Perspektif Manajemen Reputasi Krisis dalam Hadapi Gerai Transmart yang Berguguran

Oleh Syafni Nola Puteri

PERSPEKTIF MANAJEMEN REPUTASI KRISIS DALAM MENGHADAPI BEBERAPA GERAI TRANSMART YANG BERGUGURAN

Dalam dunia perbisnisan berbagai cara dimunculkan untuk menrik konsumen serta menciptakan pelayanan yang nyaman dan terjangkau salag satunya dengan menghadirkan ritel Ritel adalah kegiatan perdagangan yang melibatkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir, biasanya dalam jumlah kecil atau satuan, melalui saluran distribusi yang langsung terhubung dengan konsumen. Dalam sektor ritel, produk atau layanan dijual kepada individu atau rumah tangga yang menggunakan barang atau layanan tersebut untuk kebutuhan pribadi, bukan untuk tujuan bisnis atau industri.

Bisnis ritel umumnya terjadi melalui toko-toko fisik seperti supermarket, toko pakaian, toko elektronik, toko peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya. Namun, dengan perkembangan teknologi dan internet, ritel juga dapat dilakukan secara online melalui platform e-commerce atau toko daring.Tujuan utama bisnis ritel adalah menyediakan produk dan layanan kepada konsumen akhir dengan memberikan pengalaman belanja yang nyaman, memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta memperoleh keuntungan dari penjualan tersebut. Karateristik ritel pada umumnya adanya interaksi langsung dengan konsumen, adanya pejualan dalam jumlah kecil dan satuan, ritel biasanya memiliki penempatan yang stategis seperti pusat perbelanjaan, jalan raya utama atau area dengan populasi yang padat, ritel juga memeiliki variasi produk yang beragam dan ritel juga memiliki layanan purna jual seperti garansi, layanan perbaikan, pengembalian barang dan layanan untuk memastikan kepuasan pelangan.

Salah satu gerai yang memiliki popularitas tinggi di indonesia adalah trasmart milik chairul tajung sejak kemunculannya trasnmart banyak memiliki pengunjung selain posisi yang strategis trasmart juga memiliki wahana bermain yang mengundang banyak pengunjung namun hingga 2022 setidaknya ada 12 gerai transamart yang tutup. Namun hal tersebut bukanlah penanda kolepsnya ritel tersebut bahkan pada desember 2022 trasmart mencatat adanya lonjakan penjualan hingga 48 % dalam pandangan manajemen reputasi haltersebut menjadi perbaikan strategi dalam perbaikan ritel tersebut yang mana terjadinta reengenering business plan, reload bisnis dan mengatur kembali strategi baru dengan pendekan penjualan denan cara-cara yang baru.

Manajemen reputasi melibatkan pemantauan dan analisis terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi reputasi perusahaan, termasuk persepsi publik, opini media, tanggapan pelanggan, serta isu-isu yang berkaitan dengan perusahaan atau industri tempat perusahaan beroperasi. Berdasarkan pemahaman ini, strategi dan langkah-langkah dapat dikembangkan untuk memperkuat reputasi positif, merespons krisis atau tantangan reputasi, serta meningkatkan persepsi dan citra perusahaan. Dalam pandangan manajemen reputasi, penutupan gerai Transmart yang diikuti oleh kinerja keuangan yang lebih baik dapat dilihat sebagai langkah strategis dalam upaya perusahaan untuk memperkuat posisi dan menjaga keberlanjutan bisnis. Fokus utama adalah pada komunikasi transparan, memperkuat narasi positif, dan membangun kepercayaan dengan karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.

Jika adanya pernyataan tutupnya beberapa ritel trasnmart pertanya koleps hal tersebut bisa di tepis karena penutupan beberapa gerai Transmart milik Khairul Tanjung bukanlah tanda kebangkrutan dan perusahaan masih memiliki 95 gerai yang beroperasi dengan pendapatan yang lebih baik meskipun adanya 12 gerai yang telah tutup. Namun hal tersebut tetap memiliki dampak negatif terhadap reputasi transmart yang dapat menciptakan kesan negatif di kalangan konsumen dan publik yang menyebabkan munculnya pertanyaan publik akan kestabilan dan keberlanjutan perusahaan tersebut yang dapat merusak reputasi perusahaan jika tidak dapat mengelola dengan baik isu yang berkembang di kalangan publik.

Selain dampak reputasi yang negatif penutupan beberapa gerai juga berdampak pada karyawan yang bekerja di gerai tersebut mereka mungkin menghadapi resiko kehilangan pekerjaan pada gerai tersebut resiko kekhawatiran terkait masa depan mereka Dalam menghadapi krisis ini, manajemen perusahaan perlu mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mengelola situasi tersebut. Manajemen perlu menjelaskan secara jelas alasan di balik penutupan gerai, langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi krisis, serta rencana ke depan perusahaan. Komunikasi yang jujur dan transparan dapat membantu meminimalkan spekulasi dan membangun kepercayaan.

Tutupnya gerai Transmart juga berdampak pada karyawan yang terkena dampaknya. Karyawan yang kehilangan pekerjaan akan menghadapi tantangan dalam mencari penghidupan baru. Manajemen perusahaan perlu memastikan perlindungan dan dukungan yang memadai untuk karyawan yang terkena dampak, seperti memberikan kompensasi yang adil dan membantu dalam mencari peluang kerja alternatif. Pandangan terhadap krisis penutupan beberapa gerai Transmart dapat bervariasi tergantung pada perspektif dan pemahaman yang berbeda. Namun, penting bagi perusahaan untuk mengatasi krisis ini dengan langkah-langkah yang proaktif, termasuk manajemen reputasi yang efektif, dukungan kepada karyawan yang terkena dampak, dan upaya untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan.

PR dapat memberikan pandangan dan strategi yang penting untuk mengelola krisis dan membangun hubungan dengan pemangku kepentingan. Berikut adalah beberapa pandangan PR dalam menghadapi tutupnya gerai Transmart. PR dapat membantu perusahaan dalam menyampaikan informasi yang jelas dan transparan mengenai alasan di balik penutupan gerai kepada pemangku kepentingan, seperti karyawan, pelanggan, mitra bisnis, dan masyarakat luas. Komunikasi yang efektif harus dilakukan secara proaktif dan terus-menerus, memberikan pemahaman yang baik tentang situasi dan rencana perusahaan ke depan.

mmenjaga dan memperbaiki reputasi perusahaan. Mereka dapat merancang strategi untuk mengelola persepsi publik dan mengatasi berbagai kekhawatiran yang mungkin muncul akibat penutupan gerai. Ini melibatkan mengidentifikasi isu-isu yang relevan, merancang pesan yang efektif, dan berkomunikasi dengan transparansi dan konsistensi. membantu perusahaan dalam membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, pemerintah, media, dan komunitas setempat. Melalui komunikasi terbuka dan dialog yang konstruktif, perusahaan dapat mendengarkan masukan, merespons kekhawatiran, dan membangun kepercayaan serta dukungan dari pemangku kepentingan.

Dalam merencanakan dan melaksanakan strategi manajemen risiko dan penanggulangan krisis. Mereka dapat membantu perusahaan dalam mengantisipasi kemungkinan skenario krisis, merancang rencana respons yang efektif, serta menyediakan pelatihan dan panduan kepada tim manajemen dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. Setelah penutupan gerai, PR dapat membantu perusahaan dalam merencanakan langkah-langkah pemulihan dan membangun kembali. Ini meliputi strategi untuk memperbaiki citra perusahaan, memperoleh kepercayaan kembali dari pelanggan, serta membangun inisiatif baru yang dapat membantu perusahaan pulih dan tumbuh di masa depan.

Dalam menghadapi tutupnya gerai Transmart, pendekatan PR yang terarah dan strategis dapat membantu perusahaan dalam mengelola krisis, melindungi reputasi, dan membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan. Komunikasi yang transparan, melibatkan pemangku kepentingan, serta fokus pada pemulihan dan pembangunan kembali akan menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan dan kepercayaan perusahaan.

Meskipun penutupan gerai dapat menjadi pukulan bagi reputasi perusahaan, manajemen reputasi perlu berfokus pada memperkuat citra perusahaan di mata publik. Ini dapat dilakukan dengan menekankan aspek positif perusahaan, seperti kontribusi sosial, layanan pelanggan yang unggul, atau pengembangan produk baru yang inovatif dengan demikian citra perusahaan tetap dapat dipertahankan dima publik.

Oleh Syafni Nola Puteri, Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker