HH: Antara Hana Hanifah dan Haikal Hassan Mana yang Lebih Hina?

 

Oleh:
Rudi S Kamri

Artis FTV yang cantik jelita Hana Hanifah (HH) ditangkap di Medan oleh jajaran Polda Sumatera Utara karena disangka melakukan aktivitas prostitusi. Media mainstraim dan media sosial sontak heboh. Dalam beberapa hari ini semua orang mengkupas tuntas tentang HH. Mulai tarif yang Rp 30 Juta semalam sampai goyang tiktok HH yang memang benar-benar aduhai. Sampai-sampai saat kita ‘googling’ dengan clue prostitusi, yang keluar berita dan foto si artis yang memang cantik luar biasa.

Poltabes Medan pun bahkan perlu mengadakan konferensi pers dengan latar belakang si artis HH yang tunduk dipermalukan di muka umum. Kita tahu dalam setiap kegiatan prostitusi selalu melibatkan setidaknya tiga pihak: si perempuan, si pemakai dan si perantara. Pertanyaannya mengapa hanya si perempuan yang dipermalukan di muka umum dan menjadi sorotan media ? Mengapa si lelaki pemakai tidak sekalian dipermalukan di depan publik dan menjadi sorotan masyarakat?

Betapa tidak adilnya negara dan masyarakat memperlakukan perempuan. Si Lelaki hidung belang sudah pasti juga mempunyai andil besar untuk sebuah kegiatan prostitusi. Kalau kita bicara moral, si lelaki dan mucikari tidak kalah bobotnya dalam turut andil menciptakan kegiatan prostitusi.

Hana Hanifah senasib dengan Vanessa Angel. Mereka sama-sama menjadi korban ketidakadilan negara dan kita dalam memperlakukan mereka. Stigma moral bejat begitu mudah kita jatuhkan kepada para perempuan penjaja nikmat tapi kita lupa tidak memperlakukan sama kepada para penghamba kenikmatan yaitu laki-laki yang membayarnya. Padahal menurut saya laki-laki yang menyewa jasa mereka punya double stigma. Karena bukan tidak mungkin mereka sudah berkeluarga, jadi mereka pantas mendapat stigma pezina sekaligus stigma pengkhianat keluarga.
Lalu mengapa kita memperlakukan berbeda?

Saya hanya mengajak kita untuk adil bersikap. Negarapun seharusnya juga bertindak sama. Para perempuan muda tersebut bagi saya adalah korban. Korban dari maraknya gaya hidup borjuis dan generasi ‘instant success’. Mereka harus diselamatkan bukan dihinakan. Lepas dari salahnya tindakan mereka, di mata saya mereka masih lebih terhormat dibanding perempuan yang bermain cinta dengan suami orang, atau para koruptor atau dengan para kadal gurun yang menyebarkan kekacauan di negeri ini.

Coba juga bandingkan dengan Haikal Hassan yang membiayai akun @opposite6890 tapi mengelak tahu akan aktivitas si penyebar hoax. Sama-sama berinisial sama HH, siapa diantara keduanya yang lebih membahayakan kehidupan kita dan masa depan bangsa?

Salam SATU Indonesia
(16/7/2020).

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker