Waketum PBB, Jamaluddin Karim Nilai Ngototnya PT 20% oleh Pemerintah Isyaratkan Muncul Calon Presiden Tunggal

abadikini.com, JAKARTA – Ngototnya pemerintah dalam mengajukan angka 20 persen Presidential Threshold mendapat sorotan dari banyak kalangan. Wakil Ketua Umum Partai Bulan Bintang Bidang Organisasi, Jamaluddin Karim, SH. MH mengatakan kengototan pemerintah ini adalah isyarat langkah politik memunculkan Calon Tunggal Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu Serentak 2019.

“Pemaksaan presidential threshold itu, justru langkah politik puncak dalam menyusun rule of the game yang memuluskan langkah-langkah politik sebelumnya, agar kelihatan konstitusionalah” ujar Jamal saat dihubungi abadikini.com, Selasa (20/6/2017).

Lebih jauh, ujar pria yang akrab disapa Bang Jeka ini mengatakan Sinyal “mengatur” RUU Penyelenggaraan Pemilu sebenarnya juga sudah mulai sedikit terkuak dalam rapat pembahasan di tingkat pansus, Selasa (25/5) lalu.

“Ada pembahasan mengenai calon tunggal presiden dan wapres, Fraksi PDIP dan NasDem menginginkan menerima kemungkinan calon tunggal, sementara delapan fraksi lainnya menginginkan antisipasi calon tunggal presiden dan wapres. Isu ini sempat didebatkan dalam rapat, terangnya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengatakan alasan 20 persen sudah terbukti, di zaman (terpilihnya) SBY dan juga Jokowi, tidak ada masalah. Kita punya argumentasi konstitusional, enggak ada strategi, kecuali kemarin 0 persen dan sekarang (mendadak) jadi 20 persen nah itu baru (strategi).

Jamaludin Karim yang juga pernah menjadi Ketua Fraksi DPR RI (Faraksi Bintang Pelopor Demokrasi) itu menilai adanya penggaturan calon tunggal semakin nyata set upnya lewat konflik kepemimpinan di Partai Golkar dan PPP, dan disangkutpautkannya beberapa pimpinnan parpol dengan kasus korupsi.

“Ini penyanderaan terhadap pimpinan dan tokoh parpol, yang terang benderang, hingga diharapkan mereka bertekuk lutut mengamini hasrat politik pemegang kekuasaan” ujar Bang Jeka seraya menyebut kasus yang mencuat belakangan ini juga menyandera Setya Novanto dan Amien Rais.

Bang Jeka mengurai dalam pertarungan politik di negara manapun langkah seperti ini bisa saja terjadi. “Tinggal masalahnya sekarang, apakah para tokoh dan pimpinan parpol lainnya yang masih ada sedikit kekuatan akan menyerah begitu saja, dan paksakan akhirnya semua bertekuk lutut,” tegasnya.

“Setelah Pasangan Calon Kepala Daerah di Pilkada ramai lawan kotak Kosong, akankah Pilpres 2019 juga sama, muncul pasangan tunggal Capres-cawapres melawan kotak kosong?,” pungkasnya. (ld.ak)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker