Trending Topik

dr Lois Mendadak Diam, Bisu dan Tuli Setelah jadi Tersangka, Berikut Kicauannya yang Kontroversial

COVID-19 Menurut WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah menjelaskan bahwa COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Corona akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.

Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius.

Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan adalah dengan mendapat informasi yang baik tentang virus corona penyebab COVID-19 atau SARS-Cov-2, gejala yang timbul, dan cara penyebarannya. Perlindungan diri dari infeksi dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesering mungkin dan tidak menyentuh wajah.

Virus Corona menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluarnya cairan dari hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, jadi penting juga mempraktikkan etika pernapasan (misalnya, dengan batuk ke siku yang tertekuk).

Hingga 9 Juli 2021 kasus konfirmasi positif COVID-19 di dunia mencapai 185.291.530. Per tanggal yang sama, virus ini telah merenggut 4.010.834 nyawa.

Tanggapan Ahli
Berbagai kicauan kontroversial Lois mendapat tanggapan dari berbagai ahli salah satunya Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati.

Menurut Zullies, interaksi obat adalah proses yang terjadi karena adanya pengaruh suatu obat terhadap efek obat lain ketika digunakan bersama-sama pada pasien.

Sebelumnya, dr Lois menyatakan bahwa interaksi obat menjadi penyebab banyaknya kematian pasien COVID-19 akhir-akhir ini. Menurut Zullies interaksi obat tidak selamanya merugikan, tapi dalam beberapa kasus tertentu dapat menguntungkan terutama bagi pasien yang memang membutuhkan lebih dari satu obat.

Bagi pasien COVID-19, interaksi obat juga mungkin terjadi. Mengingat COVID-19 memang penyakit yang unik di mana kondisi satu pasien dengan yang lain dapat sangat bervariasi.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker