Krisis Golkar, Pengamat Khawatirkan Jokowi dan Luhut Lakukan Hal Serupa terhadap Megawati dan PDIP

abadikini.com, JAKARTA – Apa yang menimpa Setya Novanto hari ini disebut akibat dari intervensi Istana melalui penciptaan konflik di internal partai berlambang beringin pada 2016 lalu.

Luhut Binsar Panjaitan yang disinyalir atas arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut terlibat bermain di Munaslub Golkar untuk memuluskan jalan bagi Setnov. Dan hasilnya, konflik internal Golkar yang berlarut-larut, seketika berakhir.

“Jokowi dan Luhut berhasil membuat Setnov bagai kambing yang terikat di pagar Istana, manut dan tidak berdaya. Hasilnya Golkar dibuat berkhianat pada Prabowo Subianto, keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP),” papar Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Jumat malam (17/11/2017).

Tak hanya itu, lanjut Faizal, Golkar dipaksa untuk mendukung Ahok selaku narapidana penista Alquran pada Pilgub DKI Jakarta, kemarin. “Hasilnya membuat Golkar tersandera, kian terpuruk dan celakanya rela diobrak-abrik oleh Istana dan KPK melalui kasus korupsi Setnov,” lanjut Faizal.

Tapi lucunya, menurut Faizal, partai yang punya segudang pengalaman berpolituk justru merelakan organisasinya dihancurkan tanpa adanya perlawanan.

“Mestinya Jokowi dan Luhut didesak untuk bertanggungjawab sebab mereka ikut terlibat membuat Setnov jadi Ketum namun setelah dijadikan tersangka, Istana seolah bungkam.”

“Jokowi dan Luhut tidak boleh cuci tangan, sebab sejak awal mereka tahu bahwa Setnov terlibat serangkaian kasus korupsi. Dan ihwal itulah yang digunakan sebagai pintu masuk mengobok-obak Golkar,” imbuh Faizal.

Perlakuan zalim tersebut tidak hanya dilakukan pada Golkar, namun PPP pun menuai nasib serupa. Harusnya kedua Parpol berani mengambil sikap tegas untuk lepas dari koalisi.

“Termasuk posisi PDIP yang makin cemas dengan pengkhianatan Jokowi dan Luhut kepada Setnov. Polituk licik itu bisa jadi menimpa Megawati yang diduga terlibat dalam skandal BLBI,” pungkas Faizal. (ber.ak/dc)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker