Fahri Hamzah: Kepemimpinan Jokowi Tidak Bisa Mengobati Luka Umat Islam

Abadikini.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengatakan kepemimpinan Presiden Jokowi tidak dapat mengobati luka umat Islam meski sudah seringkali berusaha.

“Kepemimpinan pak @jokowi tidak bisa mengobati luka Ummat Islam, meski nampak sekali berusaha. Karena beliau tidak paham luka Ummat Islam yang ia timbulkan kemarin2. Maka luka terus menganga. Ini bukan soal 212 tetapi sesuatu yang mengalir dalam rasa,” kata Fahri di akun twitter pribadinya, @Fahrihamzah, Minggu (29/4/2018).

Menurut Fahri, seorang presiden memerlukan narasi dalam menjalankan kepemimpinannya jika tidak maka lambat laun bangsa itu akan tenggelam seperti kepemimpinan sekarang ini. fahri bahkan menyidir jokowi hanya sibuk bekerja bagaikan kerjaan Lurah dan pemborong dalam sebuah proyek.

“Kepemimpinan memerlukan narasi, karena Sebuah bangsa tanpa narasi tinggal tunggu waktu tenggelam. Itulah yang mencemaskan dari kepemimpinan sekarang. Nggak pernah menjelaskan kita mau ke mana. Sibuk kerja bagi sepeda dan kerja yang harusnya kerjaan lurah dan pemborong,” ujarnya.

Fahri menegaskan, kesibukan presiden itu bukan seperti walikota, tapi kesibun presiden adalah presidensial.

“Ada yg anggap ini benar.. Kesibukan presiden dianggap kesibukan yang benar padahal itu kesibukan salah arah. Presiden itu presiden bukan walikota. Dia tidak boleh nampak sibuk menjadi mandor atau petugas pelayanan birokrasi. Kesibukannya adalah presidensial,” tegasnya.

Pasalnya kata Fahri, President dan Presidential adalah istilah yang di-nisbatkan kepada jabatan dan standar kapasitas tertentu. Makanya muncul istilah PresidentialLook karena dia harus juga nampak dan dapat dilihat. Bukan saja akibat siatem pemerintahannya tapi standar tindakannya.

“Saya tidak mau meneruskan nasehat ini tapi percayalah bahwa ujian pada pak @jokowi adalah itu. Seleksi rakyat akan semakin presidensial. Sementara beliau semakin tidak nampak dibantu untuk tampil dengan standar #Presidential . Itulah salah satu alasan beliau bisa tertolak,” tegasnya.

“Ekspektasi rakyat terhadap figur #President makin tinggi. Dan citra makin tak berguna. Sepandai-pandai sembunyikan wajah asli tetaplah akan tersingkap. 4 tahun cukup untuk membaca siapa presiden kita sebenarnya,” pungkasnya. (beng.ak).

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker