Keluarga Sebagai Penyebab Anak Menjadi Nakal

MELIHAT dari judul memang ada pertanyaan besar kenapa anak sampai berhadapan dengan hukum? Apa faktor penyebab dan pemicunya sehingga anak sampai berhadapan dengan hukum? Benarkah keluarga sebagai penyebab anak menjadi nakal, bahkan sampai anak tersebut berhadapan dengan hukum? Baiklah, dalam tulisan kali ini penulis mencoba untuk membedah faktor penyebab dan pemicu Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Setiap anak di dunia ini dilahirkan dalam keadaan bersih dan murni, tidak ada kecacatan dalam hal apapun. Seperti selembar kertas putih yang bersih tanpa ada suatu goresan dan tinta yang mengotori kertas tersebut. Seiring jalannya waktu, kertas kosong tersebut perlahan mulai bernoda dengan proses belajar. Semakin banyak proses belajarnya, banyak coretan yan ada dalam kertas tersebut. Orang tua tentunya menginginkan tumbuh menjadi anak yang baik, sopan, dapat diatur dengan baik, dan tidak ada yang menginginkan sebaliknya. Namun, segala macam dapat terjadi seiring waktu anak belajar dari pengalaman dan pergaulannya.

Sebenarnya menjadi nakal bukan kehendak dari anak-anak, namun banyak faktor yang menjadi penyebab anak menjadi nakal, terutama banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Jika lingkungan bermasalah, tentunya anak tersebut menjadi bermasalah juga. Namun, apabila lingkungan kondusip, maka anak terebut juga akan menjadi baik.

Lingkungan yang penulis maksud adalah lingkungan secara umum, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, serta lingkungan masyarakat tempat anak bermain dan begaul. Tak hanya faktor lingkungan, tapi dari pemikiran dan pengaruh dari media sosial juga turut menyumbang kenakalan pada anak. Apabila sudah dari dalam diri anak yang untuk menjadi nakal, maka akan menjadi kebiasaan yang bisa dibawa sampai dewasa apabila orang tua anak itu tidak bisa membatasi dan mengerem pemikiran anak tersebut.

Berikut penulis sajikan beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, terutama dalam lingkungan keluarga.

Kebiasaan dimanja

Orang tua tentunya ingin membahagiakan anaknya dengan pelbagai cara. Salah satunya adalah dengan memberikan segala macam yang diminta oleh anaknya sehingga anak tersebut terbiasa untuk dipenuhi kebutuhannya. Hal ini tentunya tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Namun, apabila hal itu dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan anak menajdi pribadi yang tidak mandiri, suka memaksakan kehendaknya sendiri, dan lama-kelamaan sifat mendominasi anak yang berujung dengan perilaku kenakalan karena menurut mereka apa yang mereka lakukan adalah benar dan tidak bisa disalahkan sehingga orang di sekeliling mereka harus mengikuti apa yang dia inginkan.

Keluarga tidak harmonis

Banyak kasus yang terjadi akibat kenakalan remaja karena kenakalan yang dilakukan berebihan sehingga mengakibatkan korban, baik sesama remaja maupun dewasa. Dari pendalaman kasus tersebut diketahui anak-anak tersebut melakukan hal yang merugikan orang lain akibat kurangnya pengawasan dari keluarganya yang salah satunya adalah ketidakharmonisan dalam keluarga anak tersebut sehingga anak itu lebih cenderung untuk mencari perhatian dari lingkungan luar. Anak sering sekali melihat pertengkaran, perdebatan, bahkan kekerasan dalam rumah tangga. Lingkungan yang seperti itu sebenarnya sangat tidak disukai oleh anak yang merindukan kasih sayang keluarganya, bukan sebaliknya. Anak jadi tidak ingin tinggal di rumah dan melampiaskan dengan perilaku kenakalan yang dilakukan guna mencari perhatian dari keluarganya.

Minimnya kasih sayang orang tua 

Efek dari ketidakharmonisan dalam keluarga tentunya saja adalah kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh orang tua terhadap anak. Hal ini yang menyebabkan anak merasa terasingkan dalam keluarga karena kurangnya kasih sayang mengakibatkan anak mencari pelampiasan dengan membuat kenakalan agar lebih diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Selain itu, anak cenderung mencari lingkungan yang membuat perasaan anak tersebut menjadi nyaman walau harus mengikuti arus yang ada di lingkungan tersebut dan melakukan kenakalan yang menurut lingkungan tersebut agar bisa diakui sebagai bagian dari lingkungan itu misalnya adalah masuk ke dalam suatu kelompok yang usianya sebaya.

Pendidikan yang terlalu keras

Sebetulnya semua faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja saling berhubungan. Orang tua cenderung penuntut terhadap pendidikan dan selalu ingin anaknya berprestasi sehingga menggunakan pelbagai cara agar anaknya berprestasi dan menjadi kebanggaan keluarga. Salah satunya dengan dengan mendidik anak tersebut dengan keras tanpa melihat minat dan bakat anak tersebut sehingga akan menimbulkan jiwa yang berontak dari dalam diri anak tersebut, bahkan dengan perilaku kenakalan sebagai bentuk protes anak tersebut terhadap orang tuanya dan sebagai penghilang rasa stres yang diderita anak tersebut karena pendidikan orang tua yang keras. Rasa stres tersebut yang mengakibatkan anak tidak terkontrol untuk bertindak yang berakibat perilaku kenakalan sebagai pelampiasan.

Komunikasi yang buruk

Komunikasi dalam keluarga sangatlah penting untuk setiap anak. Anak akan merasakan kasih sayang dari keluarganya apabila komunikasi dalam keluarga berjalan baik. Sebaliknya, apabila komunikasi kurang baik anak akan merasa terabaikan sehingga melampiaskan rasa terabaikan di keluarga dengan berbuat nakal dan cenderung cuek terhadap keluarga. Orang tua yang sibuk bekerja berangkat saat anak belum bangun dan pulang ketika anak sudah tidur sehingga komunikasi dengan anak hanya hari libur saja dan biasanya apabila hari libur orang tua selalu gunakan untuk beristirahat. Orang tua jangan menyepelekan tentang komunikasi ini karena perhatian dan kasih sayang salah satunya ditunjukkan dengan komunikasi yang baik dan anak akan merasa diberikan kasih sayang oleh orang tuanya. Meskipun sekarang sedang zaman serba digital dimana komunikasi dilakukan melalui perangkat yang terhubung dengan internet, namun kehangatan komunikasi secara langsung berbeda dan lebih menyentuh untuk anak.

Itulah faktor anak menjadi nakal dari lingkungan keluarga. Seyogyanya keluarga merupakan benteng pertama dan utama untuk mencegah anak menjadi nakal dan tempat paling aman serta nyaman untuk anak tumbuh dengan baik. Baik buruknya anak tergantung dari lingkungan keluarganya semakin aman dan nyaman semakin baik anak setidaknya dalam lingkungan keluarga dulu. Namun, hal ini pula tidak luput sebagai keluarga untuk serta mengawasi pergaulan anak di lingkungan sosialnya karena lingkungan sosial juga berparan dalam membentuk anak menjadi anak.

Oleh: Asep Purnomo Sidi (PK Pertama)
Sumber: Ditjenpas.co.id

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker