Trending Topik

Beredar Kabar TNI Bakal Sikat Reuni PA 212, Begini Info dari Refly Harun

Abadikini.com, JAKARTA – PA 212 merencanakan akan menggelar reuni pada 2 Desember mendatang. Namun sikap pro dan kontra mengemuka pasalnya acara tersebut direncanakan berlangsung di Monas.

Pemprov DKI Jakarta sampai saat ini mengatakan Monas masih belum dibuka dengan waktu yang belum dipastikan.

“Sampai saat ini belum di buka untuk umum,” kata Kepala UP Monas Isa Sarnuri, dikutip dari detikcom, Senin (8/11/2021).

Isa mengatakan, pihaknya belum bisa memutuskan kapan Monas akan di buka. Dia menyebut pembukaan Monas menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Menanggapi acara reuni PA 212 yang bakal berlangsung 2 Desember mendatang, YouTuber Refly Harun mendapat info dari Ketua PA 212 Slamet Maarif jika acara itu memang akan digelar. Dia mengatakan, panitia sejauh ini terus merumuskan acara tersebut. Adapun acara reuni 212 juga akan melibatkan banyak elemen, termasuk kepanitiannya datang dari banyak ormas Islam.

“Kalau lokasi lagi dikoordinasikan. Saya sendiri belum pernah hadir dalam 212 di lapangan. Tetapi pada reuni tahun lalu yang hanya melalui daring dan dialog saya hadir sebagai salah satu pembicara dari 100 tokoh yang diundang,” katanya dikutip dari saluran Youtube-nya, Senin (8/11).

PA 212, FPI, GNPF Ulama Demo Minta Jokowi Mundur.

Menurut Refly, acara reuni ini tentu sekaligus bisa menggambarkan apakah kondisi RI saat ini sedang baik-baik saja, atau justru butuh uluran tangan publik atas apa yang ingin diperjuangkan.

Beredar Kabar TNI Bakal Sikat Acara Reuni PA 212

Pada kesempatan itu, Refly lantas menyinggung adanya suara-suara bahwa TNI siap menyikat reuni 212 Desember mendatang. Dia mengomentari adanya isu desakan untuk diangkatnya Pangkostrad Dudung Abdurachman sebagai KSAD baru menggantikan Andika, agar bisa membubarkan acara tersebut.

Isu itu lantas dikomentari Refly. Kata dia, TNI seharusnya bersahabat dengan rakyat.

“Kalau TNI mau nyikat tentu tak akan ada rakyat yang bisa melawan. Tetapi kalau semua rakyat melawan, maka negara kita ini akan jadi chaos,” katanya.

Dia pun berharap agar TNI tak menjadi bagian dari alat kekuasaan. Atau alat dari kelompok-kelompok tertentu yang mengendorse kekuasaan.

“Kita tentu tidak ingin berharap seperti itu, kita berharap tentara kita profesional seperti yang disampaikan Panglima baru kita Andika Perkasa yang siap akan dilantik,” katanya.

Baginya, seharusnya jika berbicara negara demokrasi, oposisi sebaiknya dianggap oleh negara sebagai vitamin. Bukan dijadikan sebagai musuh, tapi sebagai teman.

Berkaitan dengan estimasi jutaan orang yang bakal hadir di reuni 212, Refly juga mendorong agar Pemerintah mempromosikannya sebagai peluang. Tidak hanya dalam kacamata oposisi, namun jadikan sebuah festival yang membawa kemaslahatan bagi banyak orang dan negara.

“Tapi sekarang ini kan enggak cocok, apa-apa yang dilakukan PA 212 pasti tak disetujui pemerintah dan para buzzernya, padahal tidak boleh semua dipandang kompetisi politik selalu. Harusnya ada kalanya muncul bahasa satu yakni bahasa kemanusiaan,” katanya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker