RUKYAT – SEE The Crescent

Abadikini.com – Oleh manusia semua

gerakan benda langit… bintang- matahari- bulan.. semuanya dibuatkan model matematika.
Namun sampai saat ini tidak ada yang presisi… tidak ada yang pas…

Contohnya aja seperti Matahari… yang di-pakai-kan pada Sistem Waktu Gregorian…

Bumi mengitari matahari umurnya 365,25 hari pertahun… maka terjadi “koreksi penyesuaian” yaitu penambahan 1 hari di tahun kabisat.

Fenomena 0.25hari setahun, itu berupa fenomena yang sama dengan 360menit setahun, dibagi 365, maka akan ada deviasi waktu 0.9menit setiap hari.
Ini adalah fenomena yang menampakkan efeknya pada sinar matahari terhadap bumi terhadap… kadang terakumulasi bertambah, lalu kemudian akan sebaliknya terakumulasi berkurang… begitulah bergantian sepanjang tahun…

Perhatikan fenomena alamnya… pkl 6 pagi… kadang kala terasa masih gelap kadang terasa sudah terang…
Atau matahari tidak pernah selalu “pas” memyentuh horison pada jam yang sama di sore hari.

Atau fenomena waktu shalat yang mana tanpa disadari angka arlojinya selalu bergeser, tidak pernah tetap, misal: waktu berbuka di awal ramadhan pkl 18.00, dan akhir ramadhan telah menjadi pkl. 17.54.

Kita jangan pernah meRUKYAT matahari yaaa… bisa buta. Begitulah sifat Kalender Matahari…

Kalender yang memakai sistem matahari adalah Kalender Masehi (Sistem Waktu dari Paus Gregorius, dimulai abad 15 Masehi). Sebelumnya juga ada sistem kalender matahari yaitu kalender Julian (Kaisar Julianus) yang mulai dipakai pada tahun 45 BC (sebelum masehi).

Lain lagi dengan kalender gerakan bulan… yang umurnya setahun kalendernya lebih pendek 11hari dibandingkan dengan umur kalender matahari… sehingga Kalender Bulan Islam jika di-superimpose-kan dengan Kalender Matahari Masehi akan tampak selalu bergeser, karena ada perbedaan sejauh 11 hari…

Kalender Bulan Islam disebut sebagai tahun Hijriah, dimulai dengan tahun 17H, masa kenabian, atau di abad 6 Masehi.

Lain lagi Kalender Bulan Cina, yang juga sama persis mengacu pada gerakan bulan seperti yang dipakai kalender Islam… akan tetapi perbedaan 11 hari itu dikoreksikan penyesuaiannya setiap 4tahun sekali, jadi setelah 3tahun (selalu 12 bulan, Cap Ji Gwee) maka di tahun ke 4 akan ada bulan ke 13 (Lun Gwee).

Fenomena alam yang terlihat adalah Hari Imlek yang dalam Kalender Masehi tidak akan bergeser jauh dari tahun ketahun… yaitu bekisar pada Januari-Februari… di Kalender Masehi… Fenomena di Jakarta kalo Imlek pasti banjir… Kalender Bulan Cina sudah dipakai sejak 2500 tahun lalu. Jadi… poro ahli falaq terdahulu itu memang sakti sekali…

Ahli ilmu Falaq orang jaman dulu sudah pandai meng-HISAB posisi benda langit dan menerapkannya pada sistem kalender…

KHUSUS Kalender Bulan Islam… ada keharusan untuk me-rukyat hilal… melihat secara kasat mata bulat sabit, SEE the crescent…

KEGUNAANNYA adalah memberikan koreksi penyesuaian pada kalender bulan islam. Sebagaimana sebelumnya telah saya jelaskan bahwa Kalender Matahari Masehi ada koreksi di tahun Kabisat..
Kalender Bulan Cina ada koreksi Lun Gwee…

Sebetulnya me-RUKYAT hilal tidak ujug-ujug pada suatu sore… Harus mulai dengan beberapa hari diintai…

Misal di hari ke 27 Ramadhan… masih tampak sisa Hilal.. Di hari ke 28… bulan mati… gelap. Di hari ke 29… tampak bulan baru… hilal ngintip… inilah bulan baru…

AKAN TETAPI upaya yang begini hanya bisa dilakukan di daerah yang pantainya menghadap ke barat… atau di padang pasir… dengan syarat blue sky… tidak tertutup awan… masa dilihat kasat mata…

Indonesia banyak sekali pantai yang seperti ini… untuk mewakili yurisdiksi negara Indonesia… Maka akan diperoleh kesaksian2 dari Pe-rukyat Bulan… dari seluruh Indonesia…

BAGAIMANA dengan teritori lain seperti… negara2 dalam Artic Circle… Swedia, Eslandia dll? itu lain lagi… yang mana di alam mereka sulit sekali melihat hilal…
Matahari juga sinarnya konstan antara siang dan malam…
MAKA PORO MUFTI/ULAMA di daerah tersebut SEPAKAT MEMUTUSKAN… mengikuti waktu ibadah Negara Arab Saudi… Dipakailah teknologi komunikasi…

Jadi… kata kuncinya adalah MUFAKAT… SEPAKAT…

Sekarang masalahnya bagaimana SUASANA SIDANG ISBATH itu sendiri…???

Sidang Isbath artinya sidang memecahkan keraguan…
Sidang memecahkan keraguan… adalah sidang membicarakan untuk mencapai pada keputusan Kapan Hari Raya…

Setelah diputuskan oleh sidang isbath… maka diumumkan.

Yang mengumumkan adalah PENGUASA karena hal ini menyangkut banyak aspek kenegaraan termasuk kepentingan administratif di wilayah kekuasaannya…

Sidang Isbath bisa “memperdebatkan” (agresif)… atau “mengurun-rembukkan” (tabbayun)… atau memusyawarahkan (untuk mau pemungutan suara)…

Gejolak atau dinamika kelompok muslim di masing-masing negara memang punya karakter dan cara sendiri…

Mungkin sejatinya Sidang Isbat itu dimaksudkan sebagai sarana pertemuan Silaturahmi poro ilmuan dan ulama, setidaknya setahun sekali.
Apakah dalam bersidang akan sengit “perang pakai mulut” ?!
Naaah… itulah…

YANG PENTING ADA KEPUTUSAN HASIL SIDANG ISBAT.

Saya sebagai muslim warga negara mengikuti PENGUMUMAN PEMERINTAH.. bukan mengikuti pengumuman dari kelompok tertentu…

HISAB itu tidak semata COMPUTE… tetapi COUNT (hitung dengan nalar)…
Maka keyakinan Ulama dari EMPAT MAHZAB… mengatakan walau posisi hilal diperoleh dengan cara di-HISAB, tapi tetap mengharuskan di-RUKYAT…
Ternyata mereka benar… haqqul yaqin…

Kalo cuma mau dihitung… apalagi pake simulasi komputer… tentu akan tau juga dimana posisi bulan pada hari kiamat… asalkan tahu tanggal hari kiamat…

Oleh: DPB

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker