Studi Temukan Usia Ibu saat Melahirkan Pengaruhi Sifat Anak

Abadikini.com, JAKARTA – Usia orang tua saat melahirkan anak berpengaruh pada kepribadian anak. Penelitian terbaru menunjukkan, anak-anak yang terlahir dari orang tua berusia lebih tua cenderung memiliki perilaku yang baik atau kurang agresif.

Studi dari Belanda ini menganalisis perilaku umum pada anak-anak yang lahir dari orang tua berusia lebih tua. Penelitian ini berangkat dari tren yang berkembang di negara maju dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pasangan memilih memiliki bayi pertama saat sudah menginjak usia lebih tua daripada orang tua baru pada umumnya.

Para peneliti menganalisis perilaku lebih dari 32 ribu anak di Belanda saat mereka berusia 10-12 tahun. Perilaku anak dinilai oleh ayah, ibu, guru, dan anak-anak itu sendiri melalui standar yang sudah ditetapkan peneliti.

Usia ibu dalam penelitian ini berkisar antara 16 hingga 48 tahun, sedangkan ayah berusia 17 hingga 68 tahun.

Hasilnya, anak yang lahir dari usia orang tua lebih tua atau di atas 35 tahun memiliki kepribadian yang lebih baik. Peneliti menduga, perilaku yang lebih baik disebabkan oleh beberapa hal, termasuk pendidikan orang tua yang lebih tinggi.

“Mungkin beberapa alasan yang mendorong minimnya tingkat agresi anak adalah lebih banyaknya pengalaman dan tingginya pendidikan yang dimiliki orang tua [berusia di atas 35 tahun],” ujar peneliti Dorret Boomsma dari Vrije University, Amsterdam, mengutip Daily Mail.

Untuk diketahui, jumlah wanita hamil di atas usia 40 tahun meningkat hampir dua kali lipat dari 20 tahun lalu. Hampir 29 ribu wanita paruh baya di Inggris dan Wales memiliki anak pada 2017 lalu. Angka itu meningkat dari hanya 14.739 pada 1997.

Namun, di sisi lain, melahirkan di usia tua dapat meningkatkan risiko kesehatan pada anak dan ibu. Studi lain juga menemukan, melahirkan di usia tua mendorong risiko autisme dan skizofrenia yang lebih tinggi pada anak.

Kehamilan pada usia tua juga berisiko tinggi akan keguguran, pre-eklampsia, dan kebutuhan akan operasi caesar.

Editor
Irwansyah
Sumber Berita
CNN
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker