Trending Topik

Sosok Kontroversial Budayawan Ridwan Saidi Hingga Katakan Kerajaan Sriwijaya Adalah Fiktif

Abadikini.com, JAKARTA – Nama Ridwan Saidi tiba-tiba menjadi topik hangat sejak Selasa (27/8/2019). Pria 77 tahun tersebut disebut bakal dilaporkan oleh Yayasan Kebudayaan Tandipulau usai menyatakan Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif dan merupakan kelompok bajak laut dalam video yang diunggah akun Macan Idealis di YouTube.

Ridwan sendiri sejak lama dikenal sebagai ahli sejarah dan budayawan Betawi. Menimba ilmu di Universitas Indonesia, ia pernah duduk sebagai wakil rakyat pada 1977-1987. Jejak politiknya tercatat cukup panjang, antara lain melalui Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Masyumi Baru yang tidak pernah mendapatkan kursi di DPR.

Selain politik, Ridwan banyak terlibat dalam upaya pelestarian budaya Betawi, salah satunya dengan menulis buku tentang kebudayaan dan masyarakat Betawi, seperti Anak Betawi Diburu Intel Yahudi (1996) dan Profil Orang Betawi: Asal muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadat (1997).

Sebagai penulis, Ridwan terbilang produktif dengan melahirkan buku yang juga berbicara soal politik, utamanya Jakarta, antara lain dalam Golkar Pascapemilu (1992), Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah (2007), serta Kepemimpinan Politik Betawi di Daerah Jakarta 1942-1957 dan Akar Kebudayaannya (2010).

Dikenal sebagai pribadi yang lantang berbicara, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Ridwan kerap memancing kontroversi. Pada 2011, ia dilaporkan oleh musisi Ahmad Dhani setelah pentolan Dewa 19 itu menerima kiriman buku Fakta & Data Yahudi di Indonesia (diterbitkan tahun 2008) yang ditulis Ridwan, lengkap dengan paket bom.

Sang budayawan, yang saat itu acuh dengan pelaporan tersebut, dinilai Dhani telah menyebarkan fitnah lewat buku yang ditulis Ridwan bersama Rizki Ridyasmara sehingga memicu seseorang mengirim bom ke rumahnya. Pada akhirnya, masalah ini memang hilang begitu saja.

Di kesempatan lain, Ridwan kembali menjadi pembicaraan usai menyebut Basuki BTP alias Ahok yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI dengan ‘bekerja pakai mulut’ pada 2016. Penampilannya di program televisi Indonesia Lawyers Club juga beberapa kali menuai protes, seperti pada Maret lalu ketika Ridwan mengomentari gaya panggung dan penampilan Ma’ruf Amin.

Yang terbaru, Ridwan dianggap mengeluarkan pernyataan yang tidak berlandaskan fakta sejarah terkait komentar soal Kerajaan Sriwijaya. Ketua Yayasan Tandipulau Erwan Suryanegara berkata bahwa sejarah dan bukti keberadaan Sriwijaya telah dikaji baik secara lokal, nasional, maupun oleh masyarakat internasional.

“Pernyataan Kerajaan Sriwijaya fiktif ini keluar dari orang yang tidak punya kapasitas membicarakan Kerajaan Sriwijaya sehingga kontroversial. Itu sebenarnya pernyataan ngawur. Pernyataan yang tidak mendasar tanpa memiliki data yang ilmiah,” ujar Erwan, Selasa (27/8).

Menanggapi kontroversi ini, sejarawan Universitas Nasional Andi Achdian dan dosen sejarah Universitas Sriwijaya Farida Wargadalem sepakat bahwa Ridwan seharusnya memiliki bukti-bukti yang mendukung pernyataan tersebut.

“Jadi yang penting dari Ridwan Saidi adalah bukti-bukti apa yang dia sampaikan, bukan argumennya ya. Buktinya apa? Misalkan temuan arkeologis dari kampung kampung perompaknya seperti ini. Ya kan, bisa begitu kalau memang dia punya bukti-bukti yang ingin dia sampaikan. Bukan cuma opini,” kata Andi, seperti dikutip Abadikini dari CNN, Rabu (28/8/2019).

Editor
Tonny F

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker