pasti keraguan pada diri sendiri mulai akan tumbuh. Begitu juga dengan anak. Anak menjadi tidak yakin apakah jadi lebih baik.

j. Kecemburuan

Bila Anda terus membandingkan anak, ia akan mulai mengalami kecemburuan yang ekstrim. Kecemburuan akan menimbulkan kebencian. Ketika orang lain selalu dianggap lebih baik, anak akan berfikir negatif, ” Kenapa saya harus  mencoba bila selalu tidak dianggap?” Bukannya mencoba tugas da tantangan dengan semangat positif,asumsi anak tentang dirinya dan dari hasil yang ia dapatkan bisa negatif.

k. Anak tumbuh menjadi orang dewasa yang cemas dan gelisah

Orang tua yang membandingkan anak akan perlahan membuat anak merasa cemas dan gelisah. Anak bisa menjadi berlebihan fokus untuk menyenangkan hati orang tua dan akan terus merasa tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka. Perlahan anak kehilangan rasa percaya diri dan otonomi.

Sudah sangat jelas bukan apa saja pengaruh dan efek dari membanding-bandingkan anak terhadap psikologis anak tersebut. Menjadi orang tua merupakan tugas yang paling sulit di dunia dan tidak ada yang orang tua yang sempurna. Tapi kita adalah tetap menjadi orang tua pertama anak, kita adalah orang yang akan mereka cari pertama ketika mereka down, Dan tugas kita adalah berperan sebaik mungkinuntuk membantu anak tumbuh di lingkungan positif. Keyakinan orangtua terhadap anak bisa mempengaruhi seperti apa anak nantinya, sulit memang bagi orang tua untuk tidak melihat dan berikir tentang perbedaan diantara anak-anak mereka. Kita sebagai orang tua harus fokus pada mengenali kekuataan anak kita dan kehati-hati secara vokal membandingkan anak di depan mereka.

PENUTUP

Selamatkan diri Anda dan diri anak Anak dalam berkompetensi dan membandingkan. Jangan paksa anak untuk mengikuti apa yang tidak dia sukai. Rasa percaya diri Anda sebagai orang tidak boleh dihubungkan dengan performa Anda di sekolah. Ingat Anda bukan anak Anda dan selalu sadari hal ini, jangan mendorong anak Anda melakukan hal yang tidak ia sukai.

Ingat, tak ada satu pun yang bisa jadi ibu dan anak yang sempurna dan bagus dalam semua bidang akademik. Tiap orang menghadapi tantangan dan situasi yang berbeda dari rumah ke rumah. Memang terkadang kita tidak bisa menghindari membandingkan anak, seberapa pun kita mencoba. Membandingkan anak bukanlah hal yang membantu. Mereka perlu diajarkan untuk bisa lebih baik setiap hari bukan lebih baik dibanding teman-temannya.

Berikut ini beberapa pendekatan yang lebih positif dibandingkan dengan membanding-bandingkan :

• Tetapkan benchmark ( tolok ukur) bukan membandingkan. Hargai usaha anak, meski bila nilai ulangannya lebih jelek dari sebelumnya. ini membangun rasa percaya dirinya.

• Dorong anak mengatasi kelemahannya tanyakan apakah anak membutuhkan bantuan. Berika dukungan.

• Berikan pujian untuk keunggulan yang dimiliki anak. Hargai apapun tugas yang ia lakukan dengan baik.

• Hindari ekspektasi yang tidak realitis. Bila anak Anda ingin jadi penulis jangan paksa ia untuk unggul dalam olahraga. Ia mungkin cerdas, tapi tidak memiliki minat membuatnya gagal untuk berhasil di bidang apa pun.

• Siapkan dukungan dan cinta tanpa syarat. Bila nilai anak tidak bagus, jangan buat  ia merasa telah mengecewakan atau mempermalukan Anda. Selalu berikan dukungan ke anak dan selalu hargai usahnya di depan banyak orang.

Dari pada membandingkan anak, cari cara untuk memperkenalkan keterampilan dan minat baru pada anak. Anda bisa lakukan pendekatan yang sama,  jangan tonjolkan ketidakmampuan anak atau memaksannya menjadi sempurna. Tapi perlahan perkenalkan dan latih bagaimana ia bisa menguasai kemampuan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, R. (1965). Social psychology.New York: Free Press.
Dr. Masganti Sit, M. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.Depok: PT Kharisma Putra Utama.

Oleh : Nuranisa Syisyi Rizky Auladina – Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor

Editor
Muhammad Saleh

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker