Xi Mingze, Putri Tunggal Presiden China yang Cantik dan Misterius

Abadikini.com, BEIJING – Putri tunggal Presiden China Xi Jinping memang menjadi sosok yang misterius karena sangat sedikit hal yang dapat diketahui publik mengenai putri kesayangan salah satu pemimpin terkuat di dunia itu.

Namun, tidak seperti Ivanka Trump (Putri Presiden AS Donald Trump) atau pun Malia dan Sasha Obama (putri mantan Presiden Barack Obama), hanya beberapa orang yang tahu namanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, putri tunggal Xi Jinping bernama Xi Mingze.

Xi Mingze diketahui merupakan anak dari perkawinan Xi Jinping dengan istri keduanya—penyanyi rakyat terkenal—Peng Liyuan.

Xi Mingze yang saat ini berusia 27 tahun ini lahir pada 27 Juni 1992. Dia belajar bahasa Prancis di sekolah menengahnya, Sekolah Bahasa Asing Hangzhou.

Layaknya anak para pemimpin dunia, Xi juga dikelilingi para pengawal China 24 jam sehari. Privasi gadis itu juga dijaga ketat oleh ayahnya.

Sosoknya yang misterius mirip putri-putri Presiden Rusia Vladimir Putin yang sarat dengan rahasia. Sensor ketat internet oleh China juga membuat sosok Xi Mingze sulit dikenal oleh dunia luar.

Xi Mingze, yang belajar psikologi dan bahasa Inggris, lulus dengan gelar Bachelor of Arts pada 2014 dan kembali ke Beijing.

Pada 2015, dia tampil di depan umum bersama orang tuanya sejak ayahnya berkuasa pada 2013, di desa terpencil Yanan di Liangjiahe, provinsi Shaanxi, untuk menyampaikan salam Tahun Baru Imlek kepada penduduk setempat.

Menurut China Times, dia dijuluki “Xiao Muzi” oleh kakeknya—revolusioner Komunis dan mantan pejabat negara Xi Zhongxun.”Dia menunjuknya sebagai sosok polos dan sopan yang berguna bagi masyarakat,” tulis media China tersebut.

“Dia terkenal sebagai gadis yang sederhana dan suka bergaul, membaca dan fashion di antara hobinya,” demikian profil singkat Xi Mingze tahun 2012 yang ditulis surat kabar Taiwan.

Pada 2008, setelah gempa bumi Sichuan yang dahsyat, Xi Mingze yang kala itu remaja berusia 16 tahun meminta cuti sekolah untuk menghabiskan satu minggu guna membantu korban bencana, termasuk merawat para korban yang selamat. Hal itu diungkap Ibunya kepada media setempat kala itu.

Ditanya apakah dia khawatir tentang keselamatan putrinya, Xi Jinping berkata; “Karena gempa bumi telah merenggut begitu banyak nyawa dan memicu bencana besar, putri saya harus pergi ke garis depan untuk membantu. Selama tujuh hari sebagai sukarelawan, dia bekerja keras dan tidak pernah mengeluh. Dia belajar banyak dan juga membuat banyak teman lokal. Dia mengatakan orang-orang di Sichuan ramah, kuat, dan baik hati.”

Dia pernah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 2010 untuk belajar di Universitas Harvard di Massachusetts dengan nama samaran, tetapi tidak sampai 2012 dan tak banyak orang yang pernah mendengar sosoknya.

The Washington Post pertama kali melaporkan pada bulan Mei tahun itu bahwa Xi adalah seorang sarjana di sekolah Ivy League yang bergengsi, tetapi memasukkan beberapa perincian lain kecuali bahwa kehadirannya “tidak penting”. Media itu hanya menulis hal umum tentang Xi, yakni; “Sesama pelajar yang menggambarkan (dirinya) rajin belajar dan bijaksana.”

Laporan tersebut mencatat bahwa Xi Mingze telah menghadiri sebuah diskusi tentang keributan politik yang mengguncang Partai Komunis China yang berkuasa.”Yang mana sarjana sarjana perempuan yang rendah hati dengan andil langsung dalam hasilnya, duduk mendengarkan dengan penuh perhatian dari deretan atas ruang kuliah,” tulis Washington Post.

Belakangan pada tahun itu, seorang jurnalis dari Mail on Sunday Inggris berhasil melacak beberapa orang yang mengenalnya, dan menerbitkan sebuah cerita singkat disertai dengan foto Xi yang muncul di Facebook.

“Dia kutu buku, sangat pendiam dan rajin belajar,” kata salah seorang kenalannya, seorang penulis China, kepada surat kabar tersebut yang dilansir news.com.au, Sabtu (13/6/2020).

Dia disebut mengabdikan diri untuk studinya, menghindari gaya hidup pesta dari mahasiswa Harvard China yang lain, Bo Guagua, putra politisi China; Bo Xilai.

Cerita itu berisi beberapa detail menarik, tetapi dianggap sebagai bom di media sosial China. Sebuah foto artikel tersebut dibagikan secara luas di Weibo, yang berhasil lolos dari sensor untuk beberapa waktu karena menjadi gambar, bukan teks.

Layanan pemantauan Universitas Hong Kong, Weiboscope, melaporkan bahwa gambar itu akhirnya dilarang, seperti juga posting ulang cerita berikutnya—kemungkinan karena pertanyaan canggung tentang bagaimana Presiden Xi Jinping, dengan gaji resmi sekitar USD13.000, dapat mampu mengirim ratusan ribu dolar untuk putrinya ke salah satu universitas termahal di dunia.

Menurut koresponden Asahi Shimbun, Kenji Minemura, yang menghadiri upacara di Harvard, identitas aslinya hanya diketahui oleh segelintir dosen yang kurang dari sepuluh orang dan teman dekat.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker