BMKG Sebut Banten Terancam Gempa 8,7 M dan Tsunami Setinggi 8 Meter

Abadikini.com, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan wilayah Banten, tepatnya Kota Cilegon berpotensi mengalami gempa dengan magnitudo 8,7 yang diikuti tsunami setinggi 8 meter.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi bencana tersebut dikarenakan wilayah ini diliputi oleh 4 sumber penyebab.

Empat  sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut, di antaranya sebagai berikut.

  1. Zona Sumber Gempa Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami;
  2. Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami;
  3. Zona Sesar Mentawai, Sesar Semangko, dan Sesar Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami;
  4. Gunung Anak Krakatau yang jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.

“Berdasarkan penelitian dan pemodelan yang dilakukan BMKG, jika terjadi gempa yang bersumber di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi gempa dengan kekuatan hingga magnitudo 8,7,” ujar Dwikorita dalam keterangan resmi, Rabu (16/2/2022)

Menurut Dwikorita, kawasan Cilegon diperkirakan akan mengalami guncangan dengan skala intensitas VI-VII MMI. Guncangan akibat gempa ini disebut dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

Kemudian Dwikorita juga menyebut gempa bumi dengan magnitudo maksimum 8,7 yang dapat terjadi akan memicu potensi tsunami dengan ketinggian diperkirakan bisa mencapai 8,28 meter di sekitar kawasan Pelabuhan Merak (Kota Cilegon).

Tsunami dengan ketinggian tersebut terjadi akibat posisi pelabuhan yang berada di Teluk yang menghadap celah sempit (selat) berseberangan dengan Pulau Merak Besar.

“Posisi ini memungkinkan terjadinya amplifikasi atau penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut,” ujar  Dwikorita.

Tsunami yang terjadi ini kemungkinan akan menyebabkan genangan di sejumlah wilayah dengan topografi landai yang berada pada jarak 1,5 kilometer dari tepi pantai. Beberapa wilayah yang mungkin tergenang adalah Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, dan Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon.

Lebih lanjut, dampak lain yang akan terjadi akibat bencana gempa dan tsunami adalah bencana industri.

“Bencana ikutan akibat gempabumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia berbahaya, ledakan bahan kimia, atau pun tumpahan minyak,” ungkap Dwikorita.

Kota Cilegon merupakan kota industri karena banyaknya industri penting yang berada di kota tersebut. Sehingga jika terjadi bencana gempa dan tsunami, maka industri-industri tersebut akan terdampak secara langsung.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker