Trending Topik

Yusril Datang Ketika Kebijakan Plin Plan

SAYA barangkali termasuk orang yang heran, ketika sosok Yusril Ihza Mahendra tak diminta Presiden Joko Widodo untuk membantu di kabinet, meski Yusril sendiri sejak awal tak ambisi menduduki kursi menteri atau jabatan apapun di pemerintahan. Padahal ada banyak andil Yusril baik saran, dukungan, maupun pembelaannya ketika menjadi pengacara kubu pasangan Jokowi-Ma’ruf beberpa waktu lalu.

Yusril, meski kerap tampil dengan kritik pedasnya, bukanlah sosok dengan tipe intelektual dan politisi yang menunjukan kebencian personalnya, meski terhadap lawan politiknya, kritiknya nyaris selalu punya landasan pemikiran, apalagi kalau menyangkut bidang yang dikuasainya terutama mengenai tata kelola kenegaraan. Ia kritis, tapi tidak mudah baper, atau punya intensi personal. Argumennya dibangun secara koheren, sesuai pemahaman keilmuan dan pengalamannya di pemerintahan.

Yang teranyar, di kala kritik terhadap kebijakan pemerintah Jokowi banyak dilancarkan kaum oposan, terutama terkait kebijakan penanganan Covid-19 yang tak konsisten dan cenderung berubah-rubah, dimana olah para kawanan oposan kritik cenderung dilancarkan dengan cara membabi buta, serampangan, tanpa analisa yang kokoh, malahan cenderung hanya menyerang pribadi dan argumen yang dibangun nyaris tanpa landasan pikiran yang kokoh, hingga sulit dipahami secara jernih, dan lebih dianggap sekadar manuver belaka.

Tiba-tiba Yusril tampil dengan kritik yang bernas dimana argumennya dibangun dengan jernih, yang celakanya rupanya argumen itu cukup ditunggu-tunggu barisan oposan yang selama ini gencar lancarkan kritik, salah satunya Rizal Ramli, bahkan seorang ahli hukum tata negara Refly Harun, yang kini bermetamorfosa sebagai youtuber, atau influencer yang getol menyuarakan suara oposisi di channels miliknya, menjadikan satu judul berita cukup bombastis mengenai analisa Yusril soal kemungkinan muncul persepsi yang mengarah ke genosida jika pandemi Covid-19 ini tak tertangani dengan baik dan komprehensif.

Tapi bukan cara Refly atau Rizal yang seolah merasa punya peluru serang ke pemerintah ketika mendapatkan amunisi kritik dari Yusril yang mau saya bahas disini. Tapi lebih ke bagaimana cara jernih Yusril yang tanpa intensi pribadi terhadap kekuasaan ketika melancarkan kritiknya seraya memberi jalan keluar solusi untuk Presiden Jokowi saat sesi diskusi melalui webinar dengan perwakilan Ikatan Dokter Indonesia beberapa waktu lalu.

Yusril benar, jika Covid-19 ini diatasi oleh kebijakan yang plin plan, tanpa landasan hukum dan masukan dari para ahli yang kompeten, apalagi ditangani orang-orang yang tak kompeten pula dalam pelaksanaannya hanya akan melahirkan kebijakan sia-sia dan akan terus memakan korban, hingga mengarah ke kemungkinan genosida dalam bentuk lainnya.

1 2Laman berikutnya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker