Korban Limbah di Riau Berlinang Air Mata Saat Diwawancarai Wartawan Abadikini
abadikini.com, ROKAN HULU-Pabrik Kelapa Sawit (PMKS) milik PT Kencana Utama Sejati KUS), di Desa Tambusai Barat, Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau diduga telah menbuang limbah cair ke aliran sungai Batang Sosa daerah Rohul dan Padang Lawas (Palas) Sumatera Utara (Sumut).
Perusahaan tersebut, khabarnya sudah beroperasi lebih dua tahun, kini aktifitasnya, diduga telah meresahkan masyarakat tempatan, sementara, tidak jelas pemberian kontribusi yang nyaman kepada masyarakat tempatan yang merupakan sempadanan PT KUS itu sendiri.
Hal ini terbukti satu keluarga, merupakan warga Desa Tambusai Barat, Nusron Nasution, harus menerima, merelakan rumahnya tertimbun akibat erosi dari area pabrik PT KUS.
Nusron nasution, mengaku korban akibat tertimbun rumah idaman keluarganya terpaksa harus pindah dan menyewa rumah kontrakan. Nusron Nasution mengaku sangat direndahkan serta tidak ada rasa perikemanusiaan dari pihak PT KUS terhadap keluarganya
Keluhan satu keluarga ini juga sudah disampaikan ke pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Rohul. Namun sampai kini tidak ada tindakan yang jelas terhadap keluhan warga tersebut, bahkan Kadis DLH, Hen Irpan mengatakan jangan diberitakan dulu.
Nusron juga mengatakan dia sudah sampaikan kepada pihak perusahaan supaya tanah dan rumahnya diganti rugi saja .
” Nanun pihak perusahaan menjawab kami siap ganti rugi, tapi dengan harga Rp 30 000 per Meter,” terangnya.
Akan tetapi Nusron Nasution tidak mau mengiyakannya, karena menurutnya harga itu tidak wajar, sebab tidak bisa mengganti tapak dan rumah lagi dengan uang sebanyak itu.
“Saya harus pindah, karena saya dan keluarga saya sudah tidak tahan untuk tinggal di rumah saya itu lagi,” ucapnya.
Di samping sudah tertimbun erosi juga limbah pabrik sering dibuang ke situ.
” Apalagi, kalau sudah larut malam, musim hujan jadi sebelum keluarga saya diserang penyakit, maka kami putuskan untuk menyewa rumah orang lain walaupun harus bekerja keras untuk menutup sewanya,” ungkapnya.
Lanjutnya, perusahaan sama sekali tidak melihat derita dan keluhannya ini. ” Seakan pihak perusahaan tidak punya rasa iba terhadap kami,” urainya dengan berlinang air mata.
‘Dalam waktu dekat saya dan anak serta istri saya akan mengadukan nasib keluarga saya ini kepada Bupati Rohul H. Suparman dan Gubernur Riau agar perusahaan ini ditindak sesuai hukum yang berlaku di negara ini,” harapnya.
“Keluarga saya sudah tidak bisa menahan derita ulah perusahaan ini lagi, akankah ada keadilan buat masyarakat lemah seperti saya ini lagi,” bebernya sambil menangis kepada awak media. (ak/R.lubis)