KH Geys Machfudz Amar Pendiri Partai Bulan Bintang dari Al-Irsyad Al-Islamiyah

SATU lagi pendiri PBB meninggal dunia dengan tenang pada hari, Senin 26 April 2021 di Jember. Setelah Yasin Ardhi, Jamaluddin Karim, H. Ramlan Marjoned dan KH Abdul Kadir Jaelani, PBB kembali kehilangan saksi sejarah yang berperan besar dalam melahirkan partai Islam di era reformasi ini.

KH Geys Machfudz Amar alias Geys Amar terlibat langsung dalam proses pembentukan PBB bersama Dr. Anwar Harjono dan lain lain dalam Badan Koordinasi Ummat Islam (BKUI). Waktu itu ia menjadi Ketua Umum Al-Irsyad Al-Islamiyah periode 1982-2000. Bahkan ketika M. Natsir bersama KH. Masykur mendirikan Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) ia sudah terlibat di dalamnya.

Dalam rapat rapat FUI di zaman Orde Baru Geys termasuk yang aktif di dalamnya. Saat itu ia termasuk masih tergolong muda yang berkumpul bersama tokoh tokoh tua, seperti Natsir, Masykur, Anwar Harjono, Prof. Rasyidi, Sholeh Iskandar, MCH. Ibrahim, Bustamam, Prof. Ismail Suny dan lain lain. Ia segenerasi dengan Anwar Saleh, Ir. HM. Luthfi dan lain lain. Malah dalam perkembangannya ia pernah ditetapkan sebagai Pimpinan Pelaksana FUI sebagai Ketua dan Anwar Soleh sekretarisnya.

FUI beraktifitas di Markaz Dewan Da’wah Pusat, Jl. Kramat Raya 45, Jakarta Pusat. Geys dan Anwar kerap berkantor di markas tersebut. Ia dan Anwar sama sama low profile, tenang dan tidak meledak ledak jika bicara. Apalagi ia seorang pengacara dan pemimpin organisasi da’wah Islam penerus Syeikh Ahmad Soorkati, pendiri Al- Irsyad Al-Islamiyah sebelum kemerdekaan.

Setelah FUI membentuk BKUI, Geys masuk di dalamnya. Dalam perkembangannya, BKUI ini mendirikan PBB. Tokoh tokoh yang duduk dalam BKUI termasuk dirinya, umumnya menjadi deklarator PBB. Ikut menanda tangani naskah deklarasi dan pernyataan dalam Akta Notaris sebagai pendiri partai. Ia juga hadir dalam acara deklarasi yang diadakan pada 17 Juli 1998 di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Pusat.

Hanya saja dalam kepengurusan PBB Geys tidak duduk. Karena statusnya sebagai Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyah yang tidak boleh merangkap dalam kepengurusan partai. Apalagi dalam organisasi yang dipimpinnya ada masalah internal. Masalah yang muncul kemudian Al-Irsyad mengalami perpecahan. Berdiri organisasi lain yang hampir sama namanya. Secara hukum hingga putusan Mahkamah Agung (MA) di bawah kepemimpinannya yang menang dan diakui keabsyahannya. Ada pun pecahannya membentuk organisasi sendiri. Hanya saja dibeberapa cabang mengalami pembelahan dengan pilihannya masing masing.

Meskipun tidak terlibat dalam kepengurusan PBB, Geys tetap menaruh perhatian dan harapan pada partai penerus Masyumi ini. Ia berbeda dengan sahabatnya Anwar Saleh yang duduk dalam pimpinan DPP PBB. Namun demikian kader kader Al-Irsyad dimasukkan dalam kepengurusan partai. Diantaranya Abdurrahman Saleh SH. Bahkan Abdurrahman ini pernah menjadi Jaksa Agung RI. Bersamaan dengan Prof. Yusril Ihza sebagai Menesneg RI. Saat SBY menjadi Presiden RI hasil pilpres pertama era reformasi. Hingga saat terjadinya resufle kabinet kedudukan keduanya digantikan orang lain.

Perhatian Geys terhadap PBB juga terbukti pada saat berlangsung Muktamar PBB di Medan. Ia termasuk yang hadir bersama Wali Amanah lainnya. Ia juga memberikan kontribusi pemikiran untuk kemajuan partai. Hanya saja setelah dirinya tidak lagi menjadi Ketua Umum Al-Irsyad, ia disibukkan pada profesinya sebagai pengacara. Hingga memasuki usia senja ia pun meninggalkan Jakarta.  Bersama istri ia menetap di Jember, kampung halamannya.

Geys termasuk cukup lama memimpin Al-Irsyad Al-Islamiyah. Yaitu sejak 1982-2000, selama 18 tahun. Di zamannya perkembangan Al-Irsyad semakin maju dengan bertambah jumlah cabang ke seluruh Indonesia. Hal ini diakui oleh pimpinan cabangnya. Walau kemudian ormas Islam ini menjadi pecah yang sulit dipersatukan hingga saat ini. Namun demikian hal itu tidak mengurangi jasa dan perjuangaannya dalam da’wah dan politik. Namanya tetap tercantum dalam sejarah perjuangan PBB. Semoga menjadi bagian dari amal salehnya. Semoga pula Allah mengampuni dosa dosanya. Aamiin. (MK.30.4.2021).

Oleh: Muhsin MK

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker