Webinar DWP Unesa, Rektor Berharap Para Kartini Miliki Mindset Adaptif di Era Society 5.0

Abadikini.com, SURABAYA – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan webinar dengan tema “Kartini di Era Society 5.0: Peluang dan Tantangan”, pada hari Sabtu, (24/04/2021).

Kegiatan yang berlangsung pukul 09.00-12.00 via Zoom Meeting diikuti oleh 219 peserta. Di antaranya mahasiswa, dosen, dan DWP dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, guru dan Dharma Wanita dari berbagai SD, SMP, SMA di Jawa Timur, DWP Diskominfo, DWP UP KPP, serta DWP BASARNAS.

Kegiatan webinar dibuka oleh Rektor Unesa, Prof. Nurhasan selaku Pembina Dharma Wanita Persatuan Unesa. Dalam sambutannya, rektor yang akrab disapa Cak Hasan itu mengapresiasi diadakannya webinar.

Cak Hasan menyampaikan di lingkup keluarga agar dapat beradaptasi adi Era Society 5.0 terdapat lima poin penting untuk ketahanan keluarga yang harus diperkuat yaitu psikologi, fisik, ekonomi, sosial dan ekologis. Yang mana hal ini tidak akan tercapai tanpa campur tangan langsung para perempuan.

“Saya berharap para Kartini modern, Kartini-kartini tangguh, penerus ide dan cita-cita Kartini, mempunyai mindset yang adaptif di era Society 5.0, sebab mereka yang mampu beradaptasi akan menjadi pemenang.

Selain itu juga, mampu dan berani berkreasi, berinovasi sekaligus berkolaborasi, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga secara global untuk kepentingan keluarga negara dan bangsa,” tegas Cak Hasan.

Sementara itu, Endah Purnomowati Nurhasan selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan Unesa menyampaikan, agar di Era Society 5.0 ini, para perempuan Indonesia tidak berhenti berjuang mewujudkan cita-cita R.A. Kartini.

“Perempuan Indonesia harus meningkatkan perannya dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Pantang menyerah dan terus belajar menjadi perempuan hebat yang berkualitas tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan yaitu istri dan ibu agar bisa bersama-sama dengan kaum laki-laki membangun bangsa dan negara kita tercinta Indonesia. Jadilah sosok istri, ibu, perempuan hebat berdaya guna dan bermartabat,” lugas Endah.

Endah Nurhasan juga mengingatkan, bahwa corona masih ada, dan berpesan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) sehingga dapat menjaga agar keluarga tetap sehat.

Webinar kali ini menghadirkan Arzeti Bilbina Huzaimi (Anggota Komisi IX DPR RI) sebagai Keynote Speaker, dan Prof. Luthfiyah Nurlaela (Guru Besar Teknologi Pembelajaran Unesa) sebagai narasumber.

Arzeti menyampaikan, mengenai peran perempuan di Era Society 5.0 yaitu peran perempuan sebagai bagian dari pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan zaman. Dimana kemajuan teknologi dan digitalisasi telah mendorong dan mendukung perempuan untuk mampu berperan serta dalam segala aspek di masyarakat.

“Jika kita bicara tentang emansipasi wanita dan kesetaraan gender, alhamdulillah pemerintah sudah mensupport hal ini. Sehingga tidak ada lagi batasan pembeda antara perempuan dan laki-laki dalam perannya di berbagai bidang untuk memajukan bangsa.

Yang menjadi tantangan bagi para Kartini masa kini adalah bagaimana menyeimbangkan perannya sebagai bagian dari society dengan perannya di keluarga sebagai istri dan ibu.

Di era Society 5.0 ini, perempuan harus mengupgrade diri dengan terus mencari informasi, ilmu pengetahuan, serta mengupdgrade skills terutama yang terkait dengan teknologi dengan tetap menerapkan empati, sebab Allah SWT memberikan kelebihan berupa kelembutan hati dan empati untuk para perempuan,” ucap Arzeti Bilbina.

Sementara itu, Prof. Luthfiyah Nurlaela menjelaskan, tentang sejarah dan konsep Society 5.0. yaitu suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology-based).

“Kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan.

Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna di mana sentuhan humanisme di dalam konsep Society 5.0 akan menjadi modal dasar,” tandas Prof. Luthfiyah.

Prof. Luthfiyah juga menjelaskan bahwa, kemajuan teknologi di era Society 5.0 memunculkan berbagai peluang dengan meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, karir, dan aktualisasi diri.

Dan di lain sisi, memunculkan beberapa tantangan antara lain dunia kerja yang semakin kompetitif, berubahnya pola asuh anak, serta bagaimana membagi dan menyeimbangkan peran perempuan.

“Kemudian, bagaimana perempuan dapat menangkap peluang dan mengatasi tantangan tersebut? Salah satunya adalah dengan mengokohkan peran keluarga. Yaitu dengan meningkatkan relasi antar anggota keluarga, meningkatkan fungsi keluarga, mengembangkan standar norma dan kultural, membentuk keluarga yang melek media dan informasi, serta menerapkan pola komunikasi yang demokratis,” kata Prof. Luthfiyah.

Antusiasme peserta terlihat dalam sesi tanya jawab yang dibuka setelah penyampaian materi. Kurang lebih sepuluh peserta dari seluruh Indonesia, antara lain Banten, Jakarta, Lamongan, Manokwari, Mojokerto, Padang, Pangkalpinang, Timika serta Semarang, menyampaikan pertanyaan-pertanyaan menarik seputar peluang dan tantangan yang dihadapi kaum perempuan di era Society 5.0.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker