Pengabdian Masyarakat oleh Dosen Universitas Mercu Buana Tingkatkan Pengetahuan Generasi Z Tentang Mediapreneurship di Jakarta
Oleh : Rizky Oktarina Costa, SP, M.Ikom, Dosen Universitas Mercu Buana
Abadikini.com – Pesatnya kemajuan teknologi dipercaya mampu menunjang pertumbuhan ekonomi, terutama pertumbuhan ekonomi bagi anak bangsa yang lahir dalam rentang tahun 1997 sampai 2012 atau yang biasa dikenal dengan generasi Z. Pasalnya, generasi Z adalah peralihan dari generasi milenial dimana yang bersangkutan telah menjumpai kondisi teknologi yang sudah semakin berkembang.
Hal itulah yang penulis kemukakan pada peserta didik tingkat SMK yang sedang PKL di Forma Digita, Pasa Rebo, Jakarta Timur pada bulan Maret 2023 lalu dalam suatu kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul mediapreneurship. Acara yang dikemas dalam bentuk ceramah interaktif itu kemudian mendapat tempat tersendiri bagi peserta yang mengikutinya.
Dalam kegiatan yang terlaksana dengan baik itu, peserta diberikan kuisioner untuk melihat sejauh mana pengetahuan generasi Z tentang mediapreneurship. Kemudian, kepada peserta diberikan pengetahuan tentang apa itu content creator, bagaimana penggunaan media sosial yang sehat, skill yang dipunyai seorang konten creator, apa saja yang diketahui tentang cara menjadi content creator, tugas dan tanggung jawab menjadi content creator dan prospek kerja sebagai content creator.
Di awal pemaparan materi, peserta diperkenalkan dengan: Bijak menggunakan media sosial. Kepada peserta, penulis menjelaskan bahwa:
1. Jarimu, Harimaumu. Apapun yang diketikkan, divideokan atau digambarkan di sosial media akan menjadi ”harimau” yang berbalik menyerang, jika tidak hati-hati menggunakan jari tentang apa yang akan dilakukan di sosial media.
2. Menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi. Peserta diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi etika dalam membalas chat, komen maupun posting apapun di sosial media.
3. Selektif dalam menyebarkan informasi. Tidak semua informasi yang diterima, harus disebarkan kembali. Terutama informasi yang tidak jelas sumbernya serta informasi yang akan menimbulkan konflik.
4. Tidak menyebarkan informasi pribadi ke ranah publik. Dari hasil pantauan, seringkali generasi Z secara tidak langsung menyebarkan informasi ke ranah publik. Hal ini tidak sepatutnya dilakukan.
5. Bijak dalam mengatur waktu online. Generasi Z yang tidak lepas dari gadget diajarkan untuk mengelola waktu dengan baik, sehingga tidak terus-terusan online.
Materi berikutnya adalah tentang Mindset Mediapreneurship Bagi Generasi Z. Apa itu mediapreneurship dan pengertian menjadi content creator sebagai bagian dari mediapreneurship.
Mediaprenuership merupakan wirausaha melalui aktivitas usaha di berbagai platform media online. Penerbitan (publishing), penulisan (writing), percetakan (printing), serta pembinaan bidang penulisan, jurnalistik, blogging, content writing, dll. Mediapreneur mempunyai platform online seperti web show, podcast, blog, video blog, dan mereka memanfaatkannya untuk membantu orang dan membuat uang. Content creator ialah orang yang menghasilkan konten edukatif atau menghibur sesuai impian audiens. Konten yang dihasilkan berupa text, image maupun audio dan video. Konten-nya mampu dibagikan melalui media sosial yang ada: YouTube, Twitter, TikTok, Instagram, Facebook, atau blog.
Materi penting lainnya adalah Skill wajib yang dimiliki seorang content creator. Tanpa skill ini, content creator akan kesulitan dalam memproduksi dan menyebarkan konten.
a. Kemampuan riset. Untuk membuat konten diperlukan riset dalam mengumpulkan informasi pendukung secara lengkap. Riset pula membantu Content creator memahami kondisi pasar, trend saat ini, serta kebutuhan audiens. Selain itu, juga menemukan inspirasi yang akan dijadikan konten.
b. Manajemen waktu. Sebagai content creator, tidak hanya membuat satu konten dalam satu waktu dan tempat. Diperlukan kemampuan mengatur waktu yang baik untuk produksi dan edit semua konten sesuai jadwal yang ditentukan.
c. SEO. Tidak hanya membuat konten yang berkualitas, content creator juga dituntut membuat konten yang mudah ditemukan audiens. Baik secara artikel, audio maupun video.
d. Copywriting dan content writing. Dalam pembuatan konten, diperlukan naskah, skrip, atau caption. Karena itu, kemampuan menulis seperti copywriting dan content writing perlu dikuasai.
e. Fotografi atau videografi dan editing. Keterampilan ini adalah keterampilan dasar yang wajib dikuasai sang content creator.
Bahasan berikutnya adalah bagaimana cara menjadi content creator yang sukses. Berikut cara-cara yang bisa dilakukan :
1. Tentukan dan Pelajari Target Audiens. Menjadi content creator berarti bekerja dalam industri kreatif. Agaknya konten yang dibuat mampu menarik perhatian audiens, diperlukan pengetahuan mengenai target audiens.
2. Buat Konten yang berkualitas tidak hanya secara isi konten, namun juga kualitas gambar, edit, suara dan sebagainya sehingga audiens menjadi nyaman dan ingin kembali mem membaca, melihat atau mendengar kembali konten lainnya.
3. Selalu Update dengan Tren Terkini. Pengetahuan ini membantu creator dalam membuat konten viral. Kecenderungan audiens untuk mencari tahu trend kekinian melalui konten yang diunggah ke media.
4. Miliki Konsistensi yang Tinggi. Konsistensi yang tinggi mampu membuat kemampuan menciptakan konten yang bermanfaat untuk dikonsumsi khalayak umum. Tentunya dengan ide-ide baru yang berkesan.
Pada kesempatan ini, penulis selaku narasumber juga memberikan materi mengenai tugas dan tanggung jawab content creator, yaitu:
1. Membuat konten yang orisinal, kreatif, menarik, dan komunikatif
2. Menguasai seluk-beluk platform digital Up to date
3. Memiliki keterampilan membuat konten kreatif, baik secara teknis maupun konsep Riset konten
4. Tanggung jawab atas konten yang dibuatnya
5.Menjembatani antara perusahaan dan pasar
6. Harus tahu produk atau tujuan perusahaan yang diwakilinya
Pada akhirnya, penulis menjelaskan tentang prospek kerja content creator. Dimana saat ini, seorang content creator sangat dibutuhkan terutama di industri kreatif dan UMKM. Prospek kerja bisa menjadi youtuber, tiktoker, influencer, sosial media manager dan sebagainya. Kompetensi yang diharapkan setelah pengabdian masyarakat itu adalah agar pengetahuan dan pemahaman para Generasi Z meningkat tentang mediapreneurship dan content creator. Mereka dapat memahami dan membuat konten dengan lebih baik dan mengunggah pada berbagai platform digital media sosial.
Sebelum dan setelah pemaparan materi dan tanya jawab, peserta diberikan formulir yang berisi pertanyaan:
1. Apa yang diketahui tentang Content creator
2. Apa yang diketahui tentang Penggunaan media sosial yang “sehat”.
3. Apa yang diketahui tentang Skill wajib yang dimiliki seorang content creator.
4. Apa yang diketahui tentang Cara Menjadi Content creator yang Sukses.
5. Apa yang diketahui tentang Tugas dan Tanggung Jawab Content creator.
6. Apa yang diketahui tentang Prospek Kerja Content creator.
Di akhir kegiatan terlihat peserta mendapatkan pengetahuan lebih mengenai mediapreneurship dan content creator. Hal ini menunjukkan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan mampu intelektual peserta kegiatan.