Dokter Puskesmas Tolak Teken Surat Rujukan, Bayi 3 Bulan Meninggal di Jeneponto

Abadikini.com, JENEPONTO — Ditinggal mati ibunya saat masih dua bulan, bayi ini akhirnya menyusul. Namun, yang miris, perlakuan petugas saat dirawat di puskesmas.

Awalnya, bayi berusia tiga bulan itu dibawa ke Puskesmas Bontoramba, Jeneponto. Keluhannya, perut kembung.

Karena kondisinya kelihatan parah, keluarga meminta agar Halim –bayi tersebut– dirujuk ke RSUD Lantong Daeng Pasewang. Namun, dokter di Puskesmas Bontoramba menolak menandatangani surat rujukan. Belum diketahui alasannya.

Sudah begitu, Halim sempat tak dilayani dengan baik. Petugas puskesmas berdebat soal domisili bayi itu. Berdasarkan alamatnya, bayi tersebut harus dirawat di Puskesmas Bulusibatang.

Hal itu diakui Kepala Puskesmas Bontoramba, Frida. Halim benar dirawat di puskesmas yang dia pimpin.

Terkait dokter yang menolak menandatangani surat rujukan, Frida menyebut, ada kesalahpahaman.

“Saya tidak tahu kenapa dia (dokter berinisial A) tidak mau tanda tangani rujukan itu. Mungkin ada kesalahpahaman. Miskomunikasi,” kata Frida.

Sebagai kepala puskemas, dia meminta salah seorang perawat menandatangani surat rujukan ke RSUD Lanto Daeng Pasewang.

“Kami sesuai dengan prosedur tetap dirujuk ke rumah sakit. Pasien datang jam 09.00, langsung mau dirujuk,” sebutnya.

Sabtu siang sekitar pukul 13.00, Halim dinyatakan meninggal dunia di RSUD Lanto Daeng Pasewang Jeneponto. Diduga akibat kekurangan gizi. Tidak mendapat asupan ASI setelah ibunya meninggal.

“Bayi tidak mendapatkan ASI karena ibunya meninggal. Jadi bukan gizi buruk murni,” ujar Syafruddin Nurdin, sekretaris daerah Kabupaten Jeneponto, Ahad (19/1/2020).

Syafruddin menjelaskan, Halim adalah anak dari pasangan Mus’ab dan Yusairah. Berdasarkan kartu keluarganya, mereka warga Jalan Nuri, Kota Makassar.

Sementara di Jeneponto, mereka beralamat di Kampung Saluka, Desa Batujala, Kecamatan Bontoramba.

Halim lahir di Kampung Ci’nong. Ibunya ditolong dukun kala itu. Ibunya sekalian berobat ke dukun tersebut. Halim lahir dengan berat badan 1000 gram.

Pada 3 Oktober 2019, dia sempat dirujuk ke RSUD Lanto Dg Pasewang. Dia mendapatkan perawatan di NICU selama dua hari.

Pada 5 Oktober 2019, bayi Halim pulang paksa atas permintaan keluarga. Dia dibawa ke Makassar karena ibunya harus dioperasi sinus.

Sejak lahir, Halim tidak pernah mendapatkan asupan ASI karena ibunya sakit. Dia hanya diberikan susu formula setelah berusia dua bulan.

Saat ibunya meninggal dunia di Makassar, Halim diambil alih untuk diasuh oleh neneknya.

Sumber Berita
Rakyatku

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker