Menghindari Dzalim di Dunia

Abadikini.com, JAKARTA – Tujuan seorang Muslim hidup di dunia adalah mendapat keridhaan Allah SWT. Salah satu cara mendapatkan ridha itu ada lah dengan melakukan amalan dan menghindari akhlak tercela. Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Umar RA, ada seorang Anshar yang bertanya pada Nabi Muhammad SAW. Ia bertanya perihal dua hal, salah satunya tentang siapakah muk min paling utama. “Wahai Ra su lullah, mukmin manakah yang paling uta ma?” tanya orang Anshar tersebut. Nabi SAW pun menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.”

“Dari cerita ini, umat diingatkan un tuk terus menjaga perilaku atau akhlak nya. Jangan sampai semasa hidup akh lak kita tercela. Orang yang paling bagus akhlaknya adalah yang kelak paling dekat posisinya dengan para Nabi di surga,” ujar Ustaz Abu Hurairah dalam kajiannya di Masjid Al Azhar Cempaka Putih, Jakarta, belum lama ini.

Ia pun menyebut meski Nabi Mu ham mad merupakan orang yang paling bersih dan disebut kekasih Allah, beliau masih ber lindung kepada Allah atas akhlak-akh lak tercela. Rasulullah SAW sangat takut perbuatannya dapat menya kiti orang lain. Nabi seumur hidupnya berlindung kepada Allah SWT atas empat perkara. Dalam HR Tirmidzi, Nabi ber doa, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari akhlak tercela, amal-amal yang tidak berkesesuaian, dan hawa nafsu yang mungkar, dan berbagai macam penya kit.”

Dalam doanya itu, Nabi meminta kepada Allah untuk dijauhkan dari akhlak buruk. Akhlak jelek ini bisa yang bersinggungan dengan syariat Islam, termasuk di dalamnya sesuatu yang dapat menodai keimanan umat Islam. Salah satu akhlak yang tercela adalah zalim. Sikap ini berlawanan dengan sifat adil. Zalim berarti meletakkan sesuatu yang bukan pada tempatnya dan bukan kepe milikannya. “Wajib bagi setiap Muslim untuk berhati-hati dan waspada atas per buatan zalim ini,” ucap Ustadz Abu.

Dalam Alquran, banyak surat-surat yang membahas mengenai perbuatan dzalim dan meminta umat untuk meng hin darinya. Dalam surah Ibrahim ayat 42 dikatakan, “Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.”

Surat lain yang membahas perihal perilaku zalim dituliskan pada surah al- Furqan ayat 19. Dalam surah itu Allah berfirman, “Maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar.”

Dua ayat di atas menjelaskan perihal bagaimana Islam dan Allah betul-betul tidak menghendaki adanya perilaku dzalim. Di dalam Islam, riba pun dimasuk kan dalam kategori zalim. Dalam surah al-Baqarah ayat 279 Allah bersabda, “Maka jika kamu tidak mengerjakan (me ninggalkan sisa riba), maka ketahui lah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan me merangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

Karena Allah sangat memerangi perilaku zalim, Ia pun mengharamkan ke zaliman kepada Dirinya dan terhadap hamba-hamba-Nya. Allah berfirman, “Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan ke dzaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.” “Allah Mahaadil. Satu dosa akan di balas sesuai dengan dosanya, sementara kebaikan akan dilipatgandakan nilainya 10 kali, bahkan hingga berkali-kali lipat.

Ini menunjukkan Mahakasih Sayang Allah. Kasih sayang Allah mengalahkan murka-Nya pada orang-orang kafir. Kasih sayang-Nya mengalahkan marah-Nya kepada pelaku syirik,” lanjut Ustaz Abu. Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah diri kalian dari perbuatan dzalim karena sesungguhnya ke dzaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” Perbuatan dzalim ada banyak jenisnya.

Dzalim kepada Allah seperti syirik yang tidak terampuni dosanya, hingga dzalim kepada selain Allah (sesama manusia, diri sendiri, sesama makhluk hidup) yang dosanya masih bisa diampuni. Nabi bersabda, “Barang siapa yang meng ambil sejengkal tanah dengan dzalim, maka pada hari Kiamat tanah tersebut akan dikalungkan padanya sebanyak tujuh lapis.” Dalam hadis lainnya Rasul berkata, “Tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sejengkal tanah tanpa hak, melainkan Allah akan mengimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat kelak.”

Ustadz Abu Hurairah mengingatkan tentang hukum bagi orang yang berbuat dzalim. Jika pun orang tersebut lolos dari hukum dunia atas kezalimannya, ia harus berhati-hati akan hukum Allah di akhirat pun, berhati-hati pada doa orang yang teraniaya. Doa yang dipanjatkan oleh mereka yang teraniaya akan dikabulkan oleh Allah SWT, bahkan disebut doa orang yang teraniaya tiada berpenghalang dari Allah SWT.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah, Nabi bersabda, “Barang siapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga.” Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak).”

Adapun beberapa hal yang menyebabkan orang berbuat dzalim bisa karena hasutan setan. Selain itu, bisa karena orang ini tidak tahu bahaya dari perbuatan zalim. Terakhir, ia menganggap dirinya lebih daripada orang lain dan orang lain rendah terhadapnya. “Kita diciptakan oleh Allah sama. Makanya, harus saling hormat-menghormati dan menjaga perasaan,” ujar Ustadz Abu.

Editor
Muhammad Saleh
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker