Trending Topik

34 Persen Pelajar SMP dan SMA di Indonesia Sudah Tak Perawan Karena……

Abadikini.com, JAKARTA – Berdasarkan data 34 persen anak SMP dan SMA sudah tidak perawan. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi Reborn, Abdullah Hehamahua.

Abdullah Hehamahua menilai, banyak siswi SMP dan SMA sekarang telah melakukan hubungan seks hingga hamil ditambah lagi ada juga yang melakukan aborsi.

“34 persen siswi di SMP dan SMA di seluruh Indonesia tidak gadis lagi. 34 persen. Mereka yang senang beberapa kali melakukan aborsi,” kata Abdullah Hehamahua seperti dikutip dari suara.com, Sabtu (29/5/2021).

Siswi SMP dan SMA itu melakukan hubungan seks banyak dilakukan saat rumah dalam keadaan kosong.

“Survei yang kedua hasilnya itu mendahsyatkan. Tempat yang aman melakukan seks bukan suami istri, bukan di hotel atau penginapan. Tapi di rumah sendiri,” kata Abdullah mengutip hasil survei sebuah lembaga.

“Kenapa di rumah sendiri? Karena bapak kerja, ibu kerja, kakak kerja. Adik sekolah. Tempat yang aman di rumah sendiri,” tambah Abdullah.

Selain itu, kata Abdullah yang juga diketahui merupakan mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut bahwa tempat lain untuk melakukan hubungan seks berada di Warung Internet (Warnet).

Hal ini ia ketahui berdasarkan hasil survei di salah satu warnet di Jakarta.

Di sana, lanjut Abdullah, banyak air mani yang ditemukan oleh petugas di atas karpet. Saat membersihkan warnet tersebut.

“Hasil survei di Jakarta, di salah satu warnet petugas membersihkan karpet di temukan air mani di atas karpet. Kenapa? Malam hari warnet kan ada sekat (pembatas). Petugas ada di luar, mereka buka google terus mempraktekkan di situ,” katanya.

Abdullah Hehamahua berujar bahwa sistem pendidikan nasional di Indonesia sudah gagal.

Sebab, rata-rata pelaku korupsi yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai sekarang, 86 persen merupakan sarjana. Sehingga, status pendidikan di Indonesia adalah koruptor.

“Pendidikan nasional kita itu gagal, maaf. Krisis korupsi, korupsi yang tadi 1.200 yang ditangkap KPK sampai sekarang 86 persen sarjana. Ada S1, S2 dan S3. Bahkan mayoritas dari mereka itu adalah S2 berarti status pendidikan kita ini adalah koruptor,” ungkap Abdullah.

Persoalan tersebut, kata dia, dapat diselesaikan dengan cara yang sederhana. Melakukan perbaikan pada sistem pendidikan nasional dan sistem pemerintah.

“Sederhana sekali. Cukup kita lakukan dua perbaikan pertama pendidikan nasional dan sistem pemerintah. Dua saja,” pungkasnya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker