Kisah Dokter Perawat Pasien Corona Menangis

Abadikini.com, MALANG – Air mata dr Ungky Agus Setiawan (40) perlahan menetes mendekati masker penutup mulut yang dikenakannya. Kami pun ikut terbawa sesak dan tidak kuasa untuk memberikan pertanyaan lanjutan.

Awalnya jawaban lancar diberikan, karena menyangkut pasien yang tengah dirawat dan dinyatakan positif Covid19. Namun dr Ungky harus terhenti dan seolah terbawa, saat mendapat pertanyaan yang menyentuh pribadinya.

Saat itu seorang wartawan menanyakan perasaannya, takut atau tidak bersentuhan langsung dengan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

“Gimana ya, kita sudah disumpah,” kata dr Ungky terhenti, seraya meneteskan air matanya. Kata-katanya pun tertahan di tenggorokan. Ia sejenak menata kata untuk wartawan di depannya yang sedang menunggu jawaban.

Mengutip dari Merdeka Jumat (20/3), Wartawan pun terbawa haru, saat itu pun langsung meminta maaf telah memberi pertanyaan yang menyentuh perasaan.

“Kalau dulu sudah menangani SARS. Tapi, Covid ini perjalanannya cukup cepat. Karena penyakit baru. Ya, kita harus siap,” tambah Ungky sambil menarik nafas dengan kalimat yang masih terbata-bata.

Dokter Ungky adalah seorang spesialis paru, sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 di RSSA Malang. Dia termasuk kategori orang dengan risiko tinggi terinfeksi virus, karena keseharian langsung berkomunikasi, bahkan bersentuhan dengan pasien.

Tetapi masyarakat sangat membutuhkan perannya, apalagi dalam situasi yang mewabah di seluruh dunia. Lahir batin atau fisik dan spikis tentu harus kuat dengan segala risiko.

“Semua menyemangati, kita siap. Karena (dokter) penyakit paru, kita harus siap. Ya seperti tentara kita di depan,” terangnya.

Ungky yang alumni Universita Brawijaya (UB) itu sadar sebagai orang yang rentan terinfeksi. Karena itu ikhtiarnya adalah menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar dan prosedur penanganan Covid-19.

Selain itu, juga meningkatkan imunitas diri melalui makaman bergizi serta bekerja sesuai porsi. Tubuhnya harus mendapat cukup istirahat atau sebanding dengan kerjanya.

“Ya menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, meningkatkan imun. Kemudian paling penting kita punya optimis dan kerja sesuai porsi. Kalau memang kecapekan, ya semua ada batasnya. Kita harus jaga kondisi,” ungkapnya.

Ungky juga bekerja secara tim bersama para dokter dan perawat lain dengan segala risiko. Tetapi sebagai profesional panggilan tugas harus tetap dijalankan.

“Saling menyemangati ya. Rasa takut itu ada, tapi ini demi masyarakat semuanya. Kalau tidak kita tangani siapa lagi yang membantu permasalahan ini,” terangnya.

Kunci terpenting yang harus dipegang dalam kondisi sekarang ini adalah optimisme dan berfikir rasional. Masyarakat harus menjauhkan diri dari berpikir tidak rasional, apalagi apatis, sambil terus meningkatkan kewaspadaan sesuai yang disarankan .

“Jadi keresahan yang berlebihan, yang membuat berpikir tidak rasional itu yang harus disingkirkan. Kita harus optimis pasti bisa. Ya (optimisme akan menbantu). Kewaspadaan tinggi harus kita jalankan dalam kondisi seperti ini,” tegasnya.

Dokter Ungky dan petugas yang lain bertaruh nyawa menghadapi Covid19 yang memang menjadi persoalan bersama. Kita harus support bahwa mereka tidak sendiri berjuang menghadapi persoalan ini.

Setidaknya, masing-masing harus sehat dengan menjaga diri sesuai dengan instruksi atau kebijakan pemerintah. Jika kita sehat, tentu tidak menambah beban kerja dokter Ungky. Semoga petugas medis sehat selalu dalam menjalankan tugasnya, Amin.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker