Psikolog Ini Sebut Crosshijaber Terkait Gangguan Perilaku Seksual

Abadikini.com, JAKARTA – Kemunculan crosshijaber viral di media sosial beberapa waktu belakangan. Fenomena para pria yang menggunakan hijab ini dikaitkan dengan gangguan perilaku seksual transvestisme.

Transvestisme adalah gangguan perilaku seksual yang membuat seseorang berpakaian atau mengenakan aksesori yang berlawanan dengan jenis kelaminnya untuk tujuan tertentu. Perilaku berpakaian seperti lawan jenis ini dikenal juga dengan nama crossdressing.

Psikolog klinis Personal Growth Ni Made Diah Ayu Anggreni menjelaskan terdapat dua motif seseorang berperilaku crossdressing seperti crosshijaber yakni dengan dorongan seksual dan tanpa motif seksual.

“Kenapa fenomena ini bisa muncul untuk motif perindividu harus ditelusuri satu persatu. Bisa karena ikut-ikutan saja, bisa karena kelainan seksual transvestisme,” kata psikolog yang akrab disapa Ayu ini, kepada CNN Indonesia yang dikutip Abadikini, Senin (14/10).

Transvestisme merupakan salah bentuk gangguan perilaku seksual parafilia atau ketertarikan seksual pada hal yang tidak biasa atau tabu. Ayu menyebut terdapat dua faktor yang menyebabkan seseorang mengalami transvestisme yaitu faktor psikologi dan neurobiologis.

Secara psikologis, hal ini dapat disebabkan kecemasan untuk menghilangkan stres, dipicu pengalaman masa lalu seperti kekerasan seksual, atau berbarengan dengan gangguan parafilia lainnya seperti ekshibisionis. Sedangkan neurobiologis berhubungan dengan hormon yang dimiliki oleh seseorang.

Hingga saat ini, prevalensi orang dengan transvestisme masih belum diketahui.

“Dari jurnal yang saya baca prevalensinya bisa diketahui. Tapi, ketika ada gerakan yang muncul, orang yang memiliki kepercayaan yang sama bisa muncul,” tutur Ayu.

Menurut Ayu, kehadiran komunitas crosshijaber membuat orang-orang tersebut berani muncul ke publik seperti datang ke masjid atau ikut ke pengajian.

“Karena dalam tidak lagi dikenal identitas pribadi. Mereka menjadi lebih berani dan menganggap hal itu benar,” ucap Ayu.

Crosshijaber yang disebabkan oleh gangguan perilaku seksual tranvestisme ini dapat ditangani dengan perawatan yang tepat. Para ahli seperti dokter, pskiater, dan psikolog akan mencari tahu motif dan penyebabnya. Setelah itu, akan diberikan tindakan seperti psikoterapi, obatan-obatan, atau gabungan keduanya.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker